Mikoto memeluk erat Sasuke, "syukurlah nak, kau sudah baikan", wanita paruh baya itu sampai menitihkan air mata kebahagiaan melihat putranya sudah kembali seperti semula.
"maafkan aku kaa-san", ucap Sasuke menyesal. Dia membalas pelukan Mikoto.
Keduanya melepaskan pelukan masing-masing. Mikoto mengelus surai gelap Sasuke dengan sayang, "tidak-tidak, jangan meminta maaf, yang penting kau sudah baik-baik saja sekarang".
Sasuke melebarkan senyumnya. Semua ini lah yang selalu dia impikan dalam hidupnya, mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Dia merasa bersyukur. Setidaknya, disini dia mendapatkan salah satu impian terbesarnya terwujud nyata.
"Sasuke", suara bariton Fugaku memecahkan suasana diantara mereka berdua.
Sasuke mengangkat kepalanya menatap Fugaku.
Pria kaku itu mendekat dan menepuk pelan pundak sang anak, "jangan diulangi kembali", ucapnya singkat.
Sasuke mengangguk singkat, dia tahu ayahnya ini bukanlah seseorang yang mudah membuka suaranya untuk menyampaikan sesuatu. Mulutnya memang mengucapkan kalimat singkat, namun matanya berkata banyak. Dan dia tahu apa maksud tersirat didalam kalimatnya.
"gomen Tou-san ",
Fugaku mengangguk singkat.
Sakura yang menyaksikan semuanya hanya bisa tersenyum bahagia seraya mengamati interaksi diantara mereka. Sebuah tepukan dari sang mertua membuatnya menoleh.
Fugaku menepuk pundak Sakura tadi memberikan senyum bangga pada sang menantu.
Dia merengut pada ayah mertuanya, "ne, apa Tousan tidak mau mengatakan sesuatu padaku? Tapi Jangan kata-kata singkat aneh yang tidak ku mengerti".
Semua orang tertawa mendengar ucapan Sakura. perempuan yang satu itu benar-benar dapat menghidupkan suasana.
Sasuke menanti reaksi sang ayah. Dia menerka-nerka, apa yang akan ayahnya lakukan pada Sakura selanjutnya. Selama ini, dia tidak pernah mendapati seseorang yang begitu blak-blakan pada sang ayah. Semua selalu tunduk hormat dan menjaga sikap didepan sang pemimpin klan. Dan hasilnya tidak dapat dia percaya. Dia melihat raut wajah ayahnya melembut kepada Sakura. tidakan selanjutnya malah membuat Sasuke lebih kaget lagi kala pria itu mengangkat tangannya dan mengacak-acak rambut pink Sakura.
"hn, anak nakal", dia tersenyum pada menantunya.
"Tousan, kau menyebalkan", rajuk Sakura dengan raut wajah lucu.
"hn",
Sakura semakin berdecak sebal.
Kelakuan Sakura benar-benar dapat mencairkan suasana kaku dikeluarga uchiha. mereka dapat dengan mudah mengeluarkan segala ekspresi tertahan mereka, mencairkan segalanya. Termasuk hati pemuda disana.
"aku harus bertugas kembali, masih banyak pasien yang menungguku. Aku pamit dulu Tousan, Kaasan, bye Sasuke-kun", dia membungkukkan badannya sedikit pada mereka untuk pamit. Dia segera meninggalkan ruangan Sasuke untuk menjalankan kewajibannya.
.
.
.
.
"ayo sedikit lagi Sasuke-kun", Sakura sedang menyemangati Sasuke yang tengah berusaha berjalan dengan berpegangan pada penyangga besi dikedua sisi tubuhnya.
Mereka tengah berada diruang terapi. Sakura dan seorang perawat tengah membantu Sasuke untuk dapat berjalan perlahan-lahan diatas alat latihan berjalan sepanjang 4 meter dengan kedua sisinya yang terdapat besi penyangga disetiap sisinya.
YOU ARE READING
Happiness
FanfictionHidup itu tak lebih dari 'take and give' Menerima dan memberi Menerima dengan memberikan sesuatu yang sepadan Mungkin, sekarang kau merasa jika apa yang kau miliki bukanlah hal yang berarti Hingga kau rela menukarkannya Namun lihatlah... Suatu hari...