29. Satu lagu, satu cinta

41 1 0
                                    


Berjanjilah menjadi lelaki sejati dengan cara hanya memiliki satu wanita dan menyayanginya sepenuh hati serta memperlakukannya seperti putri.


"Wulan mau kemana?" Suara itu membuat seorang gadis perempuan yang sedang berdandan itu pun langsung terkaget buru-buru ia mengelus dadanya dan untungnya gadis itu tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

"ihh, kak Nazwa bikin Wulan kaget aja." ucap wulan, kemudian nazwa pun tertawa dan langsung masuk kedalam kamar Wulan.

"Mau kemana sih?"  Tanya nazwa yang sedikit kepo dengan adik perempuannya itu pasalnya Wulan tidak pernah dandan kalau Wulan tidak menghadiri acara resmi.

"Woyy, mau kemana?" Tanya nazwa sekali lagi.

Wulan pun tersenyum malu-malu membuat nazwa menjadi geli dengan kelakuan aneh Wulan.

"Menurut kak nazwa, Wulan mau kemana?" Nah ini dia nih, yang bikin nazwa langsung terpancing amarah, seharusnya jika ada seseorang bertanya maka orang yang ditanya harus menjawab bukan malah bertanya balik.

"Lo kira gue dukun, bisa tau semua kegiatan Lo." ucap nazwa langsung menyemprot Wulan dengan omongan Sadisnya.

Wulan mendengus, "ya kali gitu kak, Lo kan gak pernah liat gue dandan kalau mau pergi kecuali kalau lagi ada acara doang, emangnya Lo gak kepo? Hemm?"

"Emang iya, biasanya kan Lo kalau mau dandan cuman pergi ketempat acara yang resmi aja, lah tumben Amat Lo dandan, mau ketemu sama Mentri keuangan dan presiden?" Tebak nazwa dengan ngasal membuat Wulan menjadi mendengus tidak suka.

"Kenapa sih kalau lagi ribut sama gue selalu ada sangkut pautnya sama presiden?" Tanya Wulan geram karena pasalnya setiap mereka berdua ribut pasti selalu saja ada kata presiden yang disebut oleh Nazwa.

Nazwa menautkan alisnya, "sejak kapan?"

Wulan memutar mata malas, "seterah dehh, gue mau pergi dulu."

Saat Wulan ingin keluar dari dalam kamarnya nazwa pun mencegah Wulan dengan memegang pergelangan tangannya.

"Mau kemana Lo?" Tanya nazwa lagi entah yang sudah berapa kali dirinya menanyakan kata-kata itu Mulu.

"Mau jalan sama Arya lah kan hari Minggu, emangnya Lo diem dirumah aja."  setelahnya Wulan langsung pergi begitu saja sebelum nazwa akan murka dengan dirinya.

"EH GUE UDAH PUNYA SUAMI YA!" Teriak nazwa geram.

"BODO AMAT!" Balas teriak wulan.

****

"Kita mau ke mana Arya?" Tanya Wulan kepada Arya yang sedang menyetir mobil.

"Naik becak." jawab Arya singkat, padat dan jelas.

Wulan melongo, "serius?"

Arya mengangguk dalam posisi masih fokus dengan setirnya, "kenapa emang nya? Gak mau karena panas ya?"

Memang saat ini sedang dalam panas-panasnya padahal baru saja jam 11:00 tapi panasnya udah keliatan bangat , uhhh gak kuat.

Wulan menggeleng, "enggak kok, tapi kita mau naik becak dimana? Ini Jakarta loh Arya hanya tempat-tempat wisata aja yang sediain transportasi itu."

DECIDE Yes, BECOME AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang