20. Nyakitin...

39 5 0
                                    


Omongannya pedes banget, udah
Kayak biji cabe.

Hari ini Wulan sudah mulai masuk sekolah setelah dua hari bolos dan alasannya sekolah hari ini karena ancaman nazwa yang tidak akan memberikan uang jajan jadinya pilihannya adalah berangkat sekolah.

"Bisa gak sih Lo sekali aja gak bikin gue ribet, Lo tau kan lusa gue mau nikah jadi gak usah bikin gue tambah pusing gara-gara mikirin Lo yang bolos sekolah terus." dari perjalanan menuju sekolah nazwa terus saja menceramahi Wulan dan setiap Wulan ingin menyela omongan nazwa tetapi malah nazwa terus memarahinya.

"Lo itu udah dewasa seharusnya sikap Lo itu dirubah, pikirin masa depan Lo nantinya gimana kalau sekolah aja Lo masih sering cabut-cabutan, mau jadi apa Lo emangnya?"

Nazwa mendengus, "mau jadi orang sukses lah."

Nazwa geram, "sukses itu berawal dari  kepribadian yang baik dan kerja keras sewaktu masa sekolahnya untuk mencapai sebuah kesuksesan sedangkan didalam diri Lo itu adanya MADESU."

Wulan menatap nazwa dengan perasaan kecewa atas ucapan kakaknya, "gak semua orang sukses itu berawal dari kepribadian yang baik buktinya saja banyak orang sukses yang tidak sekolah dan sekarang mereka semua tidak memiliki masa depan yang suram."

"Itu semua karena mereka punya tekat untuk mengubah garis hidup mereka, mereka tau kalau mereka tidak sekolah maka dari itu mereka memiliki tekat untuk berjuang agar bisa memiliki masa depan yang indah."

"Sedangkan Lo udah sekolah disekolah termahal dan terkenal agar nantinya Lo punya keterangan lulus dengan baik dan bisa menggantikan gue di perusahaan almarhum ayah tapi sekarang Lo malah nikmatin masa muda Lo dengan bersenang-senang yang tidak berguna, itu semua sampah lan." lanjut nazwa menggebu-gebu memang baru kali ini dirinya sangat marah kepada wulan karena dari awal sejak orang tua mereka meninggal Wulan sudah sering cabut-cabutan dan sejak itu Nazwa masih bisa bertoleransi tapi sekarang tidak Wulan sudah dewasa dan ia sebentar lagi akan lulus sekolah maka dari itu Nazwa ingin Wulan merubah sikapnya.

Wulan menahan air matanya yang sudah dipelupuk mata, Wulan bukan wanita yang lemah tidak ada didalam kamusnya Wulan terlihat lemah didepan semua orang.

Wulan tidak mau lagi melanjutkan perdebatannya dengan nazwa lebih baik ia memilih langsung masuk ke dalam sekolah karena mobil nazwa sudah berhenti didepan sekolah sejak 10 menit yang lalu.

****

Jam istirahat sekolah selalu diidamkan oleh para siswa dan siswi tetapi hari ini benar-benar berbeda biasanya suasana kantin yang selalu ramai baik dilantai 1 maupun dilantai 2 tetapi kali ini kantin sangat sepi dan hanya ada beberapa orang saja seperti penjual dan beberapa anak saja.

"Kok sepi ya." ucap Audi yang biasanya selalu desak-desakan untuk mengantri memesan makanan dan masalah tempat duduk tapi sekarang dirinya tersenyum bahagia karena suasana kantin yang sepi.

Wulan yang dari tadi pagi dalam keadaan tidak mood hanya bodo amat saja bahkan dirinya dari tadi tidak banyak berbicara dan hanya mengeluarkan kata 'iya' dan 'oh' dan itu membuat Audi khawatir terhadap Wulan karena takutnya kesurupan jin awkard.

"Gue persen makanan dulu, Lo mau pesan apa?" Tanya Audi tetapi tidak direspon apapun oleh Wulan.

Audi menepuk jidatnya, "oh iya Wulan kan lagi kesambet jin kentut makanya lagunya jadi kayak kentut."

Kemudian Audi langsung berjalan menuju stand siomay.

"Teh, siomaynya dua piring ya." pesan Audi kepada mbak penjual siomay yang biasa dijuluki teteh Siska.

Teh Siska mengangguk, "kamu gak kelapangan Audi?"

Audi mengernyit bingung, "ngapain kelapangan teh?"

"Kamu gak perhatiin kalau keadaan kantin sepi? Itu semua gara-gara ada geng basket yang lagi tanding." jawab teh Siska sambil memakaikan saos di piring siomay pesanan Audi.

Mata Audi membulat, ia lupa kalau hari ini putra beserta team basketnya sedang tanding melawan anak IPA, dengan segera Audi langsung berlari menghampiri Wulan dan menarik tangan Wulan untuk menuju lapangan dan mengabaikan suara teriakan teh Siska yang meneriaki namanya atas siomay pesanan nya.

"AUDI MAU KEMANA KAMU? INI SIOMAYNYA SIAPA YANG BAYAR?" teriak teh siska.

"NANTI WULAN YANG BAYAR TEH." balas teriak Audi saat dirinya belom menjauh dari kantin.

Sedangkan wulan yang dari tadi ditarik oleh Audi ditambah dengan seenak jidatnya Audi mengatakan kalau siomay tersebut semua yang bayar Wulan bahkan Wulan pun tidak tau Audi akan membawanya kemana.

"Di apa-apaan sih Lo maen tarik-tarik aja." oceh Wulan tidak terima atas perlakuan dadakan dari Audi.

"Diem aja lan, gue mau bawa Lo ketempat yang pastinya mampu membuat Lo klepek-klepek."

Saat ini Wulan dan Audi tengah berada di lapangan basket yang biasa digunakan untuk olahraga basket atau latihan basket dan terkejutnya mereka saat melihat kerumunan manusia pada menatap ke tengah lapangan dan pantas saja suasana kantin sepi ternyata makhluknya pada berada di lapangan untuk menonton pertandingan basket antara kelas IPA Dan IPS.

Wulan pun melongo saat melihat Arya yang berada disana tengah bersiap-siap dengan team basket unggulan kelas IPS dan Wulan juga melihat team basket kelas IPA, Wulan pun bingung kenapa mereka bertanding padahal mereka satu sekolah meskipun hanya beda jurusan dan anehnya kepala sekolah sendiri beserta guru-guru yang lain pun malah menonton pertandingan ini.

"Kenapa sih gue pake lupa kalau hari ini tuh putra lagi tanding." ucap Audi yang sedang memperhatikan putra dari tempat duduknya yang paling belakang karena telat datang.

"Heran gue kenapa mereka malah ngadain pertandingan padahal satu sekolahan dan cuman beda jurusan doang tapi udah kayak mau berkelahi kayak gini gak ada lomba apapun gitu kayak acara 17 agustus tapi tiba-tiba malah ngadain pertandingan." ucap Wulan yang dari tadi tidak mood maka apapun yang dilihatnya pasti selalu salah.

"Makanya lan semalam ada chat dari grup kelas itu dibaca bukan malah didiemin aja, mereka itu tanding karena pihak sekolah mau menentukan siapa siswa yang berhasil mencetak poin paling banyak dalam tanding basket ini dan nantinya siswa tersebut bakalan dikirim untuk ikut lomba olahraga antar sekolah atau OAS."

Wulan berdecih, "kan udah ketahuan kalau yang bakal menang pasti team basketnya arya waktu lomba bulan lalu aja Arya kan yang berhasil negecetak poin paling banyak dan berhasil membawa pulang piala."

"Wulan pintar, masa periode Arya menjabat sebagai ketua dalam basket itu udah habis karena posisinya Arya udah kelas XII jadi kegiatan semacam esktrakulikuler udah gak diadain lagi untuk anak kelas XII." jelas Audi karena dirinya dari tadi merasa pintar karena biasanya Wulan lah yang selalu meledikinya tetapi sekarang berbalik Wulan hanya diam saja dan Audi punya kesempatan untuk bisa menjadi pintar sehari dalam menceramahi Wulan.





Pilih IPA atau IPS?
Pilih aku atau dia? Hehehe
Masih tahap revisi ya....
Saya menerima kritik dan saran dari kalian semua baik berupa komentar ataupun chat pribadi dalam menggunakan bahasa yang baik dan sopan....

DECIDE Yes, BECOME AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang