Epic lo gue

1.2K 37 28
                                    

Trouble is a friend but trouble is a foe, oh oh
And no matter what I feed him he always seems to grow, oh oh
He sees what I see and he knows what I know,
oh oh
So don't forget as you ease on down the road...

He's there in the dark
He's there in my heart
He waits in the wings
He's gotta play a part
Trouble is a friend yeah trouble is a friend of mine
oh oh...

Nyanyianku bersama lenka harus terputus karna nama esme muncul bersama fotoku dan the girls di layar handphoneku.

"Tsk!". Mereka makin cerewet karna menua.

"Jangan beri aku tsk-tsk-tsk mu itu. Cepat kembali dan minum vitaminmu, mommy-bear".

Bola mataku berputar mendengar nama baru itu. Mereka memberikan itu tiga hari yang lalu, waktu aku mendatangi dokter kandungan untuk pemeriksaan. Kunjungan pertamaku. Bayi-bayiku sehat. Dua jagoan diperutku buat betsy memucat.

"Agh. Esm, perutku.. Perutku". Suara kesakitanku pasti sampai ketelinganya, karna esme langsung panik dan meneriaki BETSY dan PERUT SAVA dengan histeris. Hingga suara betsy terdengar, bertanya padaku dengan panik.  "mmm.. Bayi-bayiku cuma ingin mendengar suaramu bet---".

Panggilan itu langsung terputus. Aku bisa bayangkan wajah tanpa darah betsy sekarang, serve them... Salah mereka terlalu mencemaskanku.

Tak ada yang perlu dicemaskan. Aku terus mengatakan itu, dan mereka terus mempertahankan siaga satu mereka. Bodoh.

Kehamilanku sudah lewat enam bulan, dan lewat sebulan sudah aku meninggalkan london.

Meninggalkan adam.

Sementara!! Hanya sementara.

Waktu pernah menenangkanku, sebelum dia menyembuhkanku. Dan setelah melihat lukanya malam itu, aku sadar sekarang itu yang lebih dibutuhkan adam.

Dia harus mengembalikan percaya dirinya lagi, sebelum aku dan dua beruang kecil ini mendobrak pintu kembali kami ke hidupnya. Billionaire sexy itu tak kan bisa menyingkirkanku semudah itu.

Mustahil, setelah aku melihat isi hatinya.

Senyumku merekah, kuusap perutku karna janinku bergerak riang.

"Aku tau kalian pasti setuju. Tenanglah para jagoan, mommy hanya mengumpulkan tenaga". Aku menghela nafas dalam. Aku merindukannya, aku yakin kedua bocah diperutku merasakan hal sama. " Berjanjilah kalian tak akan keras kepala sepertinya atau tenagaku nanti tak akan pernah cukup". Good boys. Mereka kembali tenang setelah memberi satu gerakan terakhir.

Kusambung lagu lenka-ku. Tanpa ikut bernyanyi. Karna tiupan angin pantai ini benar-benar merayu rasa kantukku. Mataku terpejam, air mataku turun diam-diam. Kuharap rasa takut ini cuma pengaruh kehamilan, karna aku benar-benar tak mau kehilangan adam lagi.

Love going nowhere, cinta tak akan kemana.

Dan aku cuma bisa berdoa semua belum terlambat nantinya.

.

***************************************************


.

Perutku bergerak, buatku perlahan sadar. Dan angin laut yang lebih dingin sekarang mencium kulitku. Tanpa membuka

"Ya.. Sedikit lagi boys". Kuusap perutku, lalu menarik selimut hingga menutupi perut bundarku.
Berharap bisa kembali terlelap. sayang gumaman ku barusan menyadarkan alasanku disini sekarang, dipantai ini, pembaringan ini, dan bikini kuning ini...

𝙻𝚘𝚟𝚎 𝙶𝚘𝚒𝚗𝚐 𝙽𝚘𝚠𝚑𝚎𝚛𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang