Chapter 32 {Sadis}

35 13 4
                                    

Sinar matahari pagi masuk dari pentilasi pintu yang tertutup sangat rapat nyaris tanpa cela.

Di sana, Di sebuah tempat yang bisa di bilang sebagai gudang terdapat sesosok gadis yang duduk di sebuah kursi dengan keadaan masih tak sadarkan diri dan tubuh yang di ikat.

Lissa, yah..gadis itu adalah Lissa, keadaan nya sekarang sangat berantakan dengan masih mengenakan baju terakhir pada saat sepulang dari tempat Zezi hanya saja bedanya baju itu sekarang terlihat kotor.

Keadaan rambut yang tadinya di ikat satu rapih kini sudah berubah berantakan, dan sampai sekarang Lissa masih memejamkan matanya akibat kelelahan berteriak meminta tolong sejak kemarin.

Saat bunyi pintu di buka barulah jiwa Lissa mulai merespon meskipun belum seutuhnya kembali.

Lissa mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk ke pupil matanya, terdengar jelas suara tawa yang lepas dari tiga orang yang masuk ke dalam ruangan tempat di mana Lissa berada sekarang.

"Lola?" Ucap Lissa sangat pelan bahkan mungkin hanya bisa di dengar jika di dekat Lissa saja saat melihat tiga orang yang datang dengan tawa kejam, dua di antaranya laki laki dengan postur tubuh petinju dan satu perempuan yang berjalan angkuh berada di tengah alias Lola.

"Good morning..., Hahahaha" Ucap Lola dengan cukup kuat sambil berjalan ke arah Lissa.

"Lola tolong lepasin gue, gue nggak mau di sini" Lissa berbicara dengan suara parau dan air mata yang terbendung bahkan hampir jatuh, tapi Lissa menahannya agar tidak jatuh.

"Lepasin? enak banget" Lola tertawa sinis. "Udah susah payah bawa lo ke sini lo main minta lepasin aja, belum juga lo gue apa- apain" kini Lola menuju ke sebuah meja dan mengambil benda seperti tali namun lebih besar.

"Lola lo mau ngapain?" tanya Lissa dengan nada ketakutan karena melihat Lola berjalan lagi ke arahnya dengan membawa Cambuk, yah ... tali tadi sebenarnya adalah cambuk.

"Mau ngapain ya ....?" Lola makin mendekat ke arah Lissa. "gue cuma mau main bentar doang kok sama Lo, yah ... paling cuma sampai lo dead aja, kecuali lo nanti ada yang nolong ya mungkin lo masih selamat, tapi kalau kalimat gue yang terakhir itu nggak bakal terjadi hahaha" Lola mengakhiri dengan tawa yang sangat kejam dan mengerikan.

"Lola gue mohon lepasin gue" Tangis Lissa langsung pecah saat Lola mulai mengayunkan cambuk yang di pegang nya.

Seolah tak mendengar permohonan Lissa, Lola dengam kejamnya melepaskan satu cambukan ke arah Lissa tepatnya pada bagian lengan kanan Lissa.

"Aaaa!!!" Lissa menjerit sangat kuat akibat cambukan yang di berikan Lola.

Saat satu cambukan di lontarkan padanya, Lissa merasa sekujur tubuhnya bagai di sengat aliran listrik, ia mememejamkan matanya saat merasa perih di lengan kanan nya dan benar saja, perih itu di barengi dengan darah segar yang ikut keluar dari bekas cambukan itu.

"Lola gue mohon lepasin gue" Lissa kembali meminta namun lagi lagi tak di hiraukan Lola.

Ntah setan apa yang merasuki Lola sehingga membuatnya terus melakukan tindakan tersebut bahkan ia sendiri sampai kelelahan.

"Masih mau lagi ngebantah omongan gue hah?" Lola berbicara cukup kuat sambil menjambak rambut Lissa kuat.

"To-tolong-le-lepas-in-gu-gue" Ucap Lissa di sela sela penderitaannya di tangan Lola.

"Oke gue akan lepasin lo tapi nanti kalau lo udah benar benar tewas di tangan gue, Hahahaha" Terakhir kalinya Lola kembali melepaskan cambukan dan kali ini mampu membuat Lissa tak sadarkan diri.

Keadaan Lissa saat ini sangat mengenaskan, baju yang sudah penuh dengan darah, dan rambut yang sangat berantakan.

Tak lama kemudian Lissa kembali sadarkan diri yang membuat Lola kembali menghampirinya.

CALISSA《COMPLETED✔》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang