FALLIN LUV

183 38 8
                                    

Pagi ini menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini menyebalkan. Itulah yang dipikirkan laki-laki bersurai merah itu. Di pagi yang dingin ini, bahkan matahari saja belum mau menampakkan dirinya, Jinsung terpaksa bangun lebih awal karena gangguan Doyum.

Wajar kan kalau Jinsung marah? Ia berharap bisa bangun siang di hari liburnya ini. Namun gangguan Doyum seakan-akan memaksa matanya untuk terbuka dan berakhir dengan Jinsung yang sekarang sudah terduduk di ruang tamu bersama Doyum.

"Kau ini gila," serunya pada Doyum, "kau tidak lihat sekarang ini jam berapa? Ini masih jam 5, Yum."

Kemudian ia menatap Doyum, lalu menghembuskan napasnya kasar. "Ya, kau memang tidak pernah memedulikan soal waktu. Aku tahu itu."

Doyum balas menatapnya dengan senyuman tidak jelas. Dengan semangat yang menggebu tiba-tiba ia mulai berlari-lari mengitari sofa.

"Maumu apa sih?" tanya Jinsung sedikit emosi.

"Ayo pergi bermain ke taman, Sung."

"Kau mau ke taman? Iya?" tanya Jinsung keheranan. Pasalnya, taman masih sepi dan cukup gelap di jam seperti ini. Kenapa juga tiba-tiba dia ingin sekali main ke taman?

Doyum mengangguk dengan cepat, "ayo kita berangkat sekarang," serunya seraya berlari ke pintu depan.

Dengan terpaksa Jinsung beranjak dari duduknya dan mengambil jaket di kamar.

"Nenek, aku akan mengajak Doyum ke taman. Dia tiba-tiba ingin pergi ke taman sekarang," teriak Jinsung di depan kamar neneknya.

"Sekarang? Ini masih pagi, Jinsung. Kau tidak mau tidur lebih lama lagi?" tanya neneknya dengan suara khas orang baru bangun tidur.

Jinsung mendesah, "sebenarnya aku ingin pergi tidur lagi. Tapi keinginan anak satu ini harus dituruti nek. Manja sekali memang."

Doyum hanya tersenyum sambil meracau tidak jelas ketika mendengar Jinsung mengeluh tentangnya.

"Baiklah, jangan terlalu lama. Pulanglah satu jam lagi dan kembalilah tidur. Aku kasihan padamu, sudah dua hari kau tidak tidur karena ujian akhirmu itu. Hati-hati di jalan. Jaga Doyum baik-baik," ujar neneknya.

Dengan lemas Jinsung membuka pintu dan membiarkan Doyum keluar terlebih dahulu. Doyum segera menyeret Jinsung dan berlari menuju taman yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah kecil mereka.

Jinsung merapatkan jaketnya ketika sampai ke taman. Udaranya benar-benar dingin. Dan Jinsung heran karena Doyum sepertinya tidak merasakan dingin sama sekali.

Karena masih mengantuk, akhirnya ia membiarkan Doyum bermain di taman sendirian dan ia tertidur di bangku taman.

Teriakan Doyum membuat kesadarannya kembali. Matahari mulai terlihat ketika ia mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia sedikit terkejut ketika melihat Doyum tiba-tiba berada di depannya dan di belakangnya ada sosok cantik yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ini... siapa?" tanya Jinsung pada Doyum.

"Dia teman baruku, aku mengajakmu kesini untuk mengenalkannya padamu. Tapi kau malah tidur, jadi aku tadi bermain dengannya sebentar lalu membangunkanmu," jawab Doyum.

"Kau sudah berani ya, Doyum?" goda Jinsung sambil mengusak kepala Doyum.

"Siapa namamu?" tanyanya kemudian.

Si cantik di depannya terlihat malu-malu mengintipnya dari balik tubuh Doyum. Ia kemudian memberanikan diri untuk lebih mendekat dan berjabatan tangan dengan Jinsung.

"Namaku... Ara."

"Lucu sekali kau ini," seru Jinsung yang membuat mata Ara berbinar.

Setelah itu Ara berbalik arah dan kembali ke arena bermain di bagian tengah taman. Doyum menyusul Ara setelah sebelumnya mendapat pertanyaan dari Jinsung yang membuatnya semakin bersemangat.

"Yum, kau menyukainya ya?"

Jinsung tertawa melihat respon Doyum yang berlari-lari kecil menghampiri Ara sambil menggoyangkan ekor kecilnya dan menggonggong setiap kali Ara berguling-guling di pasir.

-END-

Ikut senyam-senyum sendiri pas nulis part ini:v

Babay.

[1] Fantasy : PERSONA? -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang