Meskipun kita gak punya hubungan yang jelas, tapi kalau aku liat kamu sama perempuan lain, rasanya itu gak rela."Kita akan buat kelompok praktik, jadi dikelas kita bapak akan bikin empat kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang, dan tugas untuk kelompoknya itu kalian pergilah mencari satu buku sastra lalu kalian ringkas dan di jilid menjadi satu bagian, ingat ya jika tidak ada kelompok yang mengerjakan atau salah satu anggota tidak mau berpartisipasi maka bapak akan tulis di raport kalian nilai nol selain itu juga kalian akan mendapat hukuman berupa mengerjakan semua buku paket dan LKS sastra Indonesia."
"Tugas dikumpulkan lusa, ingat baik-baik ya."
Wulan menghela napas pasrah saat mengingat omongan pak Suji guru bahasa Indonesianya atau lebih tepatnya bahasa sastra, lebih biar kayak anak kampusan katanya bilang seperti gitu.
"Lan, gue pesan sekarang ya." ucap Audi, saat ini mereka sedang berada di depan pagar sekolah untuk memesan kendaraan online karena mereka ingin pergi ke mall tepatnya ke Gramedia untuk membeli buku tugas yang sudah ditugaskan oleh pak Suji, sebenarnya kelompok mereka itu terdapat empat orang, dua lelaki dan dua perempuan, Audi, Wulan, tyo, Michel, yang bertugas membeli buku Audi dan Wulan sedangkan dua lelaki itu mempersiapkan rumah mereka untuk besok meringkas kata-kata yang ada didalam buku.
Wulan mengangguk, "yaudah pesan aja, gue lagi gak mood buat ngerjain tugas ini."
"Emang Lo kira gue juga mau ngerjain tugas ini kalau gak gara-gara ancaman pak berkumis itu." ucap audi kembali mengingat perintah dari guru bahasa sastranya itu.
Kemudian omongan mereka harus terhenti karena tiba-tiba mobil yang dipesan oleh Audi sudah datang kemudian mereka pun masuk dan mobil itu berjalan sesuai alamat yang sudah tercantum.
****
"Arya." panggilan itu membuat sang pemunya nama langsung membalikan badannya.
Disana terdapat seorang perempuan sedang berjalan mendekat ke arahnya.
"Kenapa Refa?" Ya perempuan itu adalah refa siswi kelas XII IPA 2.
Perempuan berambut panjang sepunggung itu pun tersenyum tipis kepada Arya.
"Minta tolong boleh?" Tanyanya dengan suara lugu yang mampu membuat siapa pun pasti akan mengatakan bahwa ia adalah baby face karena pipinya yang gembul putih dan matanya yang membelo.
Arya tersenyum kemudian mengacak-acak puncak kepala Refa.
"Kenapa? Tante Widya kumat lagi?"
Refa mengangguk dengan muka yang sendu, "iya, anterin ya, mau ke rumah sakit."
Dengan segera Arya mengangguk kemudian menggandeng tangan Refa untuk menaiki motornya.
Kemudian mereka pun pergi bersama meninggalkan lingkungan sekolah dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat adegan itu semua dari awal hingga akhir.
****
"Udah belom sih, milih bukunya?" Tanya Wulan yang seribu kalinya, mungkin terlalu lebay ya, tanyanya kesekian puluh kalinya, pasalnya dirinya memang tidak betah berada didalam Gramedia berlama-lama meskipun terdapat Air condition tetapi tetap saja yang namanya berbau buku itu bukan tipenya.
"Sabar dong lan, nanti deh janji abis ini kita shopping." jawab Audi sambil memilih buku-buku sastra tetapi sejak awal datang di Gramedia ini Wulan dan Audi sama sekali belum mendapatkan buku tersebut entah buku tersebut kehabisan stok atau karena memang merekanya saja yang malas bertanya kepada petugas Gramedianya.
Wulan hanya mendengus saja, dari tadi selalu jawaban itu yang diberikan oleh Audi ketika Wulan mengeluh untuk cepat segera keluar dari tempat kutu buku ini.
"Maaf mba, ada yang bisa dibantu?" Suara tersebut membuat Wulan dan Audi sama-sama terkaget kemudian mereka menatap salah seorang petugas laki-laki dengan pakaian hitam kerja Gramedianya.
"Tau aja mas, klao saya butuh bantuan." ucap Audi sambil terkekeh sedangkan Wulan hanya memainkan ponselnya saja sedari tadi.
"Iya, soalnya saya liatin dari tadi kayaknya mba-mba ini mutar-mutar aja sekitar setengah jam makanya saya tanya ke mbanya, butuh bantuan atau tidak?" Jelas petugas laki-laki itu.
"Yaudah mas, saya mau tanya kalau jajaran rak buku sastra Indonesia dimana ya?" Tanya Audi tanpa ada rasa malu sedikit pun, bukan karena apa tetapi disetiap rak itu terdapat nama jajaran buku masing-masing.
Petugas laki-laki itu pun tertawa mendengar pertanyaan dari Audi sedangkan Wulan sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdua setelah mematikan ponselnya.
"Mari ikut saya mba." kemudian mereka pun berjalan ke arah jajaran buku sastra Indonesia dan sudah sampai di tempat jajarannya Audi langsung mengambil satu paket buku yang ditugaskan oleh gurunya.
"Makasih ya mas." ucap Audi berterima kasih.
Petugas itu mengangguk, "lain kali kalau tidak tau tanya aja mba, lagian juga kan disetiap jajaran sudah ada nama bukunya masing-masing sedangkan mba tadi berada dijajaran buku ibu-ibu hamil."
Dan ucapan itu sukses membuat Audi menahan malu sedangkan Wulan menahan tawa.
"Iya udah makasih mas, saya permisi." kemudian Audi pun langsung menarik tangan Wulan untuk membayar buku tersebut terlebih dahulu sebelum buru-buru keluar dari Gramedia.
****
"Sumpah gue malu banget, Lo kenapa gak kasih tau gue sih?" Oceh Audi saat dari tadi mereka keluar dari Gramedia bahkan hingga sedang makan pun audi tetap mengoceh.
Wulan yang sedang men scroll ponselnya itu pun hanya terdiam saja mendengar ocehan Audi.
Tingg...
Ara (kelas): tadi gue ngeliat Arya sama anak kelas IPA, gue gak tau namanya siapa, terus mereka itu soswet bangat pakai segala pegangan tangan dan pegang-pegang kepala gitu.
Mata Wulan melebar saat pesan tersebut sampai di ponselnya, Ara atau disara adalah teman kelasnya yang bisa dibilang ratu gosip, jadinya saat mendapatkan pesan itu Wulan antara ragu untuk meyakinkan dirinya apakah pesan tersebut benar atau tidak.
Wulan: Lo jangan bohong.
Ara (kelas): gue gak bohong sumpah , tadi gue liat sendiri, kalau hp gue baterainya gak lobet udah gue foto tuh ✌
Wulan mencoba meyakinkan dirinya sendiri benar atau tidak pesan tersebut.
Ara (kelas): coba Lo tanya aja ke Arya langsung, Lo kan tau sendiri Arya itu orangnya polos-polos gimana gitu, jadi gak mungkin bohong, kalau benar dia jawab lagi sama cewek berarti yang gue liat tadi tuh benar.
Yang dikatakan Ara memang benar, kenapa ia tidak mencoba menanyakan dulu kepada Arya, apakah Arya sedang bersama cewek lain atau tidak.
Dan jika itu memang benar, jujur ia sekarang merasa sakit hati dan merasa tidak rela saat Arya bersama wanita lain meskipun sekarang Wulan dan Arya memang tidak mempunyai komitmen atau hubungan yang jelas.
Ahhh, sialll hatinya benar-benar tersakiti.
Mau menciptakan konflik tetapi rasanya susah banget ya wkwk...
Yaudah dinikmatin aja ya...
Masih tahap revisi ya...
Saya menerima kritik dan saran dari kalian semua baik berupa komentar ataupun chat pribadi dalam menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECIDE Yes, BECOME Again
Teen Fiction[SELESAI] [SEGERA REVISI] Rank #2 kacau [11/7/2019] Wulandari Tifany. Si gadis dengan sifat bar-barnya. The most wanted girl di SMA Nusa Harapan, primadona sekolah, Playgirl dan masih banyak lagi sifat buruknya sehingga ia di cap tidak baik oleh war...