Part 04

6.8K 545 8
                                    

Anita tersenyum merekah, merasa sangat bahagia karena Luna mau menerima tawarannya. Meskipun sekarang wajah gadis itu terlihat bingung, karena ucapan yang tadi sempat mengatakan bila Luna akan menginap di rumahnya.

"Iya, Sayang. Tante ingin bila kamu bisa terus menginap di sini, walaupun kamu dan anaknya Tante sudah menikah nanti." Anita menjawab bersemangat, sedangkan suaminya itu hanya bisa terdiam melihatnya, merasa tidak tahu dengan rencana istrinya yang itu.

"Tapi kenapa harus dari sekarang, Tante?" tanya Luna terdengar tak terima walau dengan nada lemah.

"Tante cuma mau menjaga kamu, Luna. Karena sebentar lagi, Tante akan menghubungi orang kepercayaan Tante untuk membawa Ibu kamu ke rumah sakit. Dan tentunya, Ayah kamu pasti ikut kan? Itu berarti kamu akan sendirian di rumah."

"Tapi saya bisa menyusul orang tua saya ke rumah sakit kok, Tante." Luna menjawab sopan, yang kali ini ditanggapi anggukan oleh Anita yang tengah tersenyum tipis melihatnya.

"Tante mengerti, Luna. Ini semua Tante lakukan juga untuk berjaga-jaga saja, bila kamu benar-benar sudah menerima tawaran Tante. Anggap saja, kamu menginap di sini sebagai kepastian bila kamu tidak akan mengingkari janji kamu kepada Tante." Mendengar itu, Luna hanya bisa terdiam di tempatnya berdiri. Sedangkan Anita justru tersenyum, merasa paham dengan perasaan kecewa yang dirasakan gadis itu.

"Kamu tenang saja, kamu masih bisa kok menjenguk Ibu kamu saat siang hari. Tapi malamnya, kamu harus menginap di sini ya?" lanjut Anita yang membuat Luna menatap ke arahnya dengan sorot mata sendunya.

"Maksudnya Tante, saya masih bisa menemui Ibu saya?" tanyanya sembari menyentuh dadanya, yang langsung diangguki oleh Anita sembari merengkuh kedua bahu Luna.

"Tentu saja, Sayang. Kamu akan tetap bisa bertemu dengan Ibu kamu, tapi cuma siang hari, karena malamnya kamu harus bersama dengan anaknya Tante kalau kalian sudah menikah." Anita menjawab lugas, membuat Luna bisa bernafas lega sekarang.

"Iya, Tante. Terima kasih." Luna menjawab penuh syukur, setidaknya dirinya tidak akan terlalu memikirkan kondisi ibunya bila dirinya bisa menemuinya di saat siang harinya.

"Lebih baik, kita mengobrol saja di ruang tamu ya. Ayo, Luna!" ujar lelaki yang sedari tadi hanya menjadi penonton itu, sembari mempersilakan Luna ke arah ruang tamu rumahnya.

"Iya, Om." Luna menjawab seadanya lalu berjalan mengikuti langkah Anita dan suaminya.

"Alamat kamu di mana, Luna?" tanya Anita sembari mengambil ponselnya di saku celananya, setelah dirinya dan yang lainnya duduk di sofa yang sama.

"Di gang Mawar nomor tiga puluh, Tante." Luna menjawab sopan, yang hanya diangguki oleh Anita yang tengah menghubungi seseorang melalui ponsel pintarnya.

"Virgo," panggil Anita ke seseorang di seberang sana, seorang lelaki yang bekerja di perusahaannya dan yang sudah menjadi orang kepercayaan mereka sejak lama.

"Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?"

"Begini, Virgo. Tolong kamu ke daerah perumahan rumah saya, dan kamu cari alamat di gang mawar nomor tiga puluh. Nanti di sana, kamu temui pemiliknya lalu kamu ajak ke rumah sakit, dan berikan perawatan yang terbaik untuk istrinya yang sakit ya?" ujar Anita tenang, membuat Luna gelisah dan lega di waktu yang sama, karena ibunya akan dibiayai pengobatannya. Namun hatinya juga tidak bisa berbohong, bila saat ini dirinya merasa gelisah dan khawatir karena tidak bisa menemani ibunya ke rumah sakit.

"Iya, Bu. Saya mengerti." Setidaknya itu yang terakhir Luna dengar, kala Anita sudah mematikan sambungan teleponnya.

"Tante sudah menghubungi orang kepercayaan Tante untuk membawa Ibu kamu ke rumah sakit, dan besok kamu bisa menjenguknya," ujar Anita yang hanya diangguki mengerti oleh Luna. Di dalam hati, Luna merasa lega karena Ibunya akan sembuh, dan cita-citanya yang ingin melihat ibunya sehat seperti dulu akan terwujud.

Introvert Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang