10. Makan Hati

45 5 0
                                    


Olahraga adalah pelajaran yang paling digemari oleh para murid karena selain bisa bebas dari pelajaran hitung-hitungan, selain itu juga bisa melihat cowok-cowok keren yang lagi bermain basket, sama halnya seperti wulan ywng sedang memperhatikan arya dari kejauhan, disana arya sedang bermain basket bersama teman-temannya meskipun kelas mereka berbeda karena arya XII IPS  1 sedangkan wulan XII IPS 3 tetapi yang namanya hari hoki tidak bisa ditunda seperti sekarang jadwal olahraga mereka bisa disatukan karena guru olahraga kelas wulan tidak bisa hadir jadi digantikan oleh guru olahraga kelas arya.

"Gue dengar-dengar, anak basket pada mau lomba," mata wulan langsung menatap ke arah audi yang sedang menggigit es batu disampingnya.

"Kok gue gak tau?"

Audi hanya mengangkat bahu acuh, "arya gk kasih tau?"

Wulan menggeleng, "enggak."

"Lo bukan prioritasnya kali."

"Emang bukan prioritasnya kan."

Audi langsung menatap wulan dengan pandangan tidak mengerti, "lo belom jadian?"

Wulan menggeleng, "belom."

"Cepetan jadian soalnya yang gue tau ada anak IPA suka sama arya."

Mata wulan membulat, "siapa?"

"Enggak tau."

Wulan mengeluarkan napas pasrah kemudian pandangannya kembali lagi menatap arya.

"Cewek kayak gue cocok gak bersanding sama arya?"

"Kenapa tanya kayak gitu? Biasanya lo pede-pede aja dekat sama cowok yang modelnya kayak arya."

"Ini beda di, gue ngerasa kalau gue itu gak cocok dekat sama arya, lo liat sikap gue, beda jauh kan? Sama kriteria jadi cewek arya."

"Lo ngarep banget jadi ceweknya ya?"

Wulan menginjak kaki audi, "gue ngincer dia dari awal masuk sekolah sampai sekarang dan kalau sekarang udah ada kesempatan gak boleh disiasiain."

Audi mengarahkan kepala wulan ke arah lapangan, "noh lo liat noh, cowok inceran lo."

Wulan menyipitkan matanya, dipinggir lapangan sana arya sedang meminum air yang baru saja diberikan oleh seorang cewek yang berada disampingnya, cewek itu memakai kaos basket kalau tidak salah cewek itu mengikuti kegiatan basket putri.

"Tuh cewek yang baru gue bilang tadi, yang suka sama arya."

"Sok tau lo."

"Ya jelas tau lah, tuh cewek dulu incerannya putra."

"Sebelum dekat sama lo tapi." lanjut audi.

Wulan masih memperhatikan mereka berdua, disana arya terlihat sangat bahagia saat dekat sama cewek itu, ia memang ingin melihat arya bahagia tapi bahagianya bersama dirinya bukan bersama orang lain.

"Jadi perlakuan manisnya dia selama ini ke gue itu maksudnya apa?"

"Ya lo tanya lah, biasanya frontal terus."

"Gue kan bilang dia itu tipikal cowok spesial buat gue, jadi mending sikap gua yg kayak gitu harus gue ilangin deh," Wulan menarik napas pasrah.

"Cinta gak ngajarin lo buat jadi bodoh." wulan menautkan alisnya atas ucapan audi.

"Maksud lo apaan?"

"Lo yang lebih berpengalaman, lo pasti tau." setelah berkata itu audi bangun dari duduknya kemudian pergi dari lapangan.

Pandangan wulan kini menatap ke arah arya lagi, cewek yang bersama arya tadi rupanya sudah pergi sekarang giliran wulan yang menghampiri arya.

"Haii ar." sapa wulan kepada arya yang sedang beristirahat.

Arya mendongak kemudian tersenyum tipis saat melihat Wulan ada didepannya, "Haii juga."

"Emm, boleh duduk?"

Arya mengangguk, "duduk aja."

Wulan pun duduk disamping arya, "udah minum? Kalau belom biar wulan beliin."

Arya mengangguk, "udah kok, makasih ya."

Sebenarnya tujuan wulan menghampiri arya hanya untuk bertanya perihal cewek yang bersama arya tadi, tapi kalau ditanya sekarang kayaknya bukan waktu yang tepat.

"Arya nanti wulan bareng ya pulangnya sama arya." biarlah berucap bohong sedikit biar bisa dianter pulang bareng sama arya.

"Kak nazwa gak jemput?"

Wulan menggeleng, "enggak, lagi sibuk katanya."

Arya mengangguk paham, "yaudah nanti tunggu di parkiran aja."

Mata wulan berbinar, "makasih arya, yaudah wulan ke kelas dulu ya, semangat main basketnya."

Arya tersenyum, "iya."

****

Sudah sekitar 10 menit wulan menunggu arya di parkiran, rasa lelah dan gerah sudah menyelimuti dirinya tetapi orang yang di tunggu belum juga datang.

Dilihatnya dari kejauhan arya sedang berjalan menuju parkiran, dengan denim berwarna telur asin yang menempel di badannya yang sempurna membuat kesan tersendiri bagi kaum hawa yang melihatnya.

"Udah lama nunggunya?" wulan diam tidak menjawab pertanyaan arya tetapi pandangannya menatap mata arya dengan intens.

"Pelet gue lagi kumat sampai bikin lo diem lagi?" arya mencubit hidung wulan membuat wulan langsung sadar dari diamnya.

"Eh kapan arya datang?"

"Udah dari tadi semenjak lo natap gue dengan intens." ucapnya seraya mengambil helm di motornya.

Wulan tertawa kikuk, "maaf ya, bawaan lahir biasa."

"Bawaan lahir apanya?"

"Bawaan lahir kalau liat cowok ganteng." Ucap Wulan dengan cengiran yang lebar.

Arya menggelengkan kepalanya atas ucapan wulan, "ayo naik,"

Wulan mengangguk kemudian naik ke atas motor arya, arya pun menyalakan mesin motornya tapi saat ingin menjalankan motornya keluar dari area sekolah suara seorang perempuan memanggil nama arya membuat arya mengurungkan niatnya.

Cewek yang baru saja memanggil arya itu adalah cewek yang suka dengan arya yg tak lain adalah cewek yang memberi minuman kepada arya saat arya sedang bermain basket.

Arya membuka kaca helm full facenya, "kenapa?"

Cewek tadi masih mengatur napasnya mungkin akibat berlari menghampiri arya.

"Gue butuh bantuan sama lo, anterin gue ke rumah ya, ada masalah soalnya."

Arya langsung membuka helmnya, mukanya langsung berubah menjadi pucat, Wulan menyadari perubahan raut wajah itu.

Arya membalikkan kepalanya menghadap ke arah wulan, "maaf wulan, gue gak bisa anter lo pulang."

Wulan menjadi lesu pandangannya menatap ke arah cewek itu dan arya bergantian.

Dengan pasrah wulan turun dari motor arya.

"Ayok naik Ref." cewek yang baru saja di panggil namanya itu pun langsung naik ke atas motor ninja arya.

"Maaf ya lan gue gak bisa antar lo pulang, lo hati-hati ya, kalau ada apa-apa kabarin gue, gue duluan." dan setelahnya motor arya keluar dari area sekolah dan sekarang tinggalah wulan yang sedang menyumpah serapah cewek itu. Gara-garanya ia gagal pulang bersama arya.





Ref? Ref siapa ya? Apa hubungannya bersama Arya?
Masih tahap revisi ya...
Saya menerima kritik dan saran dari kalian semua baik berupa komentar ataupun chat pribadi dalam menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

DECIDE Yes, BECOME AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang