"Sini peluk."
Plan masih kesal pada pria besar yang sibuk merajuk diatas ranjang itu. Kekasihnya sedang sakit, kecapekkan dan mengeluh sakit pada bagian perut. Plan sebal karna Mean, si pria besar itu selalu saja menganggap remeh semua nasehat dari Plan, bahkan menyepelekan tubuhnya sendiri, sekarang kalau sudah sampai sakit begini, siapa yang mau disalahkan? Plan bahkan tidak ada kesempatan untuk sekedar menjewer telinga dari beruang gila itu karna dia malah sibuk merajuk dan merengek minta dimanja. Mean harus makan dan minum obat, pelukkan atau ciuman dari Plan tidak akan membuatnya sembuh. Mean tetap saja Mean!
"Makan, terus minum obat."
Biasanya Plan yang akan merengek sepanjang hari minta dipeluk, dicium, atau sekedar mengendus bau tubuh Mean. Sekarang, Plan seperti sedang mengaca, Mean merengek sejak pulang dari rumah sakit. Minta peluk lah, cium lah, minta diusap kepalanya, bahkan minta Plan untuk menina bobokan dia karna Mean sulit tertidur.
"Tapi aku mau peluk):"
Sebenarnya Plan ingin terbahak. Mean sangat tidak cocok manja seperti itu. Biasanya, Mean hanya suka tidur dengan menenggelamkan kepalanya didada Plan, kalau sedang ingin manja atau sekedar obat lelah sehabis bekerja. Tapi, hari ini, Mean benar-benar mirip bayi beruang sungguhan.
Plan's big baby, how cute!
Plan mendesah, ia duduk dipinggiran ranjang, Mean langsung saja menghambur memeluk perut rata Plan.
"Nyamannya," kata Mean.
"Tapi kamu harus makan dulu, obatnya harus diminum."
Mean tidak bergerak.
"Sakitkan?" Plan berujar, mengusap surai madu milik Mean. "P'Nook enggak bakal ambil semua kerjaan kalau kamu enggak ngeyel. Jadwalmu gila-gilaan, belum urusan kampusmu, kamu selalu nyepelein badanmu, gampangin omonganku! Sakit beneran kan? Aku mau gila denger kamu masuk rumah sakit, dirinya disayang, susah banget ya?"
Plan meraih ponsel milik Mean yang tergeletak diatas nakas, membuat alarm yang berbunyi dua jam kemudian.
"Nanti aku bangunin buat makan sama minum obat, kamu nolak lagi aku pulang!"
Mean masih diam. Meresapi bau badan Plan yang memenuhi hidungnya, membuatnya mengantuk.
"Sana tidur yang bener,"
Mean masih tak bergerak. Tapi ia berbisik pelan, "Jangan pergi."
"Enggak, sini aku peluk, tidur yang bener dulu, badanmu sakit kalau begini."
Mean menurut, ia bergerak, membiarkan Plan mengambil selimut dan menutupi sebagian tubuhnya. Ia masih menatap Plan yang ikut masuk kedalam selimut. Mean memeluk tubuh yang lebih kecil darinya, bersembunyi didada milik Plan, kembali minghirup feromon yang Plan punya seolah itu adalah saat terakhir. Ia semakin mengeratkan rengkuhannya.
Plan menepuk-nepuk pelan punggung Mean, agar si bayi besar ini lekas tertidur.
"Aku nggak suka liat kamu sakit," lirih Plan.
Dalam tidurnya, Mean tersenyum, ia semakin memperdalam kepalanya pada dada Plan. semakin mencari hangat yang tubuh Plan tawarkan padanya.
Plan mencium kening Mean dalam, "Cepat sembuh, aku sayang kamu."
Catatan Penulis :
HAIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Aku bukannya up A Heady boy, malah up disini HAHAHAHA
Bodo ah!
sincerly,
YOU ARE READING
SAUDADE
Romance[Kumpulan MeanPlan/2wish OneShoot; AU/Reality] SAUDADE; (n.) a feeling of longing, melancholy, or nostalgia. a feeling of missing something or someone. It is used to tell about something that you used to have (and liked) but don't have anymore. ...