12

5.6K 133 6
                                    

Happy Reading ^_^

***

"Apa yang kau inginkan?"

"Mudah..."

---

Axton memberikan kotak berwarna hitam pada Chrysa, dengan secarik kertas yang bertengger di atasnya.

"Pakai ini nanti malam"

Chrysa membuka kotak itu, isinya adalah

"Untuk apa gaun ini?"

"Pakai saja. Jam 8 kau harus sudah siap"

Axton bangkit berdiri "Mau melihat sesuatu?"

Dengan ragu Chrysa mengangguk. Ia berjalan di belakang pugung tegap Axton Allighiero Maximillian Bos dari segala bos.

Axton membuka sebuah pintu yang dijaga ketat oleh dua pengawal tepat di depan pintu.

"Masuk"

Hal pertama yang dapat Chrysa lihat adalah hitam.

Tuk..

Lampu ruangan itu menyala.

"Apa maksudmu membawaku kesini? Bahkan ruangan kosong, tanpa apa-apa"

Axton menatap Chrysa, ia menyeringai, ia berjalan mengitari ruangan yang terbilang cukup luas itu.

"Begitulah cara orang-orang bodoh melihat..." Axton menghentikan langkahnya dan menatap Chrysa.

Chrysa mengerutkan keningnya, ia sama sekali tak paham dengan arah pembicaraan pria ini, karena ruangan ini memang kosong.

"Mereka hanya dapat melihat apa yang mata mereka tangkap, hanya melihat sebelah mata saja, membuat apa yang sebenarnya tersamarkan dan selebihnya? Nol besar"

Axton merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah benda hitam dan cukup panjang.

"Laser?"

Axton mengangguk singkat "Apa yang kau lihat selain hitam di sini?"

Chrysa mengedarkan pandangannya ia dapat melihat titik putih di beberapa tempat,

"Titik putih?"

Axton kembali mengangguk, ia menyorotkan cahaya lasernya pada satu titik putih paling dekat dengan pintu masuk.

"Titik-titik ini tersusun secara sistematis"

"Maksudmu?"

Axton menurunkan lasernya dan menatap Chrysa dingin.

"Aku memberitahumu ini, karena suatu alasan. Akan ada saatnya aku membutuhkan ini denganmu"

Sebagai salah satu alatnya, lanjutnya dalam hati

Tanpa menunggu jawaban Chrysa, Axton kembali mengarahkan lasernya pada titik putih itu kemudian, cahayanya terpantulkan mengenai titik yang lain, begitu sampai mencapai titik ujung, tapi begitu tinggal satu titik lagi...

"Aku tak akan menunjukannya sekarang"

"Kenapa?"

"Kau tak lebih dari tahanan, kau adalah korban dalam permainan, seorang korban harus tetap di korbankan"

Chrysa tersenyum pahit, ia kira semuanya berubah seiring dengan sikapnya yang sedikit melembut, ternyata?..

"Jangan berfikir hanya karena aku sedikit, hanya sedikit berbaik hati, nasibmu akan berubah?, tidak!"

Axton mencengkram dagu Chrysa, membuat Chrysa mendongak dan bertatapan langsung dengan mata hitamnya.

"Setidaknya kau harus merasakan apa yang ibuku rasakan" Bisiknya.

Dear MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang