Ten

602 70 7
                                    



Kemanapun kau pergi kau akan kembali padaku, Jimin mu. Seperti lelahnya burung terbang, dia akan berhenti di dahan. Tapi kalau Seulgi, dia berhenti tepat di hati Jimin, dan tidak akan terbang kemana pun lagi. Hati Jimin terlalu luas untuk dia berputar-putar disana.


"Kak, kok mau sih balikan?" Daniel baring santai di kasur Seulgi. Jimin saja tidak tahu. Kalau tahu, mungkin dapet lebih daripada Lamborghini. Barangkali rumah hanya jika dia mau pindah dari rumah Seulgi.

Tapi sorry ya. Kang Daniel anti suap.

Seulgi berbalik, "Kenapa ya? Susah sih ya punya mantan ganteng kaya begitu. Manis lagi. Suka kesel sebenarnya kalau dia senyum-senyum sama cewe lain." Dia kembali ngaca.

"Mantannya yang kemarin pasti nih."

Seulgi tidak mengangguk, tapi Daniel yakin tebakannya bener. "...yah Kak, Jimin ga pernah suka."

"Dia nepatin janji dong,"

"Hah? Janji apa?" Daniel bangun dari tidurnya.

"Kalau dia ga bakal suka cewe lain selain gue. Till we meet again, meet heart to heart!"

"Sumpah dia janji kaya begitu?" Daniel ketawa ngakak sesudahnya. "...haha gayanya aja yang sok, nyatanya bucin tingkat dewa."

Seulgi hanya ngangguk setuju. Ya, pesonanya Seulgi siapa yang tahan. Jimin aja kalah.




Di ruang tamu,

"Maaf Seok? Jin? Atau --- siapapun kamu, sebentar lagi saya official dengan Seulgi. Tapi gapapa deh kalau mau ngapel terakhir kali," siapa lagi yang sombong seperti itu kalau bukan Jimin.

Kim Seokjin hanya menggelengkan kepalanya sembari menunggu gadis yang sama dengan si mulut besar ini. Jangan lupakan satu pria lagi, Lee Taeyeong yang sebelumnya jika sudah di semprot Jimin.

"Itu dia," seru Taeyeong, dia pun bangkit dan meluk Seulgi. Jimin santai kaya di pantai, mumpung belum official, mah dia biarin dulu.

"Sayang," Jimin berdiri dan meluk Seulgi. Juga dibalas gadis itu.

"Dai tadi Jim?"

"Engga yang," Seulgi tersenyum mendengar itu.

"Yang, kita dah jadian kan?"

"Loh? Bukannya dari kemaren waktu aku nelfon?" Jimin mau terbang ke angkasa woi. Dia tawa bangga sambil liat Jinseok dan dagu runcing.

"Tuh denger, maap-maap ni, besok Jan ngapel lagi ye? Nganggur sana hahah!"
Dia ketawa sendirian, tapi Seulgi pasang raut serius.

"Ga boleh gitu Jim, gue yang ngundang mereka."

"Bukannya datang ga diundang?" Seulgi menggeleng.

"Jadi tuh ya, Seokjin eoppa punya perumahan elit di Amerika--"

"Tu-tunggu dulu, kamu bener ngusir aku kesana? Ih Seul."

Seokjin nahan ketawa. Seulgi lanjut bicara, "Engga Jim, kita. Maksud gue kita tinggal disana abis nikah."

"Ebuset. Dah siap di kamar eh di lamar."

"Siap lah, bilangin ortu kamu Dateng ya Minggu depan,"

"Wagelaseh, emang luar biasa lu Seul."

"Cinta tapi kan?"

"Ehe, cinta lah. Maap-maap ni Jinseok, Jan cemburu." Seulgi tersenyum ketika Jimin memeluknya. Kemudian mencium keningnya.






Cinta tidak serumit itu! Yang rumit bagaimana kita menafsirkan perasaan orang lain terhadap kita dan juga sebaliknya.



End!

Makasih buat yang baca sampai part ini.
Yang udah berbagi tawa sama gue.
Maap ceritanya an paedah. Wkwk
Love u

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTAN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang