Hari ini Yongha sedang santai di rumah. Memang akhir pekan adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu seluruh umat manusia seantero dunia.
Masih dengan bau badannya sejak kemarin, Yongha duduk santai di balkon rumahnya yang cukup mewah itu sambil membaca koran dan minum kopi.
Sungguh hari yang indah.
Dan hari yang indah itu dirusak oleh suara teriakan dari sepupunya.
"Hyung! Bisa tidak kau letakkan baju kotormu ini di tempatnya?" Teriak Junseo sambil melempar baju kotor Yongha ke keranjang.
"Yaa!" Balas Yongha.
"Hyung," teriak Junseo lagi, "tolong cuci piring setelah kau menggunakannya."
Yongha hanya bergumam.
"Astaga, Hyung. Apa-apaan dengan kamarmu ini? Kenapa ada banyak sekali bungkus camilan berserakan?"
Yongha mendecak kesal, "Junseo, tolong biarkan aku bersantai sejenak. Nanti akan kubersihkan."
Junseo sibuk memunguti bungkus-bungkus camilan dan merapikan tempat tidur sepupunya itu.
"Baru ku tinggal 3 hari kerja sudah seperti ini keadaan rumahmu? Nanti kalau ku tinggal dan kau sendirian akan bagaimana jadinya? Sudah pasti rumahmu ini akan seperti kapal pecah," Junseo menceramahi Yongha sambil tetap membersihkan rumah.
Yongha menutup korannya sebentar, "Memang kau mau ke mana?"
Junseo meregangkan pinggangnya, lalu mengambil sesuatu dari dalam tas dan melemparkannya ke meja dekat Yongha.
"Minggu depan. Ku tantang kau membawa pasanganmu nanti."
Yongha terperangah kaget. Pasangan?
"K-kau akan menikah?" Teriak Yongha, namun Junseo tak menjawab.
"Hei!"
"Ya, aku akan menikah. Dan nanti aku akan tinggal bersama istriku di rumah kami. Setelah aku pergi, siapa yang akan merawatmu, bayi tua?" Goda Junseo.
Yongha mengusak rambutnya frustasi, "Sialan anak itu."
Tiba-tiba sebuah selebaran jatuh tepat di mukanya.
"Apa ini?" Tanyanya sambil membolak-balik selebaran itu."Partner of... life?" Gumamnya lagi.
Lalu ia mulai berpikir serius.
***
Entah darimana datangnya kenekatan ini, Yongha sudah berdiri di depan rumah sesuai alamat yang diberitahukan oleh si Master. J ini. Berkali-kali ia menetapkan niat untuk masuk, namun sebanyak itu juga ia ragu-ragu.
Tiba-tiba pintu terbuka. Menampilkan sesosok orang dengan pakaian yang... aneh.
Wajahnya juga mirip seperti yang ada di selebaran tadi. Apakah ini Master. J?
"A-anda...."
"Silakan masuk."
Yongha terkesiap. Ia langkahkan kakinya masuk ke ruangan itu dengan hati-hati. Saat masuk, ia langsung dihadapkan dengan kursi dan meja serba merah-hitam. Ada sesuatu yang besar dan bercahaya di tengah-tengah meja.
"Silakan duduk."
Yongha duduk.
"Apa keluhanmu, Tuan Yongha?"
Lagi-lagi Yongha terkejut, "Darimana Anda tahu namaku?"
"Itu mudah," kata Master. J, "Taekhyeon memberi tahu ku."
Yongha menaikkan sebelah alisnya, "T-taekhyeon?"
Master. J hanya mengangguk anggun sambil melirik ke tengah-tengah meja di mana si bulat bercahaya itu duduk.
"Mari kita mulai."
"Aku belum memberi tahu keluhanku."
Master. J memutar-mutar tangannya di atas Taekhyeon sambil merapal sesuatu. Kemudian memegang kepala Taekhyeon, dan tiba-tiba Taekhyeon memancarkan cahaya yang terang sekali.
"Nah, Taekhyeon, beritahu aku siapa jodoh dari Tuan Yongha."
Yongha hanya bisa melihat orang di depannya dengan pandangan terheran-heran.
Taekhyeon bergumam, "Sulit. Tipe pasangannya terlalu sempurna."
"Dia bisa bicara?!"
Master. J tersenyum puas, kemudian melanjutkan ritualnya.
"Bisakah kau sebutkan ciri-ciri orang yang akan menjadi pasangannya?"
Taekhyeon tampak berpikir, "Dia... wanita."
Tentu saja, batin Yongha.
"Tingginya sekitar 160 cm, berambut panjang, dan hari ini dia memakai dress berwarna biru muda. Oh, rambutnya berwarna coklat terang."
Se-detail itu?
"Bisa kau dengar sendiri, Tuan? Jadi, pulang dari sini carilah wanita dengan ciri-ciri yang disebutkan Taekhyeon tadi."
"H-hanya seperti itu saja? Sudah selesai?" Master. J hanya mengangguk.
"Eum, berapa?"
Master. J diam-diam menyembunyikam senyumannya di balik tangannya.
"Seratus ribu saja."
Masih dengan wajah terpukau, Yongha mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru dan segera meninggalkan tempat itu.
Master. J tiba-tiba terjatuh sambil tertawa terbahak-bahak memegangi perutnya. Kemudian memanggil adiknya yang tengah bersembunyi di ruangan lain.
"Gila, idemu cerdas sekali. Kalau begini terus, bisa cepat kaya kita. Hahaha," ujar Master. J.
"Tentu saja. Kau tidak boleh meremehkan ide dari seorang Taekhyeon ini. Saudaramu ini cerdas, 'kan?"
***
Di tengah jalan, Yongha masih belum tersadar. Dia masih terpukau dan terheran-heran mendengar ciri-ciri wanita yang akan menjadi pasangannya itu. Sampai ia tidak melihat ada orang di depannya yang tengah terburu-buru.
"Ah, maaf," seru Yongha.
"Tak apa," sahut wanita itu.
Sekali lagi Yongha dibuat kaget. Wanita itu. Wanita berambut coklat terang memakai dress biru muda baru saja ia tabrak dan kini sedang berjalan terburu-buru melaluinya.
"Tunggu!"
Yongha mengejar wanita itu.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Fantasy : PERSONA? -1THE9- [✓]
FanfictionKak yuk main tebak-tebakan yuk? "Just thinking about... The real them." June, 2019 - March, 2020.