33. Kencan

11.3K 1.7K 161
                                    

"Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu. Akhir-akhir ini aku sibuk. Maaf."

"Tidak! Tidak selama itu juga." jawab Jaemin gugup.

"Besok kau ada kelas apa?"

"Besok pagi kelas kimia dasar, lalu sorenya kelas umum, tetapi sepertinya kelas umum akan libur."

"Jika kelas umum libur, kau tidak ada kelas selain kelas pagi?"

"Iya." Jaemin tersenyum untuk mengurangi kecanggungan.

"Kebetulan sekali besok aku tidak ada kelas! Apakah ini petunjuk Tuhan agar kita bisa pergi bersama?" Minhyung tertawa. Jaemin juga tertawa, tetapi agak dipaksakan.

"Ada tempat yang ingin kau kunjungi?" tanya Minhyung setelah tawanya reda.

"Ke mana saja boleh."

"Kau suka jika pasanganmu yang menentukan semuanya saat kencan?" Minhyung bertanya lembut.

"Lebih tepatnya karena aku tidak pernah berkencan." Jaemin menundukkan kepala saat Minhyung tampak terkejut mendengar perkataannya.

"Ternyata seperti itu?" kata Minhyung setelah beberapa detik.

👨‍❤️‍👨

Esok paginya, Jeno pergi ke mini market untuk membeli minuman bersoda kesukaannya. Saat sedang membayar di kasir, Jeno dapat mendengar suara yang familiar di sebelahnya.

"Tolong Malbo Red-nya."

Jeno menoleh ke sisi kirinya dan ia dapat melihat Minhyung sedang berdiri di sebelahnya.

"Satu saja?" tanya petugas kasir pada Minhyung.

"Iya." Minhyung menjawab sambil menoleh ke arah Jeno. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal ketika melihat saingannya itu, "Tidak jadi. Tolong dua."

Begitu Jeno keluar dari mini market tersebut, Minhyung segera mengejarnya.

"Hei!" Lelaki kelahiran Kanada itu menyelipkan sebungkus rokok yang tadi ia beli ke tangan Jeno, "Untukmu."

"Aku tidak merokok." Jeno menyerahkan benda itu ke Minhyung.

"Coba saja nanti saat kau sudah dewasa. Usia dua puluh sepertimu, jika ditolak oleh orang yang disuka pasti langsung cepat jadi dewasa." Minhyung pergi meninggalkan Jeno sambil tertawa.

"Apakah ia orang gila?" geram Jeno kesal.

👨‍❤️‍👨

"Hari ini Jeno terlihat sangat marah. Ada apa dengannya?" tanya Tzuyu sambil menatap wajah Jeno yang kusut.

"Bukankah ekspresi Jeno selalu seperti itu?" Changbin balik bertanya.

"Jaemin!" Tzuyu berjalan ke arah pintu begitu melihat Jaemin datang, "Kau cantik sekali hari ini, sepertinya kau lebih niat berdandan daripada biasanya."

"Terima kasih." Jaemin tersenyum kemudian mengeluarkan dua botol parfum dari tasnya, "Tetapi, aku masih belum bisa memilih parfum. Di antara dua ini, manakah yang lebih cocok?"

"Semuanya cocok." jawab Tzuyu.

"Aku juga tidak tahu." jawab Changbin.

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang