28 rahasia 2

44 2 0
                                    

****

"Sa-sa sabar, gue lagi panik makanya gak bisa bawa cepat." jawab Michel yang tangannya sudah keringat dingin dan bergemetar.

Sedangkan Tyo yang berada disampingnya Michel dari tadi hanya meneguk air ludah terus-menerus sambil melihat ke arah belakang dan kedepan tidak jelas.

"Tyo Lo gantiin Michel nyetir deh." ucap Audi sambil memegang tangan kakak Michel bermaksud untuk membantu meredakan rasa sakit.

"Aduhh, kakak udah gak kuaaattt." teriak kakak Michel yang sudah dibanjiri keringat.

"Ayo kak, tarik napas kak terus buang, lagi kak, tarik napas terus buang, tarik nafas terus..."

"Jangan tarik napas Mulu, kakak udah gak kuat."

"Huffttt..."

"Huffttt..."

Wulan dan Audi sama-sama bingung harus bagaimana.

"Udah sampai." dan syukurlah mobilnya sudah sampai didepan rumah sakit dengan segera Michel keluar mobil untuk meminta bantuan hingga datanglah dua suster perempuan dan laki-laki yang membawa brankar kemudian kakak Michel segera di taruh diatas brankar itu dan dilarikan kedalam ruang bersalin.

Kemudian mereka berempat pun langsung tergelatak duduk di bangku yang berada di depan ruang bersalin sambil sama-sama meredakan napas mereka yang tadinya berpacu dengan sangat kencang.

"Pengalaman pertama gue." ucap Tyo tiba-tiba, mengingat dimana ia berpontang-panting membantu kakaknya Michel yang ingin melahirkan.

Pikiran Wulan jadi melayang dimana nantinya nazwa setelah menikah akan hamil dan juga akan melahirkan jika suata saat Rizky sedang tidak dirumah berarti dirinya lah yang harus serepot ini juga nantinya untuk membantu kakaknya melahirkan.

"Makasih karena kalian udah mau bantu gue, jujur tadi gue panik bangat karena kakak gue mau lahiran sedangkan jadwal lahirannya diprediksi sama dokter lima hari lagi tapi malah sekarang." ucap Michel merasa tidak enak karena telah merepotkan teman-temannya yang tadinya ingin kerja kelompok tetapi malah membantunya untuk lahiran kakaknya.

"Santai aja kali, lagian kan kita sesama makhluk hidup harus saling membantu." jawab Audi, dirinya bahkan sudah seperti super Hero karena telah membantu orang untuk melahirkan meskipun baru pertama kali.

"Kalau boleh tau keluarga Lo kemana? Kok gak ada dirumah?" Tanya Wulan hati-hati takutnya ia salah bicara.

"Mereka pada kerja, suami kakak gue dan ayah gue kerja sedangkan mamah gua Sama pembantu yang lain pergi belanja bahan-bahan dapur karena mamah suka masak, bilangnya sih perginya sebentar karena gak berani ninggalin kakak gue lama-lama tapi ujung-ujungnya sekarang belum pulang." jawab Michel menginggat omongan mamahnya yang akan pulang cepat bahkan sebelum dirinya pulang sekolah.

"Permisi, keluarga pasien." panggilan dari dokter itu membuat mereka berempat berdiri dari tempat duduk masing-masing kemudian menghampiri dokter perempuan itu.

"Iya, saya adiknya, gimana kakak saya udah lahiran?" Tanya Michel dengan hati deg-degan.

Dokter perempuan itu tersenyum kepada kami berempat, "alhamdullilah, kakak kamu sudah melahirkan dengan keadaan normal dan anaknya berjenis kelamin perempuan."

Disitu kami semua langsung bernapass lega kemudian dengan segera Michel meminta izin kepada dokter itu untuk menemui kakaknya, dokter pun memberikan izin tetapi hanya sebentar dan boleh kembali ditengok saat sudah dipindahkan ke ruang rawat dan bayi sudah dipindahkan di ruang inkubator.

"Chel kayaknya Lo kasih tau keluarga Lo dulu deh, kalau kakak Lo udah lahira." usul Tyo dengan segera michel mengangguk kemudian menghubungi keluarg nya baru setelahnya ia masuk menemui kakaknya.

DECIDE Yes, BECOME AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang