Bagian 9

17 7 1
                                    

Gadis kecil berambut pendek duduk dipinggir taman sebari memegang coklat greentea ditangannya, dan melihat lelaki yang baru saja menjadi temannya selama seminggu ini.

Sedangkan lelaki kecil itu, asik bermain bola basket dengan asal-asalan dan berusaha memasukkan kedalam ring yang tiangnya cukup tinggi dari badannya.

Walaupun bola tersebut tidak berhasil masuk, lelaki itu tetap bersih keras memasukan bola berkali-kali walaupun gagal.

Netta terkadang tertawa geli melihat kelakuan Ganda yang bolak balik mengambil dan melempar bola yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya.

"Kamu kan masih kecil gak mungkin bisa masukin bola yang tiangnya tinggi banget." Teriak Netta, membuat Ganda membiarkan bola yang habis dilemparnya menggelinding kearah lain.

Ganda menendang batu kecil lalu melangkah mendekat kearah Netta dan duduk disebelahnya.

Netta menyodorkan  botol minum kearah Ganda yang berwarna merah muda dengan gambar Barbie sebagai hiasan.

Ganda mengambil dan segera meminumnya sampai air tersebut habis.

"Kamu mau coklat nya?" Tawar Netta lagi, Ganda menggeleng.

Matanya masih menatap ring dengan ukuran tinggi dan memikirkan ucapan Netta bahwa dirinya memang masih belum bisa untuk melemparkan bola yg bisa dibilang sedikit besar dari tubuhnya.

"Gak usah dipikir, lagian kan nanti kamu besar, suatu saat juga bisa kok masukin."

"Ya tapi kan lama banget, apalagi kita baru masuk sekolah TK nol kecil. Harus nunggu berapa tahun lagi masa'?" Kesal Ganda membuat Netta lagi-lagi tertawa melihat kelakuan Ganda.

"Bang Nevan aja baru kelar 2 SD bisa main bola basket, nah kamu juga pasti bisa main dan ngalahin bang Nevan." Hibur Netta

"Lama! Tapi kalo besarnya bareng Netta, Ganda mau terus main bola basket bareng-bareng buat ngalahin bang Nevan."

"Kalo bang Nevan kalah suruh dia beliin kita berdua es krim matcha yang di pinggir sekolah ya, hahah."

Mereka berdua tertawa membayangkan yang mereka pikir, membahas bagaimana mereka nanti dewasa dan berhasil mengalahkan Nevan.

Dan kepolosan mereka berdua membuat tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi kedepannya.

*****

Hari ini adalah hari dimana Erga akan melakukan turnamen silat yang diselenggarakan di gor Serba guna yang tempatnya berada di tengah-tengah kota Bandung.

Sebelum turnamen, acara pembukaan adalah pertandingan basket sekolahnya dengan sekolah SMAN 1 Bandung.
Dan seluruh siswa dari sekolahan lain banyak yang datang untuk memeriahkan dan ikut serta mengikuti turnamen.

Netta melihat pertandingan itu di pinggir lapangan dengan pikiran masa lalu yang menyelimuti kenangannya dulu.

Kapten basket sekolahnya sekaligus menyandang ketua osis SMA Panca Jaya yang biasa disebut dengan panggilan Kevin berhasil mencetak gol berkali-kali dan team mereka tidak memberi kesempatan sedikit pun kepada lawan.

Dengan tepuk tangan dan pandang lurus ke depan, hati Netta sedikit teriris saat mengenang dirinya bermain basket dengan Ganda di taman komplek.
Dengan tujuan untuk mengalahkan Bang Nevan.

"Nett gue kebelakang ya, bentar lagi gue mulai."

Suara Erga mengagetkan Netta yang sedari tadi pikirannya tidak ada disana.

CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang