24

333 54 11
                                    

Baca sambil denger lagu sedih apapun itu mungkin akan lebih bagus💜

Gahyeon's POV

Sudah 8 tahun berlalu sejak pertemuan yujin denganku, minjoo, dan wonyoung. Pertemuan yujin dengan minjoo dan wonyoung adalah disaat yujin sedang berada di masa tersulitnya.

Kedatangan minjoo dan wonyoung pada saat itu sudah membuat yujin cukup bahagia. Mereka menghabiskan waktu bersama dan itu sudah membuat yujin sangat bahagia.

Bersama mereka, yujin jadi mengerti apa maksud ibunya.... "Yujin-a, setiap perpisahan pasti ada pertemuan, dan pertemuan itu akan lebih indah dari yang sebelumnya."

Dia tidak bisa berhenti tersenyum mengingat pesan ibunya, dan dia tidak bisa berhenti berterimakasih kepada minjoo dan wonyoung.

Selain itu, yujin juga ingin menjadi seperti minjoo dan wonyoung yang datang di masa tersulitnya dan membuatnya bahagia lebih dari apapun. Yujin ingin menjadi orang yang seperti itu.



Suatu hari, yujin berpikir dia mempunyai kesempatan untuk menjadi seperti itu dan itu disaat dia bertemu denganku. Tentu saja, dia berhasil membuatku bahagia lebih dari apapun.



"YUJIN YANG SEDIH!!" Yujin berusaha menghentikan diriku dari bunuh diri dengan teriakan yang sekeras-kerasnya.



Aku menghela napas dan memalingkan wajah dari yujin "Apanya yang sedih, kita baru pertama kali kete--"

"Yaudah, sekarang kita kenalan! jangan bunuh diri dulu!!" Aku tertawa sedikit setelah mendengarnya.

Omong kosong yang dia keluarkan entah mengapa membuatku agak senang. Aku pikir tidak salah jika aku menerima perkenalannya, dan aku bersyukur berkenalan dengannya.

"Cho Gahyeon" Aku menyebutkan nama ku dan dia tersenyum. Senyumannya sangat indah dengan lesung pipi itu.



Itulah pertemuanku dengan yujin. Sejak hari itu, dia sering sekali mengajak ku bermain dengan minjoo dan wonyoung.

Dia juga mengajakku menginap dirumahnya, karena aku sering sekali tidur di pinggir jalan.

Aku benci balik kerumahku, ayahku hanya akan memukulku setiap kali bertemu dengan ku, dan dia pasti akan berteriak "BUAT APA KAMU LAHIR?"

Sedangkan ibuku hanya akan menangis di pojokan tanpa menolongku, dan untuk adikku... dia akan berdiri dan melindungiku, walau dia tidak bisa berbicara. Ayah akan memukulnya juga, dan dia akan menangis juga.

Aku menyayangi adikku, tapi aku sudah memutuskan hubunganku dengan keluargaku. Sekarang, aku tidak tahu lagi bagaimana nasib adikku dengan orang tua seperti mereka.

"Bukannya, unnie harusnya bantu adiknya unnie?" Yujin bertanya kepadaku.

Kita berdua duduk di ayunan taman rumah yujin. Dia memintaku bercerita tentang diriku, jadi kuceritakan saja bagaimana keluargaku.

Pertanyaannya membuatku merasa bersalah kepada adikku, tapi mau bagaimana lagi... keluargaku sudah tidak ada harapan.

"Ibuku bilang kalo masalah itu harus diselesaikan bersama!" Kata yujin yang membuatku tersenyum kepadanya "Ibunya yujin naif amat ya"

"Hm? Maksud unnie?"

"Masalahnya unnie dengan adiknya unnie, ga bisa diselesaikan bersama. Unnie udah pernah nyoba kok"

"Tapi sekarang kan ada yujin!! Mungkin kalo diselesaikan sama yujin, masalah bisa hilang! Oya, ada minjoo sama wonyoung juga!" Aku tersenyum kepadanya dan memalingkan wajahku. Aku menghela napas dan menahan tangisanku.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang