Saudade 5: Dalam Kenangan

1K 93 19
                                    

The event that cannot be erased.

.

.

"Plan, kamu bisa cerita padaku," kataku kala itu. Ia hanya menggeleng sambil memainkan senyum palsunya. Tidak mengertikah bahwa ia sedang berhadapan denganku? Seberapapun baik Plan menyembunyikan perasaannya, ia paling tidak bisa menipuku. Ada rasa sakit hati saat lelaki itu justru memilih diam.

Apa aku tidak bisa dipercaya?

Entah mengapa, Plan terlihat begitu tertekan akhir-akhir ini. Ia jadi lebih gemar melakukan olahraga berat dalam waktu yang lama. Meski tidak ada jadwal, ia akan menghabiskan waktu melakukan latihan vokal ataupun bermain drum. Aktivitas itu telah mengubahnya. Matanya yang jernih kini terlihat sendu dan pucat.

Beberapa kali aku coba menghubunginya. Namun, Plan seolah mengabaikanku. Hal yang membuatku tersinggung adalah pasanganku itu malah sangat sibuk di media sosialnya. Dalam satu hari, aku dikejutkan dengan unggahan Instagram dan Twitternya yang cukup banyak. Ini jelas bukan Plan. Maksudku, hal yang bahkan aku tidak mengerti korelasi antara satu gambar dengan gambar lain, seperti potret pintu toilet dan potret Proy. Meski kami terbiasa dengan kode, tetapi kali ini Plan seolah bermain sendirian. Ia tidak ingin melibatkanku dalam kodenya.

Dan itu membuatku sedikit tersinggung sekaligus cemas.

Ada apa denganmu, Plan? Jika kamu sedih, setidaknya anggap aku ada. Aku ingin kamu mengandalkanku.

Saat waktu jeda proyek KissBoy yang melelahkan—jujur, aku emosi sesaat dengan acara ini. Lain kali aku akan menyuruh P'Nook hati-hati dalam memilih proyek—ponselku memunculkan notifikasi; beberapa pesan dari Plan.

Khun Plan

Aku akan ke Korea bersama Perth!

Kamu mau titip apa, Big Bear?


Perth lagi?

Perasaan tidak suka itu datang lagi. Aku paham Plan pasti akan selalu terlibat dengan Perth, mereka satu manajemen, astaga, Mean! Berkali-kali aku harus menyadarkan diri untuk tahu batasan cemburu. Namun bayang-bayang masa lalu Plan tidak mudah kuhapus. Perth mengingatkanku pada seseorang dan itu sangat membuatku tidak nyaman. Ragu-ragu, aku membalas Plan meski dalam hati aku tidak ingin Plan pergi dengan Perth.


Me

Jangan lupa oleh-oleh untukku

Akan kukirimkan daftarnya nanti


Aku bahkan tidak berani jujur tentang rasa cemasku pada Plan. Biasanya aku akan merajuk padanya, hei, aku hanya pura-pura, kalian dengar? Aku hanya ingin perhatian Plan sepenuhnya untukku. Tidak ada kata berbagi, bila itu soal Plan.

Tidak lama Plan membalas pesanku.


Khun Plan

Kamu pikir aku jalan-jalan di sana?

Aku kerja! :(


Me

Daftar_belanjaan.docx

Itu, kukirim bentuk file. Jangan sampai ada yang lupa.


Khun Plan

Benar-benar! :(


SAUDADEWhere stories live. Discover now