21. Ingatan Singkat

11.6K 2K 203
                                    

Suasana menjadi canggung karena Jeno hanya menatap mereka datar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Ha, halo." Jaemin memutuskan untuk memecah kecanggungan di antara mereka. Jeno masih saja menatap mereka datar tanpa menjawab sapaan Jaemin. Minhyung juga menatap Jeno datar dan Jaemin sadar bahwa ia sekarang berada dalam situasi yang tidak nyaman.

Minhyung mencoba tersenyum pada Jeno, "Sepertinya, aku pernah mengalami situasi ini. Ada urusan apa?"

Jaemin melirik ke arah Jeno yang tetap diam dan selanjutnya melirik ke arah Minhyung yang tersenyum seolah sedang menantang Jeno. Ia tidak mengerti mengapa mereka berdua seperti itu.

Tiba-tiba saja, perkataan Jeno saat menolongnya dari gangguan Yukhei terlintas di otak Jaemin.

"Kau menyukainya?"

"Tidak suka? Jika tidak suka, katakan. Mengapa gugup seperti itu? Kau hanya perlu mengatakan bahwa kau tidak mau!"

Jaemin menatap Jeno, "Tidak! Sekarang bukan tidak suka."

Lelaki tampan itu menatap Jaemin datar, "Baiklah."

Dan mereka berdua hanya mampu terdiam saat Jeno berjalan keluar dan menutup pintu dengan agak keras.

Di luar, Tzuyu langsung menyerang Jeno dengan pertanyaan, "Apa yang kau lakukan?"

"Takut ia gugup dan tidak bisa berbicara dengan lancar. Ayo pergi." jawab Jeno santai.

"Apa yang kau bicarakan? Mencurigakan."

Kembali lagi ke Jaemin dan Minhyung. Pria blasteran itu menatap Jaemin yang sedikit menunduk.

"Kau mengganti parfummu?"

"Ya?" Jaemin mengangkat kepalanya.

"Sepertinya berbeda dengan hari-hari sebelumnya."

"Iya. Kemarin aku memakai Barbary Budy, hari ini aku memakai parfum miniature yang baru kubeli. Namanya Sweet Bibi dari Demeter. Aromanya sangat enak, tetapi karena hanya 15 ml, aku sayang menggunakannya." Tatapan Jaemin berubah menjadi berbinar-binar. Minhyung terdiam sebelum tertawa terbahak-bahak.

"Tatapanmu langsung berubah. Jaemin, kau sangat menyukai parfum? Tetapi, apa kau tidak terkesan dengan perhatianku sampai aku tahu parfummu berubah?"

"Ah, iya juga." Jaemin tersenyum dengan wajah yang merona. Minhyung ikut tersenyum melihatnya.

"Itu... Maaf karena tidak membalas chat dari kak senior." ujar Jaemin.

"Mengapa harus minta maaf? Wajar saja." Minhyung tersenyum.

Jaemin menundukkan kepala saat mengatakan perasaan yang sebenarnya, "Kak, bukannya aku tidak suka, tetapi selera kakak benar-benar unik. Aku tidak tahu bagaimana harus menanggapi orang yang mengatakan suka karena wajahku. Apa benar kakak menyukaiku karena wajah?"

Setelah mengatakan itu, Jaemin merutuki dirinya sendiri karena berani-beraninya ia berbicara seperti itu.

"Iya." jawab Minhyung yang membuat Jaemin tercengang.

"Apa? Jadi wajah yang paling penting?"

"Iya." jawab Minhyung lagi.

"Mengapa seperti itu?"

Minhyung tersenyum lembut, "Jaemin, memangnya itu penting? Mungkin terdengar seperti rayuan, tetapi aku tidak perlu berbohong dalam hal itu. Memangnya ada masalah jika menyukai orang karena orang itu cantik atau tampan? Baik laki-laki maupun perempuan, kupikir masuk akal untuk menyukai sesuatu yang cantik, sifat, pesona, atau pun wajah. Semua itu adalah syarat. Memangnya ada alasan untuk mengatakan hanya menyukai wajah itu sombong? Lagipula, aku juga termasuk tampan."

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang