16. Hope Not

62 15 39
                                    


Ezra sedang membolak-balik laporan trial dari Hanny di ruangannya.

Ezra sedang membolak-balik laporan trial dari Hanny di ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erlyn dengan ragu membuka pintu ruangan Ezra.

"Zra..." panggil Erlyn pelan. Ezra melirik ke arah kekasihnya.

"Hey, Angel! Tumben nengok pacarnya?" goda Ezra.

Erlyn tersenyum malu.

"Ini budget untuk komponen yang direquest Hanny buat trial" ucap Erlyn.

"Oh. Duduk dulu. Kita discuss bentar" ujar Ezra.

Erlyn mengangguk.

Ezra membolak-balik lembaran yang Erlyn sodorkan padanya.

"Lyn, untuk tipping station yang Malto, coba deh tanya site lain, ada yang punya ga? Kalau ga salah dulu site Cikande punya yang ga dipake" ucap Ezra.

"Jadi kita ga akan beli? Pak Dony bilang beli aja kalau memang diperlukan" timpal Erlyn.

"Tadi pas morning briefing Mona ngasih ide, kenapa ga pinjem aja dari site lain. Karena kan ini hanya akan kejadian setaun aja, karena krisis di suppliernya"

Mendengar nama Mona meluncur dari lidah Ezra, hati Erlyn langsung panas.

"Wait, I'll call her" Ezra keluar dan memanggil Mona.

Mona memasuki ruangan. Matanya memancarkan aura menantang.

Erlyn seketika ciut memandang sosok gadis yang begitu sempurna itu.

"Yes Zra, how can I help you?" tanya Mona sambil duduk menyilangkan kakinya.

"Yang kita diskusikan tadi pagi, kamu bilang akan lebih untung kita pinjam dari site lain?" tanya Ezra.

"Yap, obviously, kalau hanya digunakan satu tahun, you won't even reach the Break Even Point at the time. Totally doesn't worth it" ungkap Mona.

"Tapi bukannya nanti bisa jadi aset?" tanya Ezra.

"Did you mean non utilized asset?" Mona menanyakan balik.

"Ya, sementara memang non utilized. Tapi ada peluang untuk dipakai"

Kemudian mereka berdua terlibat dalam diskusi yang terlihat seru.

Erlyn hanya terdiam membeku. Ia semakin merasa kecil. Melihat Mona yang begitu cerdas mengimbangi Ezra nya, ingin rasanya Erlyn menangis.

"That's brilliant" ucap Ezra pada akhirnya.

"Thanks to me! Look Ezra, this company really needs a better Engineering Planner" singgung Mona.

Mendengar posisinya disebut hati Erlyn semakin memanas.

"Maaf, apa Anda baru saja bilang bahwa saya kurang kompeten?" tanya Erlyn.

"Yes, you are. No offense" Mona tersenyum meremehkan.

Play and RepeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang