[6]Bumi

41 12 18
                                    

Happy reading...

Ketika terik matahari mulai terik dan area sekolah mulai sepi oleh para siswa. Kini, gadis dengan kuncir kuda bernama Bintang masih berada di dalam ruangan kelas yang digunakan sebagai ruang diadakan PTS seorang diri dengan satu guru wanita bernama bu Ratna.

Karena kejadian beberapa menit yang lalu yaitu kejadian penyobekan lembar jawaban miliknya oleh Kirana, Bintang diberi waktu untuk menyalin jawaban dari kertas yang sobek ke lembar yang baru dan mengerjakan sisa soal yang belum terjawab.

Sepuluh menit kemudia, Bintang berdiri untuk mengumpulkan hasil kerjanya pada Bu Ratna.

"Sudah selesai, Bintang?" tanya guru tersebut.

"Sudah, Bu."

"Ya sudah, terimakasih atas keberanian kamu dengan melaporkan teman kamu yang mencontek. Sekarang kamu boleh pulang." Bu Ratna membereskan kertas-kertas jawaban lainnya yang ada di mejanya lalu bersiap untuk berlalu pergi.

***

Bintang berjalan di area sekolah yang mulai lengang. Namun, beberapa siswa masih terlihat berlalu lalang di sana, mungkin anggota osis yang akan melaksanakan rapat, pikirnya.

Bintang menyempatkan diri untuk pergi ke toilet karena ia merasa siang hari ini cuacanya sangat terik. Memang ketika PTS berlangsung biasanya siswa akan pulang siang hari, berbeda dengan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya maka ia akan pulang jam 4 sore.

Ketika ia berada di dalam toilet dan selesai membasuh wajahnya dengan air agar lebih segar, ia melihat Kirana yang memasuki toilet dengan salah satu gadis yang mungkin sesama anggota osis karena memang Kirana juga salah satu anggota osis.

"Lo tahu nggak Mi? Di kelas gue itu ada anak sok suci," ucap Kirana dengan nada penuh penekanan pada temannya dengan sesekali melirik ke arah Bintang.

Bintang yang mengerti maksud perkataan Kirana itu untuknya hanya bisa menghela napas dalam-dalam. Bintang menyelesaikan kegiatannya di toilet lalu berlalu pergi dari sana.

Ketika Bintang melangkahkan kakinya untuk keluar dari sana, dengan sengaja Kirana menabrakan bahunya dengan keras pada Bintang sehingga gadis itu terpental dan terhempas ke dinding.

Melihat Bintang yang meringis membuat Kirana tersenyum remeh ke arahnya.

"Eh, kena ya? Sorry, gak sengaja," ucap Kirana dengan nada tak ikhlas.

***

Bintang merutuki otaknya sendiri kenapa ia sangat pelupa hingga ponsel pun tak terbawa di tas sekolahnya. Sudah hampir setengah jam Bintang berdiri di pinggir jalan untuk menunggu angkutan umum, namun tak ada satupun yang lewat. Ia heran, padahal ini masih siang dan biasanya jam segini angkutan masih banyak yang berlalu lalang.

Mau naik ojek? Ah, ayolah. Bintang tak meliki uang lebih untuk pulang dengan ojek. Sekarang ia tak membawa ponselnya jadi tidak bisa pula menghubungi adiknya untuk menjemput.

Merasa mulai lelah, Bintang memutuskan untuk duduk di kursi beton yang terdapat di samping taman kota. Memang sekolahnya tepat berhadapan dengan taman kota, jadi tak pernah ada kata sepi di sana.

Duduk sambil mengayun-ayunkan kakinya untuk menghilangkan rasa bosan yang mulai melanda sambil sesekali melihat ke arah jalan siapa tahu ada angkutan lewat, namun masih sama. Tak ada.

"Permisi?"

Bintang menoleh pada lelaki yang berdiri di hadapannya dan lelaki itu memaki seragam yang sama dengan yang ia kenakan.

"Iya?" balas Bintang.

"Apa gue boleh duduk? Tempat yang lain penuh."

Bintang mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan, ternyata benar semua kursi panjang yang ada di sekitar taman telah di penuhi oleh muda mudi yang sedang berpacaran. Heran saja sih, masih pakai seragam sekolah tapi mereka tak mau untuk berduaan di tempat umun.

"Apa boleh?" tanya lelaki itu memastikan.

"Eh, boleh kok." Bintang menggeser tubuhnya ke tepi agar menyisakan banyak ruang untuk lelaki itu duduk. Bukan karena lelaki itu memiliki tubuh yang over size ,sebenarnya tanpa Bintang menggeser tubuhnya pun kursi itu cukup, namun kalian tahu lah ya kalau duduk dengan orang yang tak kalian kenal itu rasanya emang agak risih.

Lima menit telah berlalu dan untuk sekian kalinya Bintang menghela napas kesal karena tak ada angkutan yang datang. Sedangkan lelaki yang duduk di samping Bintang mulai menoleh dan memperhatikan gadis yang ada di sebelahnya.

"Lo nunggu angkutan?" tanyanya.

Bintang hanya membalas lelaki itu dengan senyum tipis.

"Kayaknya nggak bakal ada angkutan, soalnya lagi demo katanya," jelas lelaki itu. Yang di maksud demo itu adalah demo para supir angkutan umum karena sekarang sudah banyak ojek online yang beroperasi di wilayah yang mereka anggap wilayah teritorial mereka, sehingga para pelanggan mereka mulai berkurang karena lebih memilih menggunakan ojek online.

Bintang membelalakan matanya mendengar penuturan lelaki itu.

"Yaah, terus pulangnya gimana dong?" keluh Bintang pada dirinya sendiri.

"Mau gue anter?" tanya lelaki itu membuat Bintang memandang lelaki itu dan mengerjap beberapa kali.

Lelaki itu menyadari keterbingungan gadis itu lalu ia menggaruk tengkuknya. "Eh, gue Arya, temennya Bumi. Lo ceweknya Bumi kan?"

Tanyanya lagi dan itu membuat Bintang melotot kaget.

"Wah selo dong matanya, gue cuma nanya," ucap Arya sambil terkekeh kecil melihat ekspresi gadis itu yang menurutnya sangat lucu.

"Gue bukan pacarnya Bumi, ya," tekan Bintang pada Arya.

"Lo mau di sini terus? Mau gue anter apa gue panggilin Bumi aja?" tanyanya lagi.

"Eh, nggak usah!" tolak Bintang dengan cepat.

"Terus lo mau gimana?"

Bintang berpikir sejenak. "Nggak tau."

"Nggak ada yang jemput? Kenapa nggak telpon rumah?"

"Nggak bawa ponsel hehe," jawab Bintang dengan kikuk.

"Pake ponsel gue nih." Arya menyodorkan ponselnya pada Bintang.

"Emang nggak papa?" tanya Bintang tam enak hati.

"Pake aja."

Bintang menerima ponsel Arya lalu mulai mengetikkan nomor Arka dan menghubunginya. Namun, beberapa kali Bintang berusaha menghubungi adiknya itu tetap tak bisa.

"Ck, kemana sih nih bocah?" gerutu Bintang.

Arya yang mendengar Bintang menggerutu pun menoleh untuk melihat gadis itu.

"Nggak bisa?" tanya Arya dan dibalas gelengan lemah oleh Bintang.

Bintang mengembalikan ponsel Arya dan mengucapkan terima kasih.

"Apa gue panggilin Bu- eh itu Bumi udah pulang sama Kirana," ucap Arya sambil menunjukkan Bumi yang mengendarai motornya dengan dibonceng Kirana.

"Gue anter aja deh. Oh ya, nama lo siapa?" tanya Arya yang tersadar dari tadi mereka berbicara tanpi ia tak mengetahui nama gadis itu.

"Eh, gue Bintang," balas Bintang.

Arya mengernyitkan dahinya. "Lo anak akuntansi kan yang temennya Tari?"

"Eh, em iya."

"Ya udah gue anter aja ayok. Gue sepupu Tari, nggak usah takut. Gue nggak doyan manusia, tenang aja."

"Eh, kok gue baru tau ya?"

"Lo ndekem doang kali. Gue aja baru tau ada cewek kayak lo."

Tbc.

Halooo muncul lagi Cuy!
Itu Bumi kenape balik ama Kirana dah? Nyebeluuunn dasar!
Komen next dong biar cepet-cepet up hehe ngarep:v

4 Maret 2020
El

Wohoho Happy Birthday To Me!
Ini kode keras banget woy anjir! :v

BUMI (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang