"AYO BANGUN! INI SUDAH PAGI! AYO BANGUN! HARI INI ADA JADWAL KULIAH! AYO BANGUN! BANGUN! BANGUNNNN!"
Ctek.
"Aw, sakit," rengek Sungwon ketika kepalanya dipukul oleh Yechan.
"Berisik sekali," ujar Yechan sembari menoleh menatap Sungwon.
Sungwon memanyunkan bibirnya, "bukankah kau yang menyuruhku untuk membangunkanmu?"
Yechan mengucek kedua matanya. Kemudian menuju ke kamar mandi.
"Dasar, masih untung aku mau membangunkanmu. Kalau tidak, pasti kau akan dimarahi paman dosen yang kau bilang seram itu."
Sungwon mendecak kesal, "MENYEBALKAN!!!"
"DIAM!!" Yechan balas berteriak.
Sungwon menunduk sedih.
"AKU MARAH PADAMU. BESOK TIDAK AKAN KUBANGUNKAN!"
Yechan keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya. Kemudian mencari-cari baju untuk pergi ke kampus.
Setelah itu duduk di tepian kasur sambil memainkan ponselnya.
"Sepertinya dia rusak," gumamnya, tangannya bergerak dan menyentuh nama seseorang.
"Halo, Junseo?"
"Apa?"
"Kau bilang mau menjemputku?"
"Ah maaf aku lupa. Aku akan mandi dulu."
"Hei! Kelasku dimulai setengah jam la-" Yechan menatap layar ponselnya, "sial sudah dimatikan."
Ia pun memutuskan untuk menunggu Junseo di depan gedung apartemen. Jika ia menunggu di dalam, takutnya akan menghabiskan waktu yang terlalu lama.
"Hati-hati di jalan," ujar Sungwon pelan.
Yechan melirik Sungwon sebentar, "sepertinya aku harus beli baru."
Kemudian pintunya tertutup.
***
Yechan sudah pulang ke rumah. Ia segera mandi dan mengganti bajunya dengan piyama. Hari ini sungguh melelahkan, ia hampir telat kuliah tadi pagi. Dan toko langganannya entah kenapa tutup lebih awal.
Setelah bermain dengan ponselnya sebentar, ia menepuk pelan kepala Sungwon dan berkata, "bangunkan aku besok ya?"
"TIDAK MAU!"
"Kenapa berbunyi sekarang?" Tanya Yechan keheranan, "bukankah kuatur untuk jam 8?"
Teriakan Sungwon tak begitu ia indahkan karena ia benar-benar lelah. Sejenak kemudian ia telah berkelana di alam mimpi.
"Padahal aku masih ingin bermain denganmu," gumam Sungwon, "biasanya kau curhat padaku. Menceritakan bagaimana paman dosen menghukum temanmu yang namanya Junseo itu, atau kadang kau mengeluh padaku karena tidak ada uang."
Sungwon tersenyum sedih, "jangan buang aku ya?"
***
Pagi harinya, Sungwon sengaja tidak membangunkan Yechan karena dia sudah lelah dimarahi setiap pagi.
Yechan terbangun dan langsung menyambar ponselnya. Matanya membulat ketika melihat ponselnya menunjukkan sudah pukul setengah sepuluh pagi.
Ia terlambat bangun.
"KENAPA TIDAK BERBUNYI?!" Yechan meneriaki Sungwon.
"Ma-maaf, hiks...," Suara Sungwon bergetar.
"Aku sudah terlambat," ia menatap Sungwon, tangannya bergerak meraih Sungwon dan memasukkannya ke laci. Terdengar suara retakan ketika tubuh Sungwon mengenai dasar laci.
"Gelap... Hiks... Maafkan aku...," Sungwon menangis.
"Aku membolos saja hari ini, sepertinya aku benar-benar perlu membeli yang baru," mendengar Yechan berkata seperti itu, tangisan Sungwon semakin menjadi-jadi.
Beberapa jam kemudian, ia mendengar suara pintu terbuka. Pasti Yechan sudah pulang, pikir Sungwon.
Setelahnya ia mendengar suara nyaring dari sesuatu.
"Ternyata dia benar-benar membeli yang baru," gumam Sungwon.
"Nah, jangan lupa bangunkan aku besok pagi ya?"
"Kapan ya terakhir kali Yechan berbicara padaku dengan nada ceria seperti itu?" Monolog Sungwon.
Malam makin larut, tiba-tiba suara cukup berat membangunkannya dari tidur.
"Sst... Sst, hei bangun."
Sungwon membuka matanya perlahan, kemudian melirik keatas, di sela-sela laci yang sedikit terbuka.
"Namamu siapa?" Tanyanya.
"Aku... Sungwon."
"Kau benar rusak?" Sungwon menggeleng.
"Mau bekerja sama denganku?"
Sungwon tampak berpikir.
"Kau tidak mau dibuang, 'kan?"
"I-iya."
"Kenalkan, aku Taekhyeon."
"Jadi begini," bisik Taekhyeon, "aku tidak mau tinggal di sini. Aku betah tinggal bersama tuan penjualku. Kau masih ingin digunakan, 'kan?"
Sungwon kembali mengangguk.
"Besok pagi, berbunyilah dengan keras. Aku akan mencoba untuk memindah jarumku. Oke?"
Sungwon menampakkan senyumannya, "oke."
Paginya, Sungwon berteriak dengan keras dari dalam laci. Suaranya memang teredam, tapi itu sudah mampu membuat Yechan bangun dari tidurnya.
"Akhirnya berbunyi juga," gumam Yechan sambil meraih Taekhyeon, "loh?" Ia heran karena suara itu bukan berasal dari Taekhyeon.
"Dari mana?" Ia mencari-cari sumber suara tersebut, dan ternyata itu berasal dari dalam laci.
"Ternyata kau," ujar Yechan sambil meletakkan Taekhyeon dan menggantinya dengan Sungwon.
"Kukira kau rusak, maafkan aku," ujar Yechan sambil mengelus puncak kepala sungwon.
"Sepertinya yang ini masih bisa dikembalikan," ujar Yechan kemudian.
Diam-diam Sungwon dan Taekhyeon tersenyum pada satu sama lain.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Fantasy : PERSONA? -1THE9- [✓]
FanfictionKak yuk main tebak-tebakan yuk? "Just thinking about... The real them." June, 2019 - March, 2020.