Prolog

66.3K 6.1K 2.6K
                                    

"Kau gila ya?!" Anak lelaki itu menatapku tidak percaya.

"Na Jaemin! Kau menyukaiku?!" Tampak setetes peluh di dahi anak lelaki itu saat ia berbicara, "Aku tidak menyukaimu!"

"Jahatnya... Kenapa?" Aku bertanya dengan gugup.

"Kau masih bertanya?!" Anak lelaki bernama Kevin itu membentakku, "Kau sangat jelek dan gendut!"

Ini adalah pernyataan cinta pertamaku.

"Mulai hari ini aku tidak akan makan!" Aku menangis sambil berteriak.

"Bicara apa kau ini?! Mengapa kau tidak mau makan?" tanya ibuku.

"Aku akan diet, lalu punya kekasih!" jawabku.

"Kalau nanti kau minta makan, tidak akan ibu kasih ya!"

Dan ini adalah pernyataan cintaku yang ke-9, dan juga yang terakhir.

"A, anu, kakak..."

"Kenapa memanggil, Jaemin?"

"Itu... a, aku... sebenarnya suka kakak!"

Kakak kelasku yang bernama Bang Chan itu tampak terkejut, terlihat jelas dari ekspresinya.

"Maaf Jaemin! Aku benar-benar tidak bisa bersamamu!"

Kata-kata itu membuat jantungku serasa berhenti berdetak, tetapi aku masih memberanikan diri untuk bertanya walaupun jawabannya pasti akan sangat menyakitkan.

"Eh? Maksud kakak?"

"Kau... terlalu jelek."

JLEP

Sejak itu aku sadar mengapa para anak lelaki memberikan tatapan aneh saat aku mengajak mereka berbicara, mengapa orang yang baru pertama melihatku bersikap dingin, mengapa kadang orang menghinaku di tengah jalan, dan apa maksud kalimat terakhir dari bisikan anak-anak perempuan dan lelaki submisif, "Setidaknya lebih mending daripada Jaemin."

Mengapa cinta tidak datang kepadaku seperti orang-orang lain?

🦄

Malam itu aku berdiri di tempat bunuh diri paling favorit di kotaku. Kupikir kalau tidak bisa mendapatkan cinta dari siapapun seperti ini, tidak ada artinya aku hidup. Di kehidupan selanjutnya semoga aku lahir kembali walau hanya dengan wajah pas-pasan.

"Permisi, tidak lihat ini?" Dari belakang kudengar suara laki-laki. Aku menoleh dan menemukan seorang laki-laki berusia sekitar dua puluhan sedang memegang papan bertuliskan "SEKALI BUNUH DIRI 30 RIBU WON"

Aku berpikir sebelum mengambil uang 30 ribu won dari saku dan menyerahkannya kepada laki-laki itu. Ia memejamkan matanya sambil menghela nafas sebelum menunjuk tulisan kecil di papan itu yang tidak terbaca olehku sebelumnya :

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang