Dear: 8

5.7K 716 62
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Hari ini adalah hari ulang tahun Taeyong yang beruntungnya bertepatan dengan akhir pekan. Kesempatan itu digunakan baik oleh keluarga Taeyong dan Jisoo untuk berlibur. Ke mana kira-kira mereka merayakan ulang tahun Taeyong? Jawabannya adalah Kanada. Iya hanya dua hari saja sempat-sempatnya ke Kanada. Akan tetapi, pernah dengar kata-kata ini bukan? Orang kaya mah bebas. Ya kira-kira seperti itulah yang terjadi di keluarga Lee dan Kim tersebut.

Hmm, untuk hukuman Taeyong kemarin cukup ringan sebenarnya. Itupun atas bantuan keras Jisoo. Akan tetapi, anehnya yang dihukum Taeyong, yang uring-uringan adalah Papa Lee. Iya kali ini yang memberi hukuman adalah Nyonya Besar Lee. Mama Taeyong melarang Taeyong berlatih tembak untuk waktu dua bulan.

Sebenarnya dalam satu bulannya, latihan itu dilakukan delapan kali. Yang membuat Papa Lee uring-uringan, karena Taeyonglah yang menjadi lawan pria itu untuk mencetak skor setinggi-tingginya. Eh ini malah dilarang, selama dua bulan lagi, itu berarti Papa Lee kehilangan enam belas kali tanding dengan anaknya itu. