Happy Reading❤
jangan lupa follow, like and koment❤
____________________________________
Waktu selalu membuat kesalahan
Mempertemukan kita pada saat yang tidak tepat
Hingga bekas itu masih terasa adanya meski sedikit demi sedikit berusaha tuk dihilangkan
Waktu begitu kejam mempertemukan kita dengan kata tak saling kenal
Hingga berakhirpun masih dengan kata itu🌈
"Ceroboh"
Gadis yang tadi sedang mengambil buku yang jatuh dari rak perpustakaan karenanya seketika menghentikan gerakannya.
Pelangi mendongak mendapati pria dengan tubuh tinggi sedang menatapnya dengan sorot mata dingin. Kedua tangannya ia masukkan kesaku celananya.
Tanpa babibu pria itu berjongkok dan membantu Pelangi mengambil buku buku yang berjatuhan. Dan Pelangi membiarkan saja. Dilihatnya name tag cowok itu 'Revan Devandra'. Pelangi tak asing dengan nama itu. Dia Revan dari jurusan IPA yang juga termasuk seniornya sekaligus ketua tim basket yang terkenal akan kelihaiannya bermain. Siapa yang tak mengenal cowok disampingnya ini yang sedang membantu Pelangi? Seantero sekolah tau. Tak hanya karena pintar dalam bermain basket tapi juga karena ketampanannya yang tak bisa dipungkiri.
Tadi Pelangi sempat terkejut saat tau asal suara itu dari cowok yang terkenal dingin. Tapi jika dilihat Revan tak sedingin apa yang Pelangi dengar dari siswa siswa lainnya. Buktinya Revan sekarang membantunya.
Revan menaruh buku yang tadi ia kumpulkan ditangan Pelangi membuat gadis itu tersadar dari lamunannya sambil sempat menatap Revan tadi.
Revan yang hendak bangkit tapi mendengar suara gesekan yang berasa dari rak buku. Revan mendongak. Dilihatnya buku yang tebal berwarna coklat hendak jatuh dan menimpa kepala gadis yang tak Revan tau namanya itu.
Buku itu terjatuh detik itu juga Revan langsung merengkuh tubuh Pelangi untuk melindunginya. Pelangi yang tadi hendak berdiripun terkejut lantaran Revan yang tiba tiba saja langsung memeluknya. Menyembunyikan kepalanya didada bidang cowok itu.
"Arrgghh"
Ringisan kecil terdengar dari mulut Revan kala buku tebal itu mendarat dipunggungnya dengan sangat keras. Pelangi yang tadi sempat menutup kepala itupun langsung membukanya saat mendengar ringisan dari mulut Revan. Pelangi mendongak saat Revan sudah melepaskan pelukannya. Terlihat dari raut wajah Revan yang menahan rasa sakit. Pelangi khawatir ingin menanyakan keadaan cowok itu tapi ia sungkan mengingat betapa dinginnya cowok itu.
Belum sempat Pelangi mengeluarkan suara sekedar mengucapkan terimakasih Revan sudah berdiri melenggang pergi keluar dari perpustakaan begitu saja. Sontak itu membuat Pelangi diselimuti rasa bersalah.
Dan mulai saat itupun Revan selalu ingin melindungi gadis itu. Gadis dengan rambut yang dikuncir kuda setiap harinya.
"Mas udah sampai" ucap supir taksi membunyarkan ingatan Revan yang kala itu bertemu Pelangi untuk pertama kalinya.
Revan membayar taksi setelah itu keluar. Taksipun langsung melenggang pergi.
Revan membuka pintu gerbang rumahnya. Ada sebuah mobil silver terparkir di depan rumahnya. Revan yang tidak tau itu mobil siapa pun langsung masuk ke dalam rumah. Siapa tau ada temannya yang berkunjung.
"Saya mohon tolong pergi" kalimat itu yang terdengar pertama kali saat Revan sudah memasuki rumahnya.
Revan langsung menuju ke sumber suara yang tepatnya berada di ruang tamu. Revan melihat Tasya yang terduduk dipojok sambil menenggelamkan kepalanya diantara lutut dan tangannya menutup kedua telinganya. Bisa dilihat dari tubuh gadis itu yang gemetar kalau dia sedang menangis. Tasya menangis sesenggukan sambil mengatakan 'jangan'. Revan langsung berlari melempar tasnya begitu saja. Menghampiri Tasya dan langsung memeluknya menenangkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice
Teen FictionJUDUL AWAL: BEAUTIFUL RAINBOW Apa jadinya saat dulu orang yang kamu sia siakan sekarang menjadi orang yang begitu kamu inginkan kembali? Bahkan sekarang kamu begitu menyadarinya bahwa seseorang yang dulu kamu pikir buruk namun ternyata begitu berhar...