Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
"Kenapa?" Satu pertanyaan yang sejak tadi Taeyong lontarkan karena merasa belum puas dengan alasan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
"Jisoo juga ingin memiliki pengalaman bersekolah di sekolah umum, bukan di sekolah khusus perempuan saja." Jelas mama Taeyong mencoba memberi pengertian pada sang putra.
"Lalu kenapa aku harus ikut pindah?" Tanya Taeyong lagi menatap kedua orang tuanya heran.
Ya lantas kenapa dia juga harus ikut pindah dari asrama dan menetap di flat bersama gadis itu? Itu yang sejak tadi membuat Taeyong heran.
"Kau harus melindungi Jisoo. Bagaimanapun, pengalamannya sangat minim. Pasti ayah bundanya khawatir." Jelas papa Taeyong ikut memberikan penjelasan.
"Kenapa dia tiba-tiba ingin pindah?" Heran Taeyong sembari memijit pelipisnya.
"Aku hanya bosan." Ucap seorang gadis tiba-tiba muncul dan langsung duduk di samping Taeyong.
"Biar aku yang akan menjelaskan padanya Ma Pa." Imbuh Jisoo menggandeng lengan Taeyong untuk berdiri dan ikut bersamanya.
"Dear, kebiasaan langsung masuk saja." Tegur bunda Jisoo yang berjalan masuk dengan sang suami yang secara otomatis membuat Jisoo meringis tidak enak. Ya kebiasaan dia menganggap rumah Taeyong seperti rumahnya sendiri.
"Tidak masalah." Timpal mama Taeyong dengan kekehan.
"Baiklah, biar anak-anak yang menyelesaikan masalahnya sendiri." Imbuh papa Taeyong yang langsung berbincang dengan ayah Jisoo, sahabatnya sejak dulu.
Setelahnya Jisoo langsung menarik Taeyong menuju kamar pria itu untuk memberikan penjelasan agar dia mau bekerja sama dengan Jisoo.
"Ayolah bantu aku." Pinta Jisoo menatap Taeyong yang menampilkan raut datar sembari menatap arah luar balkon.
"Aku hanya ingin memiliki pengalaman baru. Aku bosan bersekolah di sekolah khusus perempuan terus menerus." Imbuh Jisoo yang masih belum mendapat respon dari Taeyong.
"Aku tidak akan banyak merepotkanmu." Imbuh Jisoo yang langsung meringis saat mendapat tatapan tajam dari Taeyong.
Ya bukannya itu berarti Jisoo akan tetap merepotkan Taeyong?
"Ayolah." Bujuk Jisoo sembari menggoyangkan lengan Taeyong yang dia genggam.
Cup
Jisoo mencium pipi kanan Taeyong tiba-tiba. Setelahnya terdengar helaan napas panjang dari Taeyong yang kembali menatap Jisoo lagi. Ya senjata pamungkas agar Taeyong mau membuka mulutnya pada Jisoo.
"Jujur padaku." Perintah Taeyong singkat.
"Baiklah, kau memang tidak suka berbelit." Cibir Jisoo yang sedikit kesal.
"Kau dibuli?" Tanya Taeyong tepat sasaran sembari menarik ke atas lengan baju kanan Jisoo.
"Dear?" Tanya Taeyong lagi sembari menatap Jisoo yang terlihat diam.
"Hmm." Gumam Jisoo tersenyum paksa. "Dan aku tidak suka itu." Imbuh Jisoo sembari menurunkan lagi lengan bajunya.
"Kenapa tidak lapor?" Tanya Jisoo seolah bisa membaca pikiran Taeyong.
"Aku sudah melakukannya berulang kali, tetapi anehnya dia selalu bisa bebas. Ya meskipun aku hanya lapor kepada pihak sekolah bukannya orang tuaku." Gumam Jisoo yang beralih memainkan jari tangan Taeyong yang berada digenggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear ::✓::
Fanfiction‼️ BELUM DIEDIT ‼️ "Ayolah, bantu aku. Kau yang paling mengenalku." Rengek Jisoo masih setia membujuk Taeyong meskipun nanti pria itu juga ujung-ujungnya akan membantunya. Cup Jisoo kembali mencium pipi Taeyong agar pria itu mau menjawabnya. Tentu s...