Di dalam mobil, tidak ada yang mereka bicarakan, keduanya saling terdiam dengan aktivitas masing-masing. Canggung, tentu saja rasa itu begitu menyelimuti suasana di sana. Namun mereka masih bertahan dalam kediaman, sampai saat Stuart menghidupkan radio di mobilnya berharap bisa mencairkan suasana beku di antara istrinya.
Entah kenapa, kecanggungan ini lebih parah dari saat mereka bersama di dalam kamar semalaman. Mungkin karena mereka bisa pura-pura terlelap saat berada di sana, namun tidak untuk saat ini, karena Luna dan Stuart saling bungkam walau keduanya sama-sama mengharapkan sebuah percakapan.
Meski sama-sama ingin bisa bercengkerama, namun pada akhirnya mereka hanya bisa menelan dalam-dalam kalimat yang sebenarnya ingin terlontar. Sampai saat mobil yang mereka tumpangi berada di tempat parkir sebuah mall, Stuart mematikan mesin mobilnya lalu menatap ke arah Luna yang tengah membuka sabuk pengamannya.
Di dalam hati, Stuart sangat mengharapkan bila saat mereka belanja nanti, dirinya dan Luna bisa akrab. Setidaknya Stuart ingin bila hubungannya dengan Luna sedikit lebih santai seperti suami istri pada umumnya, yang tidak seperti dirinya yang selalu bersikap kaku dan terkadang ketus dengan istrinya itu. Namun keinginannya itu justru terganggu saat matanya melihat Luna yang tengah kesusahan membuka sabuk pengamannya, membuat Stuart tidak tahan untuk tidak mengkhawatirkannya.
"Kamu kenapa?" tanyanya.
"Ini sabuk pengamannya kayanya macet, aku enggak bisa membukanya. Maaf," jawab Luna menyesal padahal ia sudah sangat berusaha untuk membukanya namun hasilnya nihil.
"Mungkin karena sudah lama enggak dipakai, jadi sedikit macet. Biar aku periksa," ujar Stuart dengan sedikit mendekat ke arah Luna yang terdiam kaku di tempatnya. Merasa tak percaya bila dirinya bisa sedekat itu dengan suaminya yang tak tersentuh itu, terlebih lagi posisi wajah Stuart yang begitu dekat dengannya, membuat jantung Luna berdebar tak karuan di tempatnya, terlihat dari matanya yang memejam sembari berharap di dalam hati agar sabuknya bisa segera terbuka.
"Sebentar ya, kamu enggak apa-apa kan?" tanya Stuart sembari menatap ke arah Luna yang hanya bisa mengangguk kaku sembari tersenyum paksa di hadapannya. Melihat jawaban Luna itu, Stuart kembali berusaha membuka sabuk pengamannya itu. Tak butuh waktu lama, Stuart sudah berhasil membukanya, membuat Luna yang melihatnya itu seketika bisa bernafas lega.
"Sudah kebuka," ujar Stuart yang lagi-lagi diangguki oleh Luna.
"Iya, terima kasih."
"Iya," jawab Stuart seadanya tepatnya merasa bingung harus bersikap bagaimana, karena jantungnya yang hampir copot sangking gugupnya ia saat begitu dekat dengan Luna.
"Ayo keluar! Belanjanya jangan lama-lama ya! Ini sudah cukup sore," ujar Stuart mewanti-wanti tanpa mau menatap ke arah Luna.
"Iya, akan aku usahakan. Tapi kamu mau membantu kan?" tanya Luna ragu-ragu.
"Hm," jawab Stuart sok tak peduli, walau sebenarnya ia sangat mengharapkan bisa menemani Luna terlebih lagi membantunya di dalam supermarket sana. Sedangkan Luna yang mendengar jawaban tak acuh itu hanya bisa menghembuskan nafas lelahnya, merasa harus memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi suaminya.
Tak lama keduanya kembali terdiam, sampai saat Stuart membuka pintu mobil yang turut diikuti oleh Luna, lalu turun dari sana secara bersama-sama.
Langkah demi langkah, keduanya terus bersama walau tak sejajar, karena jarak sikap mereka yang malu dan canggung sama lain, membuat keduanya bak orang lain yang saling tak mengenal. Terlebih lagi ekspresi tenang dan dingin Stuart, membuat Luna seolah enggan melangkah bersamanya selayaknya mereka sepasang suami istri pada umumnya. Namun suasana itu justru dipersulit saat banyak para gadis yang menatap ke arah Stuart dengan sorot mata kekaguman, yang banyak di antaranya menjerit tertahan sangking kagumnya mereka akan wajah Stuart yang cukup rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Husband (TAMAT)
Romance"Tolong menjauh! Aku benar-benar frustrasi di dekatmu, Luna." Stuart Abraham. Luna adalah gadis cantik dari keluarga sederhana, yang harus membantu ayahnya bekerja sebagai guru TK demi kesembuhan ibunya yang sakit-sakitan. Sampai suatu hari, Luna ke...