12. Padahal Tidak Tahu

13.8K 2.4K 418
                                    

Wajahku memanas. Jeno hanya menatapku tanpa ekspresi. Kemudian, bibirku kembali bergerak, memecah keheningan di antara kami, "Seperti yang kau katakan. Aku sangat menjijikkan, orang yang memberikan nilai pada wajah setiap orang, menyedihkan. Tetapi..."

"Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?" Jeno menyelaku.

Aku terdiam. Benar. Apa yang ingin kukatakan sebenarnya? Aku bahkan tidak tahu. Aku tidak tahu apa-apa, tetapi, entah mengapa aku merasa tidak adil

"Benar. Aku melihat dunia hanya dari wajah. Aku benci diriku yang menyedihkan ini, tetapi," aku mengambil nafas sebanyak-banyaknya sebelum berteriak, "Kau tidak tahu apa-apa! Hidup selalu dikurung di toilet laki-laki dominan karena buruk rupa, hidup tidak bisa menggunakan parfum yang disukai karena wajahku jelek! Kau tidak pernah mengalami hidup seperti itu! Kau tidak pernah merasa putus asa karena selalu bertanya-tanya apakah dirimu bisa dicintai, bukan?! Kau bisa terlihat keren dengan hidup sesuai keinginanmu, tetapi aku tidak! Hidupku selalu seperti itu! Bagaimana aku tidak terobsesi dengan wajah?"

Aku tidak dapat menahan lagi dan akhirnya menangis di hadapan Jeno, "Iya. Aku benci orang-orang yang berbisik-bisik jika aku adalah Gangnam beauty. Aku juga lelah dan benci selalu dihina monster operasi plastik. Tetapi, yang paling mengerikan adalah kalau aku harus kembali ke saat sebelum operasi."

Setelahnya aku berbalik pergi. Sekarang sudah selesai. Aku tidak akan berurusan lagi dengannya. Tolonglah, Tuhan. Jangan biarkan aku berurusan lagi dengannya.

Kupejamkan mataku dengan tangan tertangkup di depan wajah. Aku baru membuka mataku saat ponselku berbunyi, menandakan ada notifikasi masuk.

renjun
Jaemin, kau di mana? T_T

Aku segera pergi menemui Renjun karena sepertinya ada hal penting yang ingin dibahas.

🤷

"Maaf, Jaemin. Sepertinya Kak Jongdae melakukan hal seperti itu padamu karena aku."

"Apa maksudmu?" tanyaku pada Renjun yang menundukkan kepalanya.

"Kak Jongdae berkata bahwa ia menyukaiku, tetapi aku tolak karena merasa terbebani dan tidak enak padamu. Sepertinya ia salah sangka dan menganggap itu semua salahmu."

Aku terdiam. Dapat kulihat Renjun mulai meneteskan air mata. Ia tiba-tiba menggenggam dan mengangkat tangan kiriku dengan kedua tangannya, "Kau pasti takut ya? Ini semua salahku."

"Tidak. Ini bukan salahmu." jawabku cepat.

Renjun terdiam menatapku sejenak kemudian berkata, "Terima kasih. Kau akan memaafkanku, bukan?"

"Aku memaafkanmu? Orang itu yang jahat padaku. Itu bukan salahmu." Aku berusaha membuat anak cantik dan baik ini tidak merasa bersalah lagi.

"Jaemin, padahal kupikir aku tidak bisa berteman lagi denganmu."

"Tidak seperti itu!"

"Untunglah. Kau baik sekali. Terima kasih ya." Renjun membungkukkan tubuhnya sedikit, "Oh ya, Jaemin. Kau berpacaran dengan Jeno ya?"

"Apa? Bicara apa kau?" Aku mulai panik.

"Oh, bukan ya? Habisnya anak-anak heboh membicarakan kau berpacaran dengan Jeno."

"Tidak mungkin! Dia tidak suka denganku. Pokoknya bukan!" Aku menggerakkan tanganku, kelabakan. Gosip dari mana itu?

"Kalau begitu, mengapa dia menolongmu?"

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang