Pagi ini Taewoo terlihat sedang bermalas-malasan. Dengan kaus putih dan celana pendek hitam selutut, ia berbaring di sofa depan tv sambil memeluk sekantong cemilan.
Hari minggu yang indah.
Tapi tak seindah keadaan rumah si pria malas yang satu ini.
Mari kita lihat dari kamarnya.
Kamarnya berantakan. Selimut dan bantal berserakan di atas kasur. Gorden juga belum dibuka. Botol di atas nakas kini sudah tergeletak di bawah dan airnya tumpah. Pintu toilet terbuka dan showernya menyala.
Keluar dari kamar, ada ruang makan yang bersatu dengan dapur kecilnya. Di sini juga tak kalah berantakan. Piring-piring kotor belum dicuci. Panci bekas membuat ramen juga belum dibersihkan. Taplak meja makan sudah hilang entah ke mana.
Di ruang tamu, sekaligus tempat bersantai, Taewoo tak peduli dengan kamarnya yang seperti kapal pecah, ia masih sibuk makan camilan dan menonton acara pagi. Kemasan makanan ringan juga berserakan dibawahnya.
"Aku lapar," gumamnya sambil memegang perut. Kemudian ia melangkah ke kulkas.
"Masak apa ya?" Tangannya sibuk mencari bahan makanan di balik bungkus kosong di dalam kulkas.
"Masak nasi goreng saja."
Ia kemudian menyiapkan bahan-bahan dan alatnya.
"Aww!" Tak sengaja salah satu dari mereka menggigitnya.
"Rasakan kau," gumam Taekhyeon.
"Kenapa kau menggigitku, sih?" Erang Taewoo kemudian sibuk mencari-cari plester.
"Kau menyebalkan. Sebenarnya aku tak tahan hidup di lingkungan kotor seperti ini. Itu hukuman karena rumahmu kotor sekali," seru Taekhyeon.
Taewoo kembali dengan jari yang sudah tertutup plester.
"Sepertinya aku harus berhati-hati."
Ia mulai memotong bawang lagi. Baru beberapa saat, ia kembali mengerang kesakitan.
"Kau ini kenapa?" Taewoo mulai emosi. Pasalnya lukanya tadi terkena gigitan Taekhyeon lagi.
Taewoo kembali dengan plester yang baru.
Dan ia mulai memotong dengan lebih berhati-hati lagi.
"Kenapa tidak bisa ku pakai memotong?" Tanyanya keheranan.
"Apa perlu ku asah? Ini kan mahal, kenapa tiba-tiba tumpul?" Lanjut Taewoo.
Taekhyeon mendengus, "Ku rasa otakmu yang perlu kau asah."
Taewoo mengembalikan Taekhyeon ke tempatnya, dan mengambil yang lain. Ia mencuci tangan sebentar. Tanpa sepengetahuan Taewoo, Taekhyeon meloncat turun dan menempatkan diri di samping talenan.
Kali ini ia memotong sosis. Baru ingin menggunting bungkus plastik tipisnya, tiba-tiba tangannya tergelincir dan alhasil Taekhyeon berhasil menggigit jarinya sekali lagi.
Taewoo berteriak kesal.
"Lupakan nasi goreng sialan ini! Aku pergi makan di luar saja."
Taewoo bersiap-siap dan mengambil dompet serta ponselnya. Ketika akan membuka pintu, ia keheranan karena pintu sulit dibuka.
"Kenapa tidak bisa dibuka?" Taewoo masih mencoba mengutak-atik knop pintu namun nihil. Pintunya masih tak bisa terbuka.
"Hari ini kenapa sih? Apa yang salah denganku?!" Teriaknya kesal.
Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Seketika ia terkejut karena baru menyadari kalau rumahnya benar-benar seperti kapal pecah.
"Sepertinya aku harus bersih-bersih dulu."
Taewok langsung beranjak dan mulai membersihkan rumah. Sampah-sampah bekas makanan ia buang di tempat sampah. Selimut dan bantal ia rapikan. Jendela ia buka lebar-lebar supaya angin bisa masuk.
Ia mulai membersihkan lantai. Menyapu dan mengepelnya.
Dua jam kemudian, rumah Taewoo sudah rapi kembali. Ia berniat membawa baju kotornya ke laundry di bawah sana nanti sekalian pergi mencari makan.
Ia mengurungkan niatnya ketika melihat potongan bawang dan sosis di dapur. Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan acara memasaknya.
"Semoga kali ini dia tidak menggigitku lagi," Taewoo berharap-harap cemas.
Ia mulai memotong sosis dan bahan-bahan lainnya dan akhirnya bisa menyelesaikan nasi gorengnya.
Taewoo mengembalikan Taekhyeon ke tempatnya. "Untung dia tidak menggigitku lagi."
Taekhyeon tertawa kecil, "Asalkan rumahmu bersih, aku tak akan menggigitmu lagi."
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Fantasy : PERSONA? -1THE9- [✓]
FanficKak yuk main tebak-tebakan yuk? "Just thinking about... The real them." June, 2019 - March, 2020.