15. Lagi-lagi. Pertemuan Kembali

12.9K 2.3K 207
                                    

"Renjun!" teriak Jaemin panik. Ia langsung berjongkok untuk melihat keadaan lelaki mungil itu, "Kau tidak apa-apa?!"

Jaemin merasa bersalah sekaligus panik karena ia yang telah menjatuhkan tabung panas itu, walaupun kejadian sebenarnya adalah Renjun yang tidak langsung mengambil saat Jaemin memberikan tabung itu padanya.

"Hei, Renjun! Kau tidak apa-apa?!" Woojin tampak berlari ke arah mereka dengan Jinyoung yang mengikuti di belakangnya.

"Ada apa lagi di sana?! Padahal tadi sudah diberi tahu. Kalian harus berhati-hati!" Sang asdos bergegas menghampiri mereka.

"Maafkan saya! Renjun, maaf, aku-"

"Kau tidak apa-apa, Renjun?! Sakit?!" Asdos bersurai cokelat itu terlihat panik karena hari ini sudah ada dua kecelakaan.

"A, aku tidak apa-apa. Sakit, tapi tidak apa-apa, hanya tersiram sedikit." Renjun masih tampak syok dilihat dari tubuhnya yang bergetar.

"Renjun! Belingnya! Bahaya!" Jaemin yang melihat kaki Renjun hampir menginjak pecahan beling langsung mengambil tindakan sesuai dengan instingnya. Ia hendak meraih beling yang berada di dekat kaki Renjun dan itu bisa membahayakan dirinya sendiri.

"Hei!" Jeno segera menahan pergelangan tangannya. Jaemin membelalakkan matanya dan langsung menarik tangannya. Jeno menatap tidak percaya ke arah lelaki manis itu.

"Kau tidak sadar jika kau sendiri juga bisa terluka?"

Jaemin menatap Jeno dengan perasaan bersalah. Yang dikatakan Jeno memang benar. Ia terlalu memikirkan orang lain dan tidak memikirkan dirinya sendiri.

"Dasar kau ini. Tanganmu juga jadi terluka." kata sang asdos.

"Hanya sedikit. Tak apa."

"Biar kami yang bersihkan. Kau duluan sana." Setelah mengatakan itu, Jeno meninggalkan Jaemin yang diliputi perasaan bersalah. Lelaki manis itu menatap jari tangannya yang memerah kemudian memilih pergi.

Sementara itu, Woojin, Jinyoung, dan asdos masih mengurus Renjun. Sang asdos memastikan keadaan lelaki mungil itu dan menawarkannya untuk pergi ke UKS.

"Tidak perlu. Untungnya hanya kena sedikit. Aku bisa ke toilet lalu mendinginkannya dengan air."

"Kalau sampai berbekas bagaimana? Aduh, Jaemin harusnya berhati-hati."

Renjun hanya diam tanpa membalas perkataan mereka.

🦄

Jeno baru saja membuka kaleng minumannya saat Renjun berjalan menuju mesin penjual otomatis untuk menghampirinya.

"Kau minum apa lagi? Sepertinya kau selalu membeli minuman." Lelaki mungil itu mendudukkan dirinya di kursi yang bersebelahan dengan mesin penjual otomatis itu. Ia mengangkat kaki kirinya yang telah ditempeli plester, "Karena aku, kau jadi harus membersihkan pecahan kaca. Maaf ya."

"Aku tidak melakukannya karenamu." sarkas Jeno.

Renjun tampak tidak begitu terpengaruh oleh perkataan Jeno, "Oh, begitu ya? Kau ini selalu saja dingin. Hebat sekali."

"Hebat? Memangnya sampai sepertimu?" Jeno berbalik pergi setelah membuang kaleng minumannya yang sudah habis ditenggak.

Renjun tampak memikirkan maksud perkataan Jeno, kemudian melepaskan plester di kakinya yang sama sekali tidak terluka. Ia menurunkan celananya yang tadi sempat ia gulung saat Woojin datang menghampirinya.

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang