"TEMEE, YUHUUU AKU MENJENGUKMU DATTEBAYO", Naruto menjeblak pintu kamar inap Sasuke dengan gayanya yang heboh. Tangannya menenteng sebuah bungkusan yang entah apa isinya. 'mencurigakan'.
Dengan cepat, dia memposisikan dirinya duduk dikursi sebelah ranjang Sasuke. Mikoto yang melihat kehebohan Naruto hanya bisa memakluminya. 'sudah biasa'.
Sasuke mendengus mendapati Naruto yang kini menatapnya berbinar, 'menjijikan'. Ingin rasanya dia mejauhkan Naruto darinya sejauh mungkin.
"waah, Naruto-kun datang menjenguk Sasuke-kun ya?", sapa Mikoto padanya.
Naruto membungkukkan badannya pada Mikoto yang duduk disofa ruangan, "hehehe ohayou Baa-san, begitulah, tem- ah maksudku Sasuke ini kan patner in crime ku Baa-san, tentu saja aku menjenguknya ttebayoo. Yo... Sasuke, kau harus bangga memiliki teman sepertiku, meskipun kau sudah berlaku kasar dan mengata-ngataiku kemarin, aku tetap sudi menjengukmu tahu. Lihat, aku bahkan membawakanmu ramen Teuchi Jii-san untukmu", dia memamerkan bungkusan yang dia bawa ditangannya.
Sasuke kembali mendecih. Dia melengoskan wajahnya.
"Heyy, teman macam apa kau ini!", seru Naruto tidak terima.
"bodoh", Sasuke meliriknya dengan ujung mata. raut wajahnya tampak malas untuk meladeni Naruto.
Naruto semakin mendelik kearahnya, "KAAU",
"Aa, Naruto-kun, jangan tanggapi Sasuke-kun. mungkin saja itu karena efek obat yang baru saja diminum olehnya", Mikoto merasa perlu ikut campur sekarang. Sebelum para pasien diruang sebelah mendobrak pintu kamar putranya karena polusi suara keduanya, ah ralat, mungkin hanya berlaku pada Naruto karena dia yang mendominasinya. Tapi Sasuke juga ikut salah karena memancing emosi Naruto. Mikoto sedikit mengurut pelipisnya yang terasa berdenyut sakit.
Sasuke memilih untuk tidak menanggapi Naruto sekarang.
"ah, .... dan Naruto, kurasa Sasuke masih belum diizinkan untuk mengkonsumsi ramen dirumah sakit", tambah Mikoto setelah merasa emosi Naruto perlahan mulai turun.
Naruto memasang wajah bodohnya, "ah benar juga dattebayo", gumamnya membenarkan ucapan Mikoto, raut wajahnya seketika pundung.
Tapi dalam waktu 3 detik, wajahnya tiba-tiba bersinar terang, seakan menemukan sebuah pencerahan, "hehehe, kalau begitu ini buatku saja", serunya girang.
...........
Dia yang membawa
Dia yang memberi
Dan dia pula yang memakannya sendiri
Benar-benar...
Sasuke menatap tajam Naruto yang tengah menikmati ramen yang dibawanya, 'tidak tahu malu'.
Naruto yang merasa diperhatikan segera tersadar dan mengalihkan perhatiannya pada sekitar. Dia mendapati Sasuke yang masih dan bertambah menatap dirinya tajam seakan ingin membunuh dirinya ditempat. Sedangkan Mikoto tersenyum maklum padanya.
"kau mau ramennya Sasuke?", tawarnya pada Sasuke yang masih menatapnya lekat-lekat, "tapi maaf saja, aku tidak akan membaginya, kau kan sedang sakit mana mungkin diizinkan makan ramen, aku bisa kena hantam Sakura-chan nanti", dia kembali memakan ramennya dengan semangat, 'tidak sia-sia aku membelinya ..... mwehehehe', batinnya bahagia.
Ckckck, Betapa tidak pekanya Naruto.
"enyahlah", desis Sasuke sarkatis.
Naruto menatap Sasuke sengit, "apha mhakshudmhu?", dia bertanya dengan mulut yang penuh tersumpal mie ramen.
YOU ARE READING
Happiness
FanfictionHidup itu tak lebih dari 'take and give' Menerima dan memberi Menerima dengan memberikan sesuatu yang sepadan Mungkin, sekarang kau merasa jika apa yang kau miliki bukanlah hal yang berarti Hingga kau rela menukarkannya Namun lihatlah... Suatu hari...