XIII

4.5K 557 107
                                    

Sarada berlari pontang panting melewati pohon-pohon besar dengan akar menyembul. Ia berharap tidak tersandung dan jatuh terjerembab kalau tidak ia akan ditangkap dua serigala yang sedang mengejarnya.

"Ya, ampun. Cepat juga larinya dua serigala itu," ucapnya dengan nafas terengah.

Beruntungnya Sarada memiliki ingatan yang sangat baik berkat gen Uchiha yang ia miliki. Ia dapat menyusuri jalan di mana ia datang dan kembalipun melewati jalan yang sama tanpa tersesat, padahal jalan yang ada di dalam hutan hampir sama dan sulit dibedakan.

Gadis itu sedikit bernafas lega karena ia sudah menemukan bibir hutan dan hampir mencapai jalan, tapi entah memang dirinya yang kurang beruntung hari ini atau memang kesialan sedang menyambanginya.

Brukk!!

Sarada terengah dan menggeram.

"Baru lepas dari serigala sekarang masuk dalam cengkraman singa," gumamnya sangat pelan.

Shion mengernyit heran menemukan Sarada di tempat seperti ini. Ia berpaling menghadap si pelaku yang menabrak tubuhnya dan bersedekap dada.

"Sedang apa kau di sini, kau memata-mataiku?"

Sarada mendengkus kecil, "Huh! Untuk apa aku memata-mataimu, seperti kau orang penting saja."

Perempatan siku-siku muncul di dahi licin Shion yang mampu menggelincirkan nyamuk sekalipun. Ia memicing menatap Sarada dan awas menatap sekitar.

"Aku bertanya sekali lagi, apa yang kau lakukan di sini?"

"Sara!"

"Sialan!" Sarada segera membekap mulutnya begitu umpatan kasar tak sengaja ia ceploskan. Ia sudah tau siapa orang yang memanggil namanya.

Shion mendengkus remeh melihat kedatangan Tayuya dan Sakon yang sepertinya mengejar Sarada. Ia tersenyum kecil seperti sebuah ide briliant datang tiba-tiba.

Wanita pirang itu menggenggam tangan Sarada dan menariknya lebih dekat, "Maaf. Sarada pulang bersamaku. Aku menjemputnya di sini."

Tayuya menatap sinis ke arah Shion dan Kimimaru yang sejak beberapa saat lalu tak berkedip dan bergeming di tempatnya.

"Apa? Aku ti ... Isshhh ...."

Sarada tidak bisa menyelesaikan ucapannya karna cubitan Shion di lengannya cukup kencang. Ia meringis dan mengutuk wanita itu dengan segala kutukan yang ada di muka bumi.

"Untuk apa kau menjemput keponakanku? Aku bibinya, dia lebih baik bersamaku."

Shion tersenyum manis yang dibuat-buat sehingga terlihat seperti orang yang sembelit, "Aku calon ibunya. Sudah pasti dia lebih baik bersama ibunya, kan?"

Tayuya menggeram dalam diam. Ia menatap tajam Shion yang tengah tersenyum menang. Ia tidak akan membiarkan siapapun mendekati Sasuke, karena Sasuke hanya untuknya dan jika Sasuke tak memilihnya, maka tidak ada satupun wanita yang bisa memilikinya.

Sarada bernafas dalam. Ia melihat pertarungan sengit antara inner Shion dan inner Tayuya yang saling memperebutkan papanya, tapi tidak ada satupun yang boleh menggantikan posisi mamanya selamanya. Ia akan melakukan berbagai cara yang dapat membuat mereka semua menyerah untuk mendapatkan papanya.

Sarada menginjak kaki Shion dengan kencang sehingga cekalan tangannya terlepas. Ia segera berlari menuju jalan yang biasa dilalui mobil, namun ia tetap berhati-hati karena jalanan di sini cukup curam dan licin mengingat mereka berada di dalam hutan yang ada di atas bukit.

Sarada tak peduli dengan kakinya yang sakit karena kulitnya yang bergesekan dengan sisi sepatu. Ia ingin menjerit karena lecet itu menyakitinya namun ia harus segera pergi. Sambil terus menghubungi sang papa Sarada terus berharap papanya cepat menyadari jika dirinya sedang dalam bahaya.

Aku Ingin MAMA, bukan IBU (SasuSakuSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang