4

69 3 0
                                    

Happy reading❤

🌈

"Dani? lo ngapain disini?" tanya Pelangi heran saat menemukan Dani yang duduk sendirian di ruang tamu.

Dani yang sedang asik memainkan handphonenya mendongak lalu bangkit.

Gadis itu menghampiri Pelangi.

"Lo sejak kapan disini?"

"Dari 30 menit yang lalu" bukan Dani yang menjawab melainkan Sarah---mama pelangi.

Sarah membawa beberapa cemilan dan segelas jus jeruk untuk Dani lagi. Dia tidak mau melihat Dani hanya duduk sendiri di ruang tamu menanti kepulangan Pelangi. Karena Sarah tidak bisa menemani Dani dikarenakan ada pekerjaan kantor yang menumpuk dan harus segera terselesaikan.

"Mama kan bisa bilang ke Dani kalo Pelangi lagi diluar"

"Mama udah jelasin gitu. Tapi Dani tetap mau tunggu kamu katanya. Yaudah mama tinggal dulu. Kalian ngobrol aja" Sarah melenggang pergi meninggalkan kedua remaja itu.

Pelangi menatap ke arah Dani yang juga tengah menatapnya. Entah mengapa Pelangi rasa aura Dani begitu berbeda malam ini.

"duduk aja" pinta Pelangi yang diangguki Dani.

"Sorry ya lo nunggu lama. Gue gak tau kalo lo mau dateng. Emang ada apa sih? Mau minjem pr gue? Gue belum jadi. Seriusan"

Dani mulai gugup. Ia tidak tau harus berbicara seperti apa pada Pelangi. Dia takut jawaban Pelangi tak sesuai harapannya. Ya. Malam ini Dani berniat untuk mengungkapkan perasaannya yang bertahun lamanya ia pendam. Tapi entah mengapa dia menjadi tak punya nyali untuk mengatakannya sekarang padahal tadi dia begitu semangat dan yakin untuk mengungkapkan perasaannya.

"Lo kenapa sih? Mau pinjem PR kan? Gue belum jadi"

Dani memegang kedua tangan Pelangi membuat Pelangi sedikit terkejut dan kebingungan. Pasalnya raut wajah Dani terlihat serius.

"Lo sakit?" Pelangi meletakkan punggung tangannya pada kening cowok itu. Suhunya tak panas. Biasa saja.

"Lo kenapa sih?" Geram Pelangi.

Dani menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Raut wajah Dani yang tadinya terlihat serius berubah kembali menjadi Dani tengil. Dani cengir dihadapan Pelangi membuat gadis itu mengkerutkan kening. Bingung dengan perubahan sikap Dani.

"Hehe... gue kesini cuma mau minta maaf sama lo. Atas kejadian tadi. Gue gak ada maksud buat bully lo. Serius" ucap Dani sambil menunjukkan kari telunjuk dan rengahnya dihadapan Pelangi.

"Gue cuma becanda. Tuh pacar lo aja yang baperan kaya cewek pms" Terang cowok itu membuat Pelangi menghela nafas sambil memutar bola mata malas lalu memukul lengan cowok itu membuatnya meringis kesakitan. Siapa suruh membuat Pelangi tegang. Sekalian Pelangi akan melampiaskan kekesalannya pada Dani saja. Abisnya kenapa Dani malam ini sangat menyebalkan? Dia kira ada hal serius yang akan disampaikan Dani. Rupanya hanya meminta maaf saja.

"Nih rasain nih! Resek banget sih lo!"

"Aww Pel sakit!!"

"Pal pel pal pel lo kira gue kain pel"

"Ya emang gitu sih"

"DANI!!!"

"Aww Pel sakit Aww..."

"Bodo amat siapa suruh resek!!"

"Eh iya deh gak lagi"

"Enggak!"

"Gue nyerah gue nyerah gue nyerah" Pinta Dani mengibarkan bendera putih pada Pelangi membuat gadis itu menghentikan aksi memukulnya. Dani kini mengelus tangan bekas pukulan Pelangi tadi.

TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang