[4]Bumi

49 18 7
                                    

Happy reading...

Bintang membantu ibunya di dapur untuk memasak malam ini, Anjani Ambarwati, wanita berusia 42 tahun yang sangat menyayangi kedua anaknya, rela bekerja apa saja demi kedua anaknya asalkan halal. Kini mereka sedang berkolaborasi untuk memasak beberapa masakan.

"Kak, itu supnya tadi belum ibu kasih garam, tolong dimasukin ya," pesan sang ibu sambil mencuci piring.

"Siap, bu."

"Kak Bintang, dik Arka mana ya?" tanya sang ibu.

"Tadi katanya mau jemput Mentari di depan gang, Bu," balas Bintang sambil mencicipi rasa sup yang dimasaknya.

"Oh, gitu ya? Kok lama ya?"

"Biasa lah, Bu. Tari kan suka lelet sama penyebar hoax," balas Bintang dan diakhiri kekehan.

"Assalamualaikum, Ibu! Mentari di pagi hari ini datang! Mentari yang cantik jelita, imut nan mempesona tapi enggak sombong ini kambek!" teriak Mentari dari depan pintu.

Bintang dan Ibunya menjawab salam sambil terkekeh geli mendengar celotehan gadis itu.

"Manusia brisik, mending lo gantiin toa mushola depan aja deh yang rusak!" sarkas Arka-adik Bintang pada Mentari.

"Diem lo, Supri!" ketus Mentari yang dapat terdengar hingga dapur.

Ibu hanya geleng-geleng kepala, selalu saja bertengkar dengan Arka setiap Mentari berkunjung ke rumahnya.

"Sudah-sudah, saatnya makan!" pekik ibu sambil membawa sup ayam yang masih panas di tangannya.

"Wahhhh, sup ayam! Tau aja kalo Mentari laper," sorak Mentari.

"Nggak ada yang nawarin lo, Kak!" ketus Arka pada Mentari.

Bintang datang dari belakang membawa makanan lainnya.

Sampailah mereka di acara makan malam bersama di rumah Bintang yang hanya beranggotakan empat orang namun terasa ramai karena pertengkaran Mentari dan Arkan setiap bertemu. Bintang saja heran kenapa bisa begitu.

Ketika pertengkarannya dengan mentari selesai, Arkasa teringat akan kejadian tadi siang dan niatnya sekarang ia ingin menceritakannya pada sang ibu.

"Bu, masa tadi siang Si Bintang dianter pulang cowok," tutur Arka membuat Bintang melolot tajam ke arahnya.

"Panggil kakak, Dik," tegur sang Ibu pada Arka karena remaja laki-laki itu jarang sekali mau memanggil Bintang dengan sebutan kakak.

"Orang dia pendek, Bu. Males lah panggil Kakak, makanya tinggi dong!" ujar Arka sombong.

"Cih sombong sekali!" Mentari berdecih pada Arka.

"Beneran kak dianter cowok?" tanya Ibu

"Eh? Itu Bu, anu--"

"Dianter sama Kak Bumi dia, Bu. Kakak kelas Arka SMP, tapi sekarang sekolah bareng Kak Bintang," tutur Arka. Memang Bintang dan Arka tak bersekolah di SMP yang sama, itu keinginan Arka. Entahlah, hanya Arka dan Bintang yang tahu alasannya.

"Wah, wah. Parah lo, Tang. Ternyata beneran pacaran sama Bumi," celetuk Mentari sambil sibuk menyantap sup ayam.

"Pacaran?" tanya Arka dan Sang ibu bersamaan.

"Eh, enggak kok, Bu. Bintang nggak pacaran. Mentari suka ngarang!" Bintang mendengus sambil memandang Mentari yang sedang menyengir lebar.

"Oh, pantesan tadi siang gue liat live instagramnya nenek lampir ini nih," ujar Arka sambil melirik Mentari. "Kak Bumi lagi makan sepiring sama Bintang."

BUMI (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang