9

5.4K 139 9
                                    

"Aku telah melakukannya"

Axton mengangguk kecil sebagai jawaban yang pastinya tidak akan di ketahui oleh lawan bicaranya. Ia memindahkan ponsel dari sebelah kanan ke kiri, mengamati jalanan yang cukup senggang pada malam hari, menunggu kata selanjutnya yang akan terucap dari sebrang sana

"Alvero dan aku akan segera lepas landas menuju Sisilia, kau akan menyusul?"

Axton berbelok dan berhenti di sebuah mansion mewah, namun tetap masih kalah mewah dengan mansion miliknya, seorang satpam membukakan pintu dengan tergesa dan menunduk hormat kala mobil Axton melewatinya.

"Segera, setelah urusanku selesai"

"Urusan apa?"

Klik...

Tanpa menjawab pertanyaan Richard Axton mematikan sambungannya, menutup pintu mobil cukup keras dan berjalan masuk ke dalam mansion. Mansion dengan tulisan Salvatore D'Angelo yang bertengger gagah di muka mansion itu menambah kesan luxurious dan misterious?

Banyak maid yang berjajar menyambut kedatangannya, menunduk hormat dan mengucapkan salam

"benvenuto signore"

Axton tak menghiraukan satupun ucapan ucapan itu, ia berjalan lurus dengan wajah datarnya, kepala maid mansion itu menghampiri Axton dan berjalan sedikit di belakangnya.

"Dimana dia?"

"Salvatore D'Angelo menunggu anda di ruang kerjanya"

Tanpa mengucap apapun Axton berjalan menuju ruang kerja pria tua itu. Membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Axton mendapati tamu penting yang sedang mengunjungi kakeknya, melihat orang itu membuat seringai muncul di bibirnya.

"Kau boleh pergi"

Salvatore D'Angelo mengibaskan tangannya, membuat lelaki itu mengangguk paham, wajah babak belurnya berhadapan dengan wajah tampan Axton, dapat dilihat rahang lelaki itu mengeras dan kedua tangannya terkepal erat.

"Tunggu apa lagi, pergi"

Axton menunjukan senyum kemenangan, ia berjalan dan duduk di hadapan Salvatore D'Angelo. Ia mengangkat sebelah kakinya dan menyalakan pematik membakar batang nikotin yang terjepit di antara bibirnya.

"Apa benar yang dikatakannya?"

Huuuuu Axton menghembuskan asap rokok tepat di hadapan wajah Salvatore D'Angeloyang membuatnya terbatuk-batuk

"Uhuk...uhuk...Kau mau membunuhku?!!!"

Axton menggeleng, ia menatap datar Salvatore. Kemudian terkekeh kecil.

"Untuk apa aku membunuhmu, sedang kau sebentar lagi pun akan mati"

Wajah Salvatore memerah, ia menodongkan tongkat berjalannya tepat ke arah bola mata Axton.

"Beraninya kau berbicara seperti itu!"

Dengan sekali hentakan, Axton menyingkirkan tongkat itu, membuat Salvatore sedikit kehilangan keseimbangan. Salvatore menghela nafas ia menatap cucu satu-satunya itu dengan serius

"Benarkah kau menyekap seorang wanita?"

Axton mengangguk singkat

Salvatore menggeleng "Kau tahu bukan, kau melanggar kode etik"

Axton terkekeh kecil "Aku tak merasa melanggar apapun"

"Seorang istri harus diperlakukan dengan penuh hormat"

Axton menatap dingin orang yang berstatus sebagai kakeknya itu

"Dan dia bukan istriku"

"Tapi dia wanita Ax"

Dear MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang