Part 14

1.2K 123 5
                                    

“ayo Sasuke-kun, gerakkan kakimu sedikit... pelan-pelan, ayo kau pasti bisa”, Sakura terus menyemangati Sasuke yang kini tengah belajar berjalan.

Sasuke tengah memegangi kedua besi penyangga terapi berjalannya. Wajahnya terlihat kesakitan, dia tidak kuat lagi, tubuhnya luruh jatuh begitu saja.

“SASUKE!”, Sakura segera merangsek maju menolong Sasuke. dibantu oleh perawat lain dia membawa Sasuke duduk diatas bangsal. Sakura merasa tidak tega melihat wajah kesakitannya.

“apakah kau baik-baik saja Sasuke-kun?”, Sakura menggerakkan chakra medisnya menyelubungi kaki Sasuke. dia sedikit mengeryit karena merasa kaki Sasuke sesungguhnya sudah pulih sepenuhnya. Sangat tidak masuk akal jika pemuda itu masih kesusahan dalam berjalan.

Sasuke diam-diam melirik Sakura, wajah berkerut gadis itu jelas bukan hal yang bagus. Dia masih diam menunggu reaksi selanjutnya Sakura.

“seharusnya kau sudah bisa berjalan sekarang Sasuke-kun”, papar gadis itu kemudian, dia tidak melihat badan Sasuke yang sempat menegang sesaat, sebelum akhirnya kembali normal seperti semula, “kakimu sudah sepenuhnya sembuh, bagaimana mungkin kau masih belum bisa berjalan”, kerutan didahi Sakura semakin mendalam.

Sasuke melihat situasi semakin memburuk, “kau pikir aku mau terus-menerus begini”, suara sinis Sasuke segera mengenyahkan kerutan didahi Sakura. gadis itu merasa bersalah karena telah menyinggung perasaan pemuda itu.

“ma-maafkan aku Sasuke-kun, bukan maksudku untuk menyinggungmu hanya saja...”,

“kau sudah bosan merawatku”, tuduh Sasuke secara langsung.

Mata Sakura membelak tak percaya, “mengapa kau berpikiran seperti itu Sasuke-kun?! kau sahabatku, keluargaku, bagaimana bisa aku keberatan merawatmu?!”,

Sasuke mendengus, “jangan membohongiku Sakura, meskipun ragamu ada bersamaku namun pikiranmu selalu tertuju pada kakakku”,
Sakura diam tidak membalasnya.

“apakah perkataanku benar”, suara Sasuke menghantarkan udara dingin padanya.

“wajar bagi seorang istri mengkhawatirkan suaminya Sasuke-kun. bagaimapun dia adalah suamiku, apakah salah jika aku mengkhawatirkan suamiku”, raut sendu terpancar dari wajah Sakura.

Sasuke mendecih dalam hatinya, tangannya merapat kuat, dia benci harus kembali bersaing dengan kakaknya. Dulu dia bersaing untuk mendapatkan pengakuan ayahnya, sekarang dia bersaing untuk mendapatkan hati seorang wanita. ‘ini tidak adil’. Haruskah dia kembali dikalahkan oleh kakanya.
jantungnya teremas menyakitkan.

Pintu ruangan tiba-tiba dibuka dengan paksa, “Sakura-san!”, seorang perawat berlari masuk kedalam ruangan, “keadaan Uchiha-san kembali memburuk”,

Kurang dari sedetik setelah perawat itu mengatakan keadaan suaminya, Sakura segera melesat pergi meninggalkan Sasuke didalam ruangan. Dirinya begitu panik dan takut dengan keadaan suaminya. Menerima kenyataan jika suaminya sampai kini belum sadarkan diri saja sudah membuat hatinya remuk. ‘Itachi-kun’, air mata suci itu terlepas dari kungkungan matanya, setetes dua tetes hingga disusul dengan aliran lainnya keluar tanpa henti dari matanya.

Dia mengusap wajahnya dengan kasar, dia harus menjadi kuat untuk suaminya. ‘bertahanlah Itachi-kun’.

Sakura segera membuka pintu ruangan ICU, dia mendekati ranjang Itachi. “biarkan aku yang menanganinya”, beberapa orang yang mengerumuni Itachi segera memberikan Sakura ruang.

“tapi dokter ...”

“aku bisa menanganinya!!!”, seru Sakura dengan keras kepala.

Fokus Sakura terus tertuju pada suaminya. Dia mengeluarkan chakra medis yang begitu banyak pada Itachi. Denyut jantung Itachi terasa melambat. Sakura mengarahkan chakra lebih diatas dada Itachi untuk memacu jantungnya agar dapat berdetak normal.

HappinessWhere stories live. Discover now