"Diculik? Bagaimana mungkin ia diculik, ia sendiri yang mengatakan bahwa ia sedang berlibur"
"Kau bertemu dia di mana?"
Alfredo terdiam, memikirkan tempat pertemuannya dengan Chrysa yang terasa janggal.
"Eh itu, aku bertemunya di pelelangan wanita milik tuan Maximilian"
Petter tersentak kaget "Pelelangan wanita, maksud paman Chrysa menjadi salah satu wanita yang dipasok?"
Alfredo menggeleng, "Tidak, Chrysa duduk di barisan tamu, bukan di barisan wanita yang akan d lelang"
"Bagaimana kau bisa percaya bahwa Chrysa sedang berlibur Alfre jika kau saja bertemu dengannya di tempat perdagangan manusia. Apa ada orang yang berlibur untuk membeli manusia?" Marrie menggeleng tak percaya, padahal sepupu suaminya ini sudah bertemu Chrysa sebelumnya tapi ia ta melakukan apapun.
"Kau tahu siapa pemilik acara itu Alfre?"
Alfredo menoleh menatap Austin, ia mengangguk singkat
"Acara itu acara rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Masson, pemilik Club' malam Goccio - L'Arte del Miscelare. Club' malam terkenal di sini"
Austin mengangguk mengerti, "Lalu siapa pemasok wanita di sana?"
"Tuan Maximillian. Nama itulah yang disebutkan di acara pembuka pelelangan"
"Maximillian?" Petter pernah mendengar nama itu ketika ia masih berada di bawah klan Salvatore. Maximillian adalah
"Maximillian adalah pemimpin muda klan D'Angelo. Dia anak Giordano D'Angelo dan Joseana Philips Anterea. Aku sempat bertemu dengan nya beberapa kali. Terakhir kali adalah ketika aku menemui Salvatore D'Angelo"
"Untuk apa anak Gio dan Anna menculik anak kita Austin? Bukankah kita pergi dengan perjanjian, bukan dengan konflik? Kita berdua pergi juga beberapa bulan setelah pernikahan mereka? Apa Gio mengetahui perbuatan kita di belakangnya Austin?"
Austin menggeleng "Setelah aku berbicara dengan Salvatore sesuai ide Alfredo. Aku dan Salvatore D'Angelo sepakat untuk merahasiakan itu, Gio tidak tahu menahu soal itu"
Alfredo mengangguk, "Berdasar rumor keluarga itu juga cukup harmonis"
Petter membatin "Aku yakin, ini ada sangkut pautnya dengan masalah Ayah dan Tuan Giordano, aku yakin"
Tring...
Ponsel Petter berbunyi ada panggilan dari nomor tersembunyi.Petter menjauh untuk mengangkat panggilan telepon. "Hallo, siapa ini?"
"Welcome back to Sisilia Petter"
"Siapa ini?"
"Aku Axton Maximillian"
***
Axton telah menghabiskan 3 botol Vodka miliknya namun ia sama sekali belum mabuk. Ia adalah peminum yang hebat. Ia terbiasa meminum berbotol botol alkohol.
Melampiaskan pada berbagai minuman beralkohol adalah caranya melupakan rasa marah, sakit dan kecewa yang ia rasakan. Sejak dulu, sejak usianya masih muda, sejak ia tahu alasan mengapa ayahnya begitu membencinya, melukainya secara fisik maupun batin, ayahnya yang memperlakukan ibunya seperti binatang.
Axton meminum satu botol Vodka dengan sekali tegukan.
Prangg, setelah habis ia melemparkan botol itu hingga pecah berserakan.
"Argh sialan" Axton menjambak rambutnya. Malam ini entah mengapa pikirannya dipenuhi dengan kejadian kejadian masa kecilnya dimana ibunya diperlakukan tidak manusiawi di hadapannya.
