Dua orang pria yang memegang senjata masuk lebih dalam dan memutari Jugo yang sedang terpojok. Sebenarnya bisa saja ia melawan, namun ia ingat masih ada Sarada di dalam rumah ini, bagaimana jika mereka menembak membabi buta dan peluru-peluru yang melayang bisa saja membahayakan nyawa Sarada.
Jugo harus berpikir keras untuk menjauhkan mereka dari Sarada baru setelah itu ia akan melakukan aksi perlawanan.
"Ukon, Sakon, Ikat dia!" titah wanita itu mutlak. Sorot matanya menatap tajam pada sesuatu di belakang tubuh Jugo. Ia merasa yakin ada yang disembunyikan oleh pria itu, "Jirobo, periksa seluruh ruangan yang ada di rumah ini!"
Jugo melirik pada pria yang baru saja mendapat perintah. Sikapnya tenang namun hatinya gelisah. Ia takut mereka menemukan Sarada dan melukai gadis itu.
Ukon dan Sakon menggiring Jugo keluar rumah bersama wanita dengan rambut pink tua itu yang berjalan lebih dulu sebagai pemimpin. Sikapnya yang biasa anggun kini tak terlihat lagi, hanya karena dendam pribadi yang membutakan mata hatinya.
"Aku tidak menyangka, kau dapat menemukanku di sini, Tayuya."
Wanita itu tersenyum miring. Ia berjalan mendekat dan memberi isyarat pada anak buahnya.
Dua pria di belakang Jugo segera menuruti perintah dengan mendorong Jugo terjerembab di atas tanah.
Tayuya menginjak tangan Jugo dengan sepatu lancipnya sehingga berdarah.
"Ini pembalasanku, Jugo. Selama kau masih hidup, kau menjadi ancaman bagiku."
Jugo mendecih dan meringis. Merasakan ngilu pada punggung tangannya, "Pengecut!"
Tayuya menunduk dan menatap tajam pada Jugo yang terlihat mengernyit menahan sakit karena injakannya. Ia menekan lebih dalam melampiaskan rasa kesalnya.
"Akan kubuat tanganmu berlubang dengan sepatuku!"
"Cih!"
Tayuya berjongkok dan menjambak rambut Jugo, membuat pria itu terdongak dan bertatapan langsung dengannya, "Katakan, dimana kau menyimpan rekaman itu?" bentaknya nyaring.
Jugo tersenyum sinis, "Sampai aku matipun tidak akan aku beritahukan padamu."
Tayuya tertawa sumbang. Ia menepuk-nepuk pipi Jugo, "Hahaha ... Apa yang kau coba perankan, Jugo. Kau berusaha menjadi orang baik untuk Sasuke? Sahabatmu yang tak mengakuimu lagi? Iya?" wanita muda itu menggeleng dramatis, "kasihan sekali dirimu, wahai Pecundang."
Wanita muda itu berdiri dengan dagu terangkat. Ia bersedekap dada dan melirik Jugo dengan sinis dan meremehkan.
"Sebaiknya kau bergabung denganku. Kita hancurkan Sasuke bersama-sama."
"Apa keuntungan yang aku dapat jika aku bergabung bersamamu?"
Tayuya menoleh dan tersenyum miring, "Kita lakukan balas dendam terindah sebagai pelampiasan rasa sakitku. Kau juga tersakiti oleh sikapnya, kan? Hanya karena Sakura dan Sasuke aku menderita. Bukankah kau juga sama?"
Tayuya berjalan mendekat dan mengulurkan tangan, "Ayo kita bersama-sama menghancurkannya seperti dia menghancurkan hati kita."
Jugo menyambut uluran tangan Tayuya dan menatap ke kejauhan.
"Tapi sebelum itu serahkan rekaman yang kau miliki!"
Jugo menghela nafas. "sudah kuduga." bisik Jugo di dalam hatinya.
______________________________________
Sarada membekap mulutnya rapat-rapat tatkala berkali-kali ia mendengar debuman tembok yang ditinju membuatnya berjengit tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin MAMA, bukan IBU (SasuSakuSara)
Short Story___cerita kesembilan___ Sarada adalah anak yang baik dan penurut, namun ketika Papanya mulai mengenalkan wanita lain sebagai kekasih kepadanya, jiwa berontaknya timbul secara perlahan. Ia menjadi gadis yang pembangkang dan tidak pernah mau bersikap...