Bagian 7

18 9 0
                                    

Netta memberikan helm berwarna hijau kepada bapak-bapak ojek online yang siang ini mengantarnya ke rumah Bunda.

"Nih pak, kembalian nya ambil aja, makasih ya pak!" Ucapnya sembri tersenyum, membuat pria paruh baya itu mengucapkan terimakasih dengan perasaan senang.

Setelah bapak ojek online itu pamit untuk melanjutkan perjalanan nya kembali Netta memasuki perkarangan rumah besar yang memiliki pagar berwarna hitam.

Didepan garasi tampak tidak ada 2 mobil yang biasa teparkir disitu, bahkan hanya 1 mobil saja itu pun baru di cuci oleh pak Iyan.

"Eh si neng Netta, mau ketemu ibu ya?  Ada di dapur neng masuk aja." Pak Iyan yang melihat kedatangan Netta menyambut ramah anak pemajikannya tersebut.

"Makasih pak, yang semangat ya pak kerjanya!" Teriak Netta semangat, sedangkan pak Iyan mendengar itu membalas ucapannya dengan teriak juga sehingga Netta terkekeh pelan.

Memberi semangat dan menyalurkan kebaikan itu tidak berat bukan? selagi itu tidak menganggu dan tidak memberat kan.

"Bundaaa!" Teriak Netta semangat saat melihat Andini menyiapkan makanan di meja makan.

Andini yang melihat kedatangan Netta tiba-tiba tersenyum lebar dan segera merangkul  gadis yang sekarang sudah berstatus anaknya.

"Mau aja Bunda kabarin kamu buat kesini, soalnya Raja bakal pindah lagi ke Indo."

Netta yang sudah duduk sambil mencicipi cemilan buatan Bunda pun mengangguk paham.

"Ayah yang jemput ya Bun? Pantesan mobil kok didepan cuma ada satu."

"Lah terus adek kamu bakal dibiarin pulang sendiri gitu, kan gak mungkin nak."

Netta tertawa kecil membuat Andini berdecak pelan dan tersenyum.

"Kamu naik apa kesini? Mobil?

"Mana ada? Netta gak berani bawa mobil sampai SIM Netta keluar, mending pake ojek online aja aman. "

"Ck, selalu aja jawabannya gitu."

"Oiya Bunda,"

"Iya sayang" Jawab Andini yang dari tadi sibuk membersihkan meja agar tampak acara kecil-kecilan ini terlihat baik.

"Bunda sama Ayah udah ketemu Bang Nevan?"  Tanya Netta ragu, Andini yang mendengar ucapan Netta seketika memberhentikan pekerjaannya.

Lantas berjalan kearah Netta yang memainkan makanan dihadapan nya.
"Sudah" ucapnya lalu duduk disebelah Netta.

Netta tersenyum kecil, sedikit lega bahwa keluarganya yang sekarang tidak memeperdulikan masa lalu buruk kakaknya bahkan mereka membantu Nevan agar segera sembuh.

"Dan Nevan bilang ke Bunda, udah 3 bulan ini kamu gak jenguk Nevan, betul?"

Netta melirik kearah Andini dan mengangguk pelan.
"Kenapa? Padahal Bunda sama Ayah selalu jenguk Nevan tiap Minggu." Tanyanya.

Netta menghela nafas panjang, bukan berarti dirinya tidak peduli dengan Nevan atau membencinya, entahlah Netta sedang tidak paham dengan perasaan nya saat ini, ditambah datang kehadiran Ganda dikehidupan nya.

Andini tersenyum maklum, tangannya terulur menyentuh pipi lembut gadis itu. "Bunda paham nak, tapi tidak dengan cara menghindar bang Nevan tiba-tiba, dimasa penyembuhan nya ini Nevan juga butuh Netta."

Mata Netta berkaca-kaca mendengar tuturan Andini, bagaimana bisa wanita yang notabene nya bukan ibu kandungnya bisa membuat kenyamanan dan ucapan hangat yang bisa membut perasaan nya kembali pulih walaupun tidak 100%.

CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang