Di dapur bersama dengan dua anak kecil ditemeni dengan handphone yang menjadi sumber segala kegiatan mereka di dapur.
"Jadi kita mau masak apa kak?" tanya alya sambil membolak-balik buku resep makanan.
Wulan berpikir sebentar pandangannya menatap ke arah langit-langit dapur sedangkan jari telunjuknya diketuk-ketukan ke dagunya "masak apa ya yang enak."
"Kak kita udah 10 menit di dapur tapi belum tau mau masak apa," oceh aurel yang sedari tadi meminum air putih dingin karena saking bosannya.
Wulan pasrah, matanya masih terus menjelajah benda pipih yang ada ditangan nya.
"Kita masak nasi goreng aja lah kak." usul alya yang langsung di 'iya' kan oleh aurel.
"Yaudah kita masak nasi goreng, biar kakak telpon kak arya dulu ya."
Dilain tempat arya bersama dengan alfa sedang menunggu didepan mini market, mereka menunggu bukan karena didalam sedang ramai melainkan menunggu wulan yang akan mengabari mereka untuk membeli bahan masakan.
Drtt..
Ponsel arya bergetar tertera nama wulan disana dengan segera arya langsung menggeser gambar telpon berwarna hijau.
"Hallo."
"Hallo arya, lo dimana?"
"Gua didepan mini market tunggu telpon dari lo."
"Yaudah cepat beli bahan-bahannya gue mau masak nasi goreng."
Arya tercengang atas ucapan wulan, jadi dari tadi ia menunggu didepan mini market sampai-sampai di liatin banyak orang karena tidak pergi-pergi dan ujung-ujungnya malah masak nasi goreng.
"Lo gak salah kan lan?"
"Salah apanya?"
"Enggak ada masakan lain?"
"Enggak ada, lagian juga yang mau masak nasi goreng adik lo."
"Yaudah bahan-bahannya apaan aja?"
"Masa bahan nasi goreng aja enggak tau, gimana sih lo."
"Ya gue mana tau emang guebpernah masak nasi goreng."
"Lo pikir gue juga tau gitu? Udah beli setau lo aja, nih lo beli telor kecap sama nasi."
"Kok nasi? Beras kali."
"Yaudah itu, cepetan ya gue tunggu, oke bayy."
Sambungan telpon terputus dan sekarang arya bingung harus mencari bahan masakan nasi goreng.
"Bang kenapa?" tanya alfa.
Arya menatap alfa dengan pandangan sendu, "bahan nasi goreng apaan aja?"
"Jadi masak nasi goreng? Kalau itu mah gampang, alfa tau kok bahan-bahannya, kalau dimini market bahan yang kita cari enggak ada berarti kita harus ke pasar."
Arya hanya mengangguk saja jujur hari ini ia benar-benar harus pasrah menghadapi yag nama nya seorang cewek, dan jujur baru kali ia dekat dengan seorang primadona disekolahnya yang tak lain adalah wulandari tifany ternyata sikap wulan memang suka berubah-rubah.
****
Semua sudah pada berkumpul di meja makan terdapat arya,wulan,alfa,alya dan aurel mereka semua sedang memperhatikan nasi goreng yang berada didalam mangkok kaca besar, secara bentuk nasi gorengnya bagus tapi entah secara rasa.
"Enak gak?"
"Klao gak enak gimana?"
"Harus tetap dimakan."
"Gue enggak yakin."
"Gue juga."
Begitulah argumen dari mereka masing-masing tentang nasi goreng buatan wulan alya dan aurel,
"Kalau emang pada gak mau makan mending enggak usah dimakan nasi gorengnya." ucap wulan sambil mau mengangkat nasi goreng itu."Jangan." ucap kakak adik tersebut kompak.
"Kita makan kok kak."
"Ya kita makan."
Wulan pun akhirnya menaruh kembali nasi goreng tersebut kemudian menyendokan ke piring mereka satu-satu.
Satu suapan masuk kedalam mulut masing-masing.
Mereka semua masih diam tidak ada yang membuka suara.
"Asin." ucap mereka kompak, kemudian mengambil air putih masing-masing.
"Udah enggak usah dimakan ini asin banget." wulan mengangkat piring mereka satu-satu.
"Wulan." cegah arya sambil memegang pergelangan tangan wulan.
Wulan pun menaruh kembali piring itu dimeja makan dan wulan duduk kembali dibangkunya.
"Wajar aja kalau nasi gorengnya asin kan wulan baru pertama kali masak, lagian nantinya juga wulan bisa belajar masak lagi kok."
Wulan tersenyum, "makasih arya."
"Kak wulan nanti kalau udah belajar masak, main kesini lagi ya terus masakin kita." ucap alfa.
Wulan mengangguk kemudian mengangkat kedua jempolnya, "pasti."
"Wulan mau pulang?"
Wulan melihat jamnya ternyata sudah jam 17:50 mau menjelang magrib.
"Yaudah pulang sekarang aja, mau pergi juga soalnya."
Arya mengangguk kemudian pergi ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobil.
"Kak wulan." panggil alya saat wulan sedang memainkan ponselnya.
Wulan mematikan ponselnnya kemudian menatap ke arah alya, "iya kenapa?"
"Kakak pacarnya bang arya?"
Wulan terdiam, "bukan."
"Terus?" tanya aurel bingung.
"Gebetannya bang arya ya kak?" tebak alfa.
Wulan menggeleng lagi, "bukan."
"Terus?" tanya mereka bertiga kompak.
Wulan mencodongkan tubuhnya mendekat kearah mereka bertiga, "kakak itu lagi masa pendekatan sama abang kalian jadi doain aja biar bisa jadian terus jadi kakak ip-"
"Wulan ayok." omongan wulan terpotong saat arya tiba-tiba datang.
Wulan mengangguk kemudian berdiri dari duduknya, "kak wulan pulang ya."
Mereka bertiga mengangguk sambil berdiri dari bangkunya, "iya kak, makasih ya kak udah mau kesini, hati-hati dijalan."
Wulan tersenyum kemudian melambaikan tangannya, "dadah."
Namanya perempuan emosi terus hehehe.
Masih tahap revisi..
Saya menerima kritik dan saran dari kalian semua baik berupa komentar ataupun chat pribadi dalam menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECIDE Yes, BECOME Again
Teen Fiction[SELESAI] [SEGERA REVISI] Rank #2 kacau [11/7/2019] Wulandari Tifany. Si gadis dengan sifat bar-barnya. The most wanted girl di SMA Nusa Harapan, primadona sekolah, Playgirl dan masih banyak lagi sifat buruknya sehingga ia di cap tidak baik oleh war...