Sasuke duduk dikursi disamping ranjang Sakura, tangannya menggenggam tangan Sakura erat tanpa melukainya. Tangan Sakura sedikit dingin , dia menyalurkan energi panas dari tubuhnya ketubuh Sakura. dia mengecup punggung tangan gadisnya dengan penuh perasaan.
Kamar Sasuke terasa sunyi, kaa-sannya baru saja keluar pamit pulang sebentar karena tiba-tiba ada urusan rumah tangga yang harus dia urus dirumah. Otomatis Sasuke dan Sakura hanya berdua didalam kamar.
Mata Sasuke menjelajahi kontur wajah Sakura yang menakjubkan untuknya. gadis ini istimewa untuknya. segala sesuatu tentangnya begitu memukaunya. Hingga dia tidak bisa berhenti untuk memujanya.
Dulu dia begitu bodoh dibutakan oleh dendam hingga dia melupakan dirinya. Dia tidak pernah memandang Sakura sebagai hal yang patut dia pertimbangkan keberadaanya. Dia tidak pernah menyadari betapa mengagumkannya dia. Sakura memilik kecantikannya tersendiri. Yang mana Sasuke yakini tidak ada satu orangpun yang dapat menandinginya.
Tangannya dengan lancang terulur kewajah Sakura. dia menyeka rambut Sakura yang sedikit berantakan disisi wajahnya. Tangannya merasakan lembut dan halusnya kulit wajah Sakura. meskipun sekarang gadis itu tampak sedikit pucat, itu tidak mempengaruhi kecantikannya. Dia masih tampak sempurna dimata Sasuke. seulas senyum tipis tercipta dibibir Sasuke. hanya duduk diam dan memandanginya saja sudah cukup untuk membuat Sasuke bahagia. Inilah yang selalu dia inginkan. Dia hanya ingin bahagia.
Setelah dia pikirkan kembali. Tidak masalah jika dia tidak memliki siapapun disisinya, asal perempuan ini tetap ada untuknya. dia tidak membutuhkan yang lainnya untuk tetap bahagia, dia mempunyai satu dihatinya. Akan sangat membahagiakan jika dia memang benar-benar menjadi miliknya.
Sasuke merasakan sedikit gerakan Sakura. gadis itu sedikit mengeryit dalam tidurnya, wajahnya tampak kesakitan, setetes air mata menetes melalui cela dimatanya, “Itachi-kun...”, dia mengigaukan nama pria lain dalam mimpinya.
Nyut!!!
Hati Sasuke terasa sakit kembali. Dia melepaskan genggaman tangannya. Ekspresi terluka tertanam diwajahnya. Dia memalingkan wajahnya sejenak. Rasa marah dan frustasi bercokol didalam hatinya. Dia berdiri menjauh dari ranjang Sakura.
“AAARHG”, Sasuke melemparkan tongkatnya kedinding hingga patah menjadi beberapa bagian. Serta temboknya yang kini rusak karena lemparannya tadi.
Sasuke membuang tongkatnya. Dia berjalan dengan normal mendekati Sakura kembali. Dia mengambil tangan Sakura dengan kasar.
“beraninya kau membayangkan laki-laki lain dihadapanku”, rasa frustasi dan marah telah menggelapkan mata hati Sasuke, “kau harus diberi pelajaran”,
Sasuke dengan paksa mencium bibir Sakura dengan rakus, keras , tanpa ampun. Dia menggigit menyedot serta melumatnya dengan gerakan brutal.
Sakura yang masih belum sadar sepenuhnya merasakan rasa sakit yang menyengat didaerah bibirnya. Dalam keadaan tidak sadar dia masih bisa merasakan rasa sakitnya. Ingin rasanya dia bangun untuk mengenyahkan rasa sakitnya. Tapi tubuhnya terasa kaku tidak bisa dia gerakkan seincipun. Matanya terpejam erat. Dia bahkan tidak mampun untuk sekedar membuka matanya.
‘ada apa denganku’,
Sasuke sudah memperhitungkan langkahnya, meskipun dia marah, logikanya masih berjalan. Jadi sebelum dia menyerang Sakura, dia terlebih dahulu menotok saraf sadar dan gerak Sakura. sehingga dia tidak akan bisa bergerak dan membuka matanya untuk sementara waktu. Dia juga memblokir aliran chakra miliknya.
Sasuke terus mencium Sakura hingga 15 menit lamanya. Dia melepaskan bibir Sakura setelah dia merasakan rasa karat darah didalam mulutnya. Matanya menatap bibir Sakura yang membengkak merah dengan beberapa titik yang mengeluarkan darah karena serangannya. Sasuke kembali mencium Sakura kembali, menyesap luka diatas bibir Sakura hingga tidak mengeluarkan darah kembali.
YOU ARE READING
Happiness
FanfictionHidup itu tak lebih dari 'take and give' Menerima dan memberi Menerima dengan memberikan sesuatu yang sepadan Mungkin, sekarang kau merasa jika apa yang kau miliki bukanlah hal yang berarti Hingga kau rela menukarkannya Namun lihatlah... Suatu hari...