1. Awal baru

321 16 0
                                    

Tok!

Tok!

Tok!

Tok!

"Wulan. Buka pintunya!!!"

"Wulan buka atau gue dobrak!!!"

"Wulan gue hitung sampai tiga kalau enggak dibuka gue dobrak nih pintu!!"

"Sat... Tu!"

"Du... A!"

"Ti..."

Ceklek

Bunyi suara pintu dibuka membuat wanita yang tadinya sibuk menghitung itu mendelik tajam ke arah perempuan yang sekarang sedang menguap dengan lebarnya. Sungguh tidak sopan.

"Kenapa si kak? Pagi-pagi udah berisik aja. Kalau mau berangkat ke kantor ya berangkat aja jangan lupa duitnya taruh ditempat biasa terus masakin sarapan, makan siang juga jangan lupa sama cem-"

"Aduhh kak sakit!" Wanita itu sudah kehabisan kesabaran. Dengan tenaga yang kuat ia menjewer telinga adik perempuannya itu dan menulikan telinganya saat adik perempuannya yang bernama Wulan itu meringis kesakitan.

"Kak lepasin ih! Mau bunuh Wulan ya?!" Nazwa. Menjauhkan tangannya dari telinga Wulan kemudian berkacak pinggang dengan emosi yang sudah berada dipuncaknya.

"Sudah jam berapa ini? lo lupa kalau hari ini lo masuk sekolah?!"

Wulan tertawa. "Jangan halu kak. Udah ah Wulan mau lanjut tidur lagi,"

Nazwa menarik belakang kerah baju tidur Wulan kemudian membalikkan badan gadis itu untuk menatapnya.

Wulan berdecak sebal sambil menatap kakak perempuaanya dengan malas. "Apalagi sih kak?!"

Nazwa menyalakan ponselnya kemudian membuka aplikasi kalender setelah ketemu apa yang ia cari. Ponsel itu ia langsung codongkan tepat di depan wajah Wulan.

"Buka mata lo lebar-lebar. Liat itu tanggal sama hari," Dengan malas Wulan melihat tanggal dan juga hari yang berada di kalender ponsel Nazwa.

Wulan mengerutkan dahinya kemudian mengucek matanya, apa ia salah liat ya? Di dalam kalender tersebut tertera bahwa hari ini adalah hari Senin yang dimana hari ia masuk sekolah setelah libur panjang pergantian semester.

Wulan merebut ponsel itu dari Nazwa kemudian meneliti kembali tanggal, bulan dan juga tahunnya. Mata Wulan terbelalak, hari ini adalah hari masuk sekolahnya tapi kenapa ia tidak tau.

Nazwa merebut ponselnya dari tangan Wulan kemudian tersenyum sinis. "Udah jelas kan? Sekarang cepat mandi atau lo gue tinggal!"

Jderr

Nazwa terperanjat kaget saat Wulan menutup pintu kamarnya dengan dibanting. Jika bukan adik sudah dari dulu Nazwa akan memutilasi Wulan tapi jika tidak ada adiknya yang satu itu, rumah dengan berlantai dua ini akan terlihat sepi.

Sekitar lima tahun yang lalu. Kejadian yang tidak pernah mau diinginkan oleh keduanya saat dimana kedua orangtua mereka harus meninggalkan Wulan dan Nazwa karena kecelakaan pesawat yang menimpa oleh kedua orangtua mereka. Dan sejak saat itu Nazwa berjanji akan terus menjaga Wulan dan memenuhi segala kebutuhan adiknya itu.

Ceklek

Suara pintu dibuka berhasil membuat Nazwa kembali ke alam sadarnya, disana ia bisa melihat Wulan yang sedang menongolkan kepalanya dari balik pintu.

"Apa?!"

Wulan menyengir. "Cuman mau kasih tau kalau tali itunya keliatan,"

Nazwa terdiam untuk mencerna ucapan Wulan kemudian setelah tau apa yang dimaksud oleh Wulan, tangannya langsung meraba-raba daerah lehernya tetapi tali surgawinya masih tetap berada pada tempatnya hingga akhirnya ia tau bahwa ia dikerjai oleh Wulan.

DECIDE Yes, BECOME AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang