SLEEP

105 27 0
                                    

Hari sudah malam. Namun laki-laki itu masih sibuk berkutat dengan proyeknya. Berbagai macam penggaris berserakan di meja kerja. Di telinganya terselipkan sebuah pensil yang biasanya ia gunakan bekerja.

"Capek sekali," gumamnya.

Ia meregangkan tubuhnya, kemudian melirik kearah jam dinding.

"Ini sudah jam 11, kemana perginya anak itu?" Tanyanya sambil berkacak pinggang.

"Ara," pandangannya tertuju ke sofa, "kenapa Jinsung belum pulang?" Sedangkan Ara hanya menjawab pertanyaan Doyum dengan gonggongan kecil.

"Dasar, sekali lagi dia pulang telat, takkan kubukakan pintu."

Ara berlari mengitari kaki Doyum sambil menggonggong dan menggaruk kaki Doyum.

"Baiklah, aku tidak akan mengunci tuanmu. Tapi tolong marahi dia, setiap hari pulang malam terus. Apa sih yang dia lakukan di lab bodohnya itu?"

Doyum melepas pensil di telinganya dan meletakkannya di atas meja kerja. Menggulung kertas proyeknya dan menyimpannya di dalam tas. Dan membersihkan sisa-sisa pekerjaannya yang lain.

"Segeralah tidur ya, Ara?" Tangannya mengusak kepala Ara, "aku juga mau tidur."

Lalu ia mandi dan berganti pakaian.

Setelah mandi, ia duduk-duduk di tepian kasur. Pandangannya menatap kosong ke arah lantai. Kemudian ia menghembuskan napasnya kasar dan mengacak-acak rambutnya.

"Bisakah aku tidur malam ini?"

***

Aku sudah memejamkan mataku sejak setengah jam yang lalu. Namun aku tak kunjung tertidur. Dentang jam dan suara gemerisik angin masih bisa kudengarkan.

Tiba-tiba napasku sesak. Telingaku berdenging keras. Dan ada bayangan menyeramkan dalam 'mimpi'ku.

Ah, sial. Ini lagi.

Aku tahu bagaimana caranya keluar dari sini. Tapi, semakin aku berusaha, semakin aku tidak bisa bernapas.

Oke, tenang Doyum. Dalam hitungan ketiga sentakan matamu keras-keras.

1

2

3

Akhirnya aku kembali ke dunia nyata. Sungguh, ini menguras tenaga. Jantungku berdetak sangat cepat. Akhirnya aku memutuskan untuk berbalik arah. Dan kembali terpejam.

Sial.

Ini lagi.

Kali ini berbeda. Suara teriakan perempuan memenuhi kepalaku, tiba-tiba kepalaku dipenuhi dengan suara-suara 'orang' yang sangat ramai. Aku tahu kalau aku sedang bermimpi. Aku mencoba menggerakkan tanganku, tapi rasanya berat sekali. Kucoba menggerakkan kakiku, tapi rasanya kaku.

Akhirnya aku harus bertarung lagi.

Aku mencoba untuk berpura-pura tidur. Meyakinkan 'mereka' yang berada di mimpiku bahwa aku sudah tidur. Seperti cara sebelumnya, kuhitung sampai tiga dan kupaksa agar mataku terbuka.

Masih di kamar ini, dan ini juga baru beberapa menit dari kejadian pertama.

Kucoba tidur menghadap langit-langit. Baru saja aku memejamkan mata, ada sosok berambut panjang berdiri terdiam di hadapanku. Musik-musik berdentum di telingaku.

[1] Fantasy : PERSONA? -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang