Saudade 14: Perihal Pangkuan

590 85 19
                                    

"Ini gimana, Meaaannn!" Plan hentak-hentak kaki sambil sodorin ponselnya ke Mean

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini gimana, Meaaannn!" Plan hentak-hentak kaki sambil sodorin ponselnya ke Mean. "Mami Pupae, ahhh!"

Mean yang lihat doinya panik, malah makin gemes pengen cepet-cepet bawa makhluk fluffy depannya ini pulang. Tapi enggak enak lah. Masih banyak yang stay di pesta. Mean lihat lagi foto yang diambil Mami Pupae, saat Plan dipangku olehnya.

"Bagus kok," komentar Mean santai.

"Bagus apaan?! Nih kan, twitter jadi rame. Ihhhh, sebel ah!" Plan mulai merajuk.

Mean susah payah sembunyiin senyumnya. "Ya udah sana minta Mami Pupae hapus."

"Udaaahhh, tapi malah diketawain aja akunya. Kan nyebelin yaaa :( "

Mean terkekeh geli lihat tingkah Plan yang makin kayak anak SD tapi bercita rasa lezat. "Ya udah sini, aku ke Mami Pupae biar dihapus."

Plan cemberut. "Percuma. Udah nyebar gitu. Nih, dari tadi twiterku tang ting tang ting mulu."

"Terus aku suruh gimana? Suruh Twitter tutup aplikasi gitu?" Mean kembali terbahak.

"Kok kamu jadi ikutan nyebelin sih?" Plan makin jengkel.

Kasih tahu Mean, ini kenapa lihat Plan makin jengkel, Mean kok tambah pengen bawa ke ranjang, ya? Ada yang salah nih sama otaknya.

"Ya udah, maunya gimana, aku ikut," kata Mean menyerah. Ada sensasi menyenangkan goda pacarnya tapi Mean tak ingin malam nanti juniornya harus bersolo karir. Juniornya featuring Plan adalah perpaduan suata musik yang sempurna mengisi ruang kamar kondominiumnya.

Sekarang pun Mean sudah membayangkan bagaimana musik yang nanti dihasilkan. Hanya akan ada beberapa kata, tidak seperti jenis musik lainnya.

Plan hanya butuh kata:

Ahhh ....

Meannnh ....

Lebih cepat ....

Dan

Aku keluar!

"Woi! Ngelamun aja."

Suara Plan membuyarkan imajinasi liar Mean di tengah pesta.

Alhamdulillah sange-nya bisa ditahan. Terbaik Plan ini.

"Mau pulang sekarang apa nanti?" tawar Mean sembari mengulurkan segelas jus jeruk ke Plan.

Plan menerima jus itu, meminumya dengan sedotan hingga tandas. Plan tidak tahu ada sepasang mata yang tatap tajam cara Plan menghabiskan minuman tadi.

Mata milik Mean yang melihat kedua pipi Plan sibul menyedot jus jeruk.

'Google, cara berubah jadi sedoran dalam sekejap?'

Mean desah. Birahinya meledak-ledak tapi masih banyak orang. Ia tengok kanan-kiri, masih aja ada orang yang panggil-panggil untuk foto bersama dan berduet.

Mean malas. Ia hanya ingin turun lalu ke mobil dan kembali pulang. Bersama dengan manusia yang tak tahu diri dengan polosnya menjilati cheese cake yang krimnya mengotori jari Plan.

Dobel sialan.

'Tabahkan hati anak-Mu ini ya, Tuhan. Karena sungguh, nikmat mana yang dustakan?'

Mean mengelus dada pelan.

"Mean?" Plan kembali mendekat, ia mengulungkan satu kue ke Mean.

Apa Plan tidak sadar ada noda sisa krim tadi di ujung mulutnya?

Persetan keramaian.

Tanpa ba-bi-bu, Mean menunduk, mengusap krim yang bersisa di ujung bibir Plan dengan bibir miliknya.

Manis, batin Mean.

Lihat bagaimana reaksi Plan? Meski lampu temaram, Mean mampu merasakan wajah Plan memerah beberapa tingkat di balik poni panjangnya.

"Ealah, beneran enggak ada akhlaknya ini manusia. Mesum di pojokan berdua."

Tripel sialan, Tonnam ganggu kesenangan orang!

"Sana turun cari kamar! Kalo sange, ditahan kenapa sih? Tempat umum woi, bukan tempat suci nih."

Mean tatap jengkel temannya itu. "Berisik."

"Namanya pesta ya berisik, Burhan. Kalo sepi noh di kuburan. Kesel amat aing," Tonnam masih berceloteh.

"Iya iya balik. Pulang, yuk, Yang." Mean meraih tangan Plan. Plan terus menunduk sejak tadi.

"Hilih yang yang, enggak liat itu Plan udah malu setengah mati? Aduh, Plan ... Plan, untung bapakmu enggak nonton. Pacarmu nih emang akhlaknya udah digadai ke Dajjal jadi kek gini nih."

Ini Tonnam abis minum teh sariwangi cap orang tua apa gimana sih ngegas aja daritadi?

"Dah sana, jangan dikasarin anak orang. Kasian besok kerja." Dan Tonnam akhirnya raib.

Pas mereka turun, niat untuk segera pulang, Plan menarik gandengan Mean. "Jangan kasar-kasar ya nanti malem? Yang kemarin masih sakit."

Allahuakbar itu Plan mintanya kalem tapi buat Mean kebat-kebit.

Elang engga janji, Plan. Eh, Mean enggak janji. Tadi Elangnya udah ditindih, rasanya enak banget pengen nambah.

Mean tersenyum kecut. "Iya, nanti pelan-pelan."

Plan senyum malu, kemudian menggamit lengan Mean menuju Merci hitam di basement.

Plan, elang-nya Mean enggak janji bisa pelan lo ya.

Tamat.

Catatan penulis.

Hai, K is back.

Lama banget enggak nulis. Cuma bisa ngehalu aja. Sekalinya dapet foto 2wish malam ini, kek menang lelang.

Gimana, jantung masih aman?

Harus dong.

Ini masih awal tahun, gaes. LBC ss2 aja belum mulai.

Semoga tahun 2020 2wih selalu dilimpahi kebahagiaan, amin.

See you when you see me,

K.

SAUDADEWhere stories live. Discover now