22. Cantik Jika Diet

11.8K 1.9K 583
                                    

Hujan turun semakin deras. Jeno membuka mulutnya untuk menjawab perkataan Minhyung, tetapi ia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat sehingga yang keluar dari mulutnya hanyalah decakan dan gerutuan, "Bicara apa kau."

"Jangan sok membatas-batasi, padahal kau bukan kekasihnya. Ketahuan sekali jika kau belum pernah memiliki kekasih, betul?" Minhyung seolah-olah menantang Jeno, "Kakak ini merasa sayang. Padahal sudah lahir dengan wajah tampan seperti itu. Apakah kau tidak merasa sayang?"

Jeno menatap Minhyung tajam, tetapi lelaki yang lebih pendek darinya itu tampak tidak peduli.

"Langsung saja katakan jika kau suka, walaupun pasti akan ditolak, tetapi harus seperti itu jika kau tak mau menyesal."

"Kau saja yang lakukan sendiri." Jeno pergi meninggalkan Minhyung dengan tangan yang digunakan untuk melindungi kepalanya dari air hujan.

"Jangan menyesal jika ada yang mendahuluimu!"

Jeno menggerutu dalam hati begitu mendengar ucapan Minhyung yang sengaja dikeraskan itu. Dan tanpa Jeno sadari, Minhyung tersenyum atas kemenangannya.

👸

"Halo!"

Perhatian orang-orang langsung tertuju pada pintu ruang jurusan ketika pintu itu terbuka dan menampakkan sesosok lelaki manis.

"Oh, Jaemin sudah datang?" ujar Tzuyu.

"Padahal banyak anggota komite siswa yang tidak hadir pada rapat hari ini. Jaemin dan Renjun malah lebih rajin dari mereka." Jihoon tersenyum sambil mengunyah kimbap-nya.

Jaemin tertawa kecil. Ia berpikir bahwa Jihoon tetap terlihat manis hari ini, tetapi sepertinya Jihoon salah mengartikan tatapan Jaemin. Lelaki montok itu mengarahkan pandangannya pada kimbap yang ada di tangannya lalu kembali menatap Jaemin memelas.

"Apakah aku sekarang seperti babi?"

"Apa?!" Jaemin terkejut mendengar penuturan lelaki montok itu.

"Aku sedang lapar. Aku tidak selalu makan seperti ini."

"Aku tidak pernah berpikir seperti itu!" panik Jaemin.

"Oh ya?" Jihoon menghela nafasnya lega, "Untunglah."

Setelahnya, Jaemin mendudukkan diri di kursi yang berhadapan dengan Jihoon. Ia tidak mengerti mengapa Jihoon yang menurutnya cantik selalu diejek oleh para anak laki-laki.

"Jaemin ramping sekali. Enaknya menjadi cantik." ujar Jihoon sambil menatap Jaemin dengan tangan yang menopang dagunya.

"Apa?! Yang cantik itu kakak! Aku—"

Jihoon mengalihkan pandangannya ke arah lain, "Apa cantiknya aku? Gemuk seperti ini. Setiap kali keluar rumah, tidak ada orang yang lebih gemuk dariku. Orang lain ramping dan cantik. Aku jadi malas pergi keluar."

"Berat badanku juga turun banyak. Karena aku tipe yang mudah gemuk, sekarang aku selalu berusaha untuk diet. Padahal, saat pertama kali melihat kakak, aku iri karena melihat kakak sangat cantik."

Jihoon kembali mengunyah kimbap-nya, "Bicara apa anak ini? Sebenarnya, orang-orang sering berkata bahwa aku akan menjadi cantik jika menurunkan berat badan, tetapi memangnya dipikir diet itu mudah?"

Jaemin berpikir bahwa sekarang Jihoon sudah cukup cantik dan sudah tidak butuh diet lagi.

Tepat saat itu, pintu ruang jurusan terbuka. Guanlin, Daniel, dan Nayeon masuk ke dalam.

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang