"apa kau ingin mengatakan sesuatu Sasuke-kun?", tanya Sakura kemudian setelah 2 menit dia berdiri disamping Sasuke tanpa mendapatkan penjelasan apapun.
"Apa ....", Sasuke tampak ragu. Dia diam kembali, memikirkan apa yang hendak dia katakan.
Sakura tetap diam menunggu dengan tenang.
Sasuke menarik napas pelan, lalu dia menghembuskannya lewat mulut, "sebenarnya... apa yang terjadi denganku? Mengapa aku disini?", tanya Sasuke dengan suara lirih nyaris berbisik.
Untung bagi Sakura yang memiliki pendengaran tajam, jadi dia tidak terlalu kesulitan mendengar perkataan Sasuke.
"apa kau tidak mengingat peristiwa yang menimpamu dan Itachi-kun sebelumnya Sasuke-kun?",
Sasuke menggeleng sebagai jawabannya, Sakura mengangguk mengerti, "kurasa kau memang memiliki masalah dengan memorimu Sasuke-kun. ...
"... ne, aku akan menceritakannya padamu",
Sakura mendudukkan dirinya dikuris dekat ranjang Sasuke, "empat bulan yang lalu, kau dan Itachi-kun diberikan misi oleh hokage-sama untuk menyelidiki kasus di desa bunyi. Aku tidak tahu detail misinya bagaimana, yang kutahu itu adalah misi rank S, kau tahu sendiri lah tingkat bahayanya ...", sakura tersenyum kecil.
"....tepat dua minggu setelah kalian berangkat, ada utusan anbu yang mengatakan jika kalian sudah pulang. Aku sangat senang, mengetahuinya ... aku langsung berlari kegerbang desa menjemput kalian ... ",
Sakura sedikit menarik napasnya, "sangking bahagianya, aku sampai tidak mendengarkan apapun setelahnya. Yang ku inginkan hanya segera sampai digerbang desa secepat mungkin. Tapi aku tidak menemukan kalian diperbatasan gerbang desa ataupun dikantor hokage. Seorang anbu menyusulku, dia memberitahuku jika kalian berada dirumah sakit",
Sakura bibir Sakura bergetar, tangannya mengusap pipinya yang basah oleh air mata, ".... aku masih ingat, saat pertama kali melihat keadaan kalian yang begitu parah, hiks, bahkan hampir tidak tertolong ....
"... rasanya seperti ada yang meremas kuat jantungku erat-erat, aku bahkan tidak dapat merasakan udara didalam paru-paruku", Sakura mengambil napas sejenak.
"... ya tuhan, aku tidak tahu harus menggambarkannya bagaimana", badan sakura mulai bergetar, "... denyut jantung sangat lemah, hampir hilang tidak terasa. Cakra kalian juga tinggal 15% saja. Belum lagi luka-luka disekujur tubuhmu. Ingin rasanya aku meneriakan nama kalian sekeras-kerasnya, supaya kalian bisa terbangun. Aku... sangat takut ...", badan Sakura bergetar semakin keras, menandakan betapa emosinya sangatlah besar dirasakannya, bahkan Sasuke dapat merasakan perasaan Sakura. Dia tidak menyangka bahwa ada seseorang yang menganggapnya berharga, hingga takut ditinggal olehnya, dia merasa... merasa dirinya begitu dihargai. Tanpa sadar tangannya terjulur keatas kepala Sakura, membelainya kaku.
Kepala merah muda itu mendongak, emerald miliknya menatap manik obsidian itu dalam-dalam, ada yang berbeda dari mata itu, entah mengapa Sakura merasakan sebuah emosi yang begitu besar didalam sana, 'sejak kapan matamu menjadi sekelam itu Sasuke-kun', tanyanya dalam hati.
Sedang Sasuke sendiri masih diam diposisinya, dia sudah menarik tangannya dari atas kepala Sakura, matanya masih mengamati wajah Sakura dalam diam. wajah itu terlihat begitu berbeda dari yang dia ingat, dia hampir-hampir tidak mengenalinya, atau dia yang tidak pernah peka dan perduli dengan perubahan gadis mantan rekan setimnya dulu. Gadis yang dulu selalu meneriakkan namanya disetiap pertemuan mereka, gadis cerewet yang dulu selalu merecokinya dengan tingkah centil. Hampir-hampir dia mendengus mengingat masa lalunya bersama dengan Sakura. (**Naruto bagaikan amoeba diantara mereka)
![](https://img.wattpad.com/cover/185348695-288-k882415.jpg)
YOU ARE READING
Happiness
FanfictionHidup itu tak lebih dari 'take and give' Menerima dan memberi Menerima dengan memberikan sesuatu yang sepadan Mungkin, sekarang kau merasa jika apa yang kau miliki bukanlah hal yang berarti Hingga kau rela menukarkannya Namun lihatlah... Suatu hari...