Usia Axton saat itu adalah 3 tahun. Dimana pertama kalinya ia melihat ayahnya pulang dalam keadaan mabuk. Untuk pertama kalinya ia melihat ayahnya memperlakukan ibunya secara tidak manusiawi.
Awalnya Axton terbangun karena merasa haus, ia melangkahkan kaki mungilnya dengan gelas kosong d tangannya.
Namun sungguh pemandangan luar biasa yang ia lihat. Ayahnya menjambak rambut Ibunya. Ibunya di seret bagai binatang peliharaan oleh ayahnya sendiri.
"Kau, wanita tidak tahu malu Joseana. Kau memanfaatkan keretakan hubunganku dengan Marrie. Kau membujuk ayahmu untuk menjodohkan mu denganku, Sialan"
Prang, kepala ibunya membentur pas bunga sampai pecah. Beberapa pecahannya terlihat melukai kening sang ibu.
"Aku murni mencintaimu Gio. Aku mencintaimu. Kau juga tahu bukan bahwa Marrie menjalin hubungan dengan mu hanya karena ia akan menjadi salah satu wanita yang kau perdagangkan, itu hanya rencananya Gio"
Plakk dengan ringannya sang ayah menampar pipi ibunya, sampai sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Jaga mulutmu sialan, Marrie bukan wanita seperti itu"
Joseana terkekeh "Kau bodoh Gio. Kau tahu sendiri, Marrie lebih dulu menjalin hubungan dengan Austin sahabatmu. Tentang Marrie yang mendekatimu juga ide gila Austin bukan? Kau mendengarnya sendiri saat itu, sehari setelah kepergian mereka meninggalkan klan ayahmu. Kita berdua sama sama mendengarkan percakapan ayahmu d telpon dengan Austin"
Gio memegang kepalanya "Tidak sialan, Marrie tulus jatuh cinta kepadaku"
Joseana memeluk kaki suaminya "Tolong Gio, tolong buka hatimu untuk aku, jika tidak bisa, tolong buka hatimu untuk Ero, untuk anak kita"
Duka, dengan tidak berperasaan. Ayahnya itu menendang ibunya hingga tersungkur. "Sampai kapanpun aku tidak akan mencintaimu. Pernikahan kita hanyalah bisnis tidak lebih"
Axton menggenggam erat gelas yang ia pegang hingga remuk dan melukai telapak tangannya.
Ia berlari mendorong sang ayah menjauhi ibunya "jangan sakiti ibu, ayah"
Ayahnya hanya meliriknya sekilas dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
"Kenapa kau belum tidur Ero?"
Axton tidak menjawab ia memeluk erat sang ibu, Menuntun ibunya berdiri dan memasuki kamar. Tidak ada air mata yang keluar dari matanya. Matanya hanya memerah karena marah.
Sesampainya di kamar Axton dengan telaten membersihkan luka sang ibu "Ero, jangan benci ayahmu, ini salah ibu. Jangan pernah membenci ayahmu ya"
Axton tidak menjawab, setelah luka sang ibu selesai di obati. Ia berlalu keluar tanpa sepatah katapun.
Ternyata inilah alasan mengapa ia selalu melihat luka lebam di wajah sang ibu, ternyata ini alasan ia selalu melihat kaki ibunya yang berjalan pincang, serta plaster yang setiap harinya menghiasi tubuh sang ibu.
Ternyata inilah alasan, mengapa ayahnya tidak pernah memeluk dan menciumnya seperti kebanyakan ayah di luar sana.
Dan dari yang ia dengar penyebab ayahnya seperti itu adalah Marrie dan Austin. Orang yang dekat dengan ayahnya.
***
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mafia
RomansaRomance Some part is 21++ Bagaimana rasanya terjebak dengan orang yang kejam karena perjanjian gila yang dilakukan keluarga kalian sendiri? Ketika rasa benci mendominasi dan rasa ingin melenyapkan diri menyeruak dalam hati. Chrysant Asteraceae Ga...