COLD

74 21 3
                                    

"Jangan lupa pake baju yang tebel ya, temen-temen?"

Seunghwan sedang melakukan video call dengan beberapa temannya di tempat nun jauh di sana.

Pasalnya, kedelapan temannya yang lain ingin berkunjung ke rumahnya. Seunghwan, sih, boleh-boleh saja. Asalkan mereka semua harus mempersiapkan betul-betul kebutuhan mereka di sini.

Ia pun mengetikkan pesan ke grupnya.

***

LINE

Baju tebel
Wajib bin fardhu bin harus
Bawa makanan sendiri
Asal kalian tahu
Di sini susah nyari makanan kalian
4:57 pm

Yum_ : kalo gue kira-kira butuh berapa meter bajunya?

Taek_ : 5 meter cukup gak tuh

Yong_ : ribet jadi doyum, untung gue gampang aja

Ye_ : gampangan gue lah

Woo_ : ^iya-iya yang mungil

Sung_ : uwon udah bawa wortel sekoper kok

Sung_ : gue belum beres-beres

Jun_ : ^tolong unamenya dibedain

Sung_ : gamau, uwon gamau ganti uname

Sung_ : gue juga gamau. Masa nanti nama gue jadi Jin dong?

Yum_ : lu kan emang titisan jin, bek

Sung_ : ^tega:(

Yum_ : wkwk

Jin_ : nih udah gue ganti. Puas?!

***

Seunghwan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah para temannya itu.

Sekali lagi ia harap-harap cemas. Nanti malam mereka sampai di stasiun dekat rumahnya. Dan saat malam, suhunya bahkan semakin menurun. Atau semakin dingin.

Seunghwan sudah biasa, karena ini memang rumahnya. Dari dulu sampai sekarang, dia selalu memakai baju hitam putih ini kemanapun. Semua penduduk di sini juga memakai baju yang sama dengan yang dipakai Seunghwan.

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Seunghwan sudah berada di stasiun menunggu kedatangan teman-temannya.

Ting ting ting.

"Selamat datang di stasiun Htuos Elop. Hati-hati saat turun dan periksa barang-barang bawaan anda supaya tidak tertinggal. Terimakasih."

Kereta berhenti. Tepat di depan Seunghwan, pintu terbuka menampakkan kedelapan teman-temannya yang cukup kaget ketika menerima suhu yang berbeda drastis dari dalam kereta dan luar kereta.

Doyum berhati-hati dengan leher panjangnya dan membenarkan kerahnya supaya menutup lehernya dengan sempurna.

Yongha dan Sungwon berjalan berdampingan. Yechan duduk di atas Yongha, kalau dibiarkan jalan sendiri, sudah pasti Yechan akan ketinggalan entah di mana.

Taekhyeon dan Jinsung sibuk melihat ke berbagai arah di tempat baru ini sambil sesekali meniup tangan mereka.

Taewoo tampak gagah dengan pakaian yang dikenakannya, dan Junseo, dimanapun ia berada, keanggunan tetap yang nomor satu. Ia harus menjaga agar bulu kipasnya itu tetap indah.

"Udah lengkap semua? Ayo cepetan ke rumah. Gue yakin kalian udah nggak tahan ada di luar sini," ajak Seunghwan dan ia buru-buru pergi ke rumahnya dengan cara berjalannya yang khas.

"Ciitt, nggak papa kan gue numpang?" Tanya Yechan sambil melongokkan wajahnya untuk melihat Yongha.

"Miauw, biasa aja kali. Badan lo tuh kecil, nggak kerasa apa-apa," Yechan mengangguk-angguk paham.

"Kwek, Hwan. Masih lama nyampe rumah lo?" Giliran Jinsung buka suara.

"Tuh, di depan udah rumah gue. Kalau perlu lari aja kalian."

Dan kedelapan temannya seketika mengadakan lomba lari dadakan.

Mereka semua sudah berada di dalam rumah Seunghwan. Berbaris rapi di depan perapian.

"Besok mau main ke mana kalian?" Tanya Seunghwan.

"Main di dalem rumah aja kali, ya? Lagian di luar cuma ada salju doang," ujar Taekhyeon.

Yang lain hanya mengangguk.

"Jauh-jauh ke sini cuma main di dalem rumah?" Tanya Seunghwan lagi.

"Wuff wuff, kan kita ke sini niatnya pengen tahu rumah lo. Jadi mainnya di rumah aja," jawab Taewoo.

"Betul itu," sahut Junseo.

"Lagipula ada Taekhyeon, dia kan banyak akalnya. Ngibulin si raja hutan gara-gara ikat pinggangnya Raja Sulaiman aja dia berhasil," tambah Doyum.

"Hmm, oke," gumam Seunghwan, "mau nambah cokelat panasnya?"

Dan kedelapan temannya kompak mengangkat gelas mereka masing-masing.

-END-

[1] Fantasy : PERSONA? -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang