I made this drabble because of my friend's request based on this picture. Hope you'll like it. Well, you can punch me right now. 😊
"Aku melihatmu dengannya, jangan coba menghindar." Mata Mean terlihat dingin di hadapannya. Plan hanya mampu terdiam.
Detik di mana Mean mengutarakan pikirannya dalam satu ucapan, cukup menggores perasaan Plan terlalu dalam. Kenapa begitu menyakitkan hanya sekadar berbincang dengan kekasih sendiri?
"Tidak ada pengakuan?" Suara Mean semakin membuat Plan bergidik ngeri. "Kau mengakuinya?"
Plan telah mengenal Mean cukup lama. Sekeras apapun lelaki kecil itu menjelaskan soal masa lalu Plan, pacarnya tidak akan percaya.
"Kau diam berarti benar." Itu bukan lagi sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang entah mengapa membuat mata Plan dengan cepat berair. Padahal tadi, ia tak ingin menangis karena ia tahu bagaimana Mean akan keras kepala.
"Sudah selesai?" Plan kali ini balik bertanya. Suaranya serak karena ia baru saja sembuh dari demamnya yang Mean tidak tahu.
Hari ini adalah pesta perayaan ulang tahun Mean dan Plan terlambat. Sejak pagi demam Plan belum turun tapi ia tetap memaksa diri untuk hadir ke pesta ulang tahun kekasihnya Bersama dengan Yacht, Sam, dan yang lainnya. Namun ia tidak menyangka jika ia akan diseret menuju taman, disudutkan seperti ini setelah semua orang pulang, dan dituduh oleh pacarmu sendiri di hari yang seharusnya Plan bahagia Bersama Mean.
Kenyataan tidak selalu seindah yang diharapkan.
Mean tidak membalas Plan.
"Kau sudah selesai?" Plan kembali bersuara, kali ini lebih menuntut.
"Jalang." Mean menghantam Plan keras.
Airmata Plan tumpah. Ia terlalu lelah.
"Iya, aku jalang. Jangan mau pacaran dengan jalang. Mereka menjijikkan." Plan mengusap airmatanya yang menetes dengan kasar. "Kudengar mereka juga suka merelakan lubangnya dimasuki dan dibayar."
Plan melihat sebelah tangan Mean terangkat, tangan lelaki itu mengepal seolah hendak meninjunya kuat-kuat. Plan pasrah, ia menutup mata, menyambut rasa sakit yang sebentar lagi bersarang pada raganya. Bunyi pukulan cukup keras terdengar. Plan membuka mata cepat karena tubuhnya sama sekali tidak merasakan sakit. Mean menghantamkan tangannya pada pohon di belakang Plan.
"Kau sudah memberikan tubuhmu padanya?" Mean menggeram marah. "Dasar jalang keparat!"
"Jangan dekati jalang keparat ini kalau begitu," tandas Plan kemudian beranjak pergi dari Mean dengan perasaan kacau.
Baru beberapa langkah Plan berjalan, tubuhnya terasa seperti ditarik kuat, membuatnya terseret mundur. Punggungnya menabrak pohon yang tadi sempat menjadi sandarannya agar tidak jatuh karena perkataan Mean. Ia melihat Mean terengah-engah, wajah lelaki itu sangat merah. Mata coklat yang biasanya menatap Plan penuh cinta kini berganti dengan emosi yang membuat Plan teramat takut.
YOU ARE READING
SAUDADE
Romance[Kumpulan MeanPlan/2wish OneShoot; AU/Reality] SAUDADE; (n.) a feeling of longing, melancholy, or nostalgia. a feeling of missing something or someone. It is used to tell about something that you used to have (and liked) but don't have anymore. ...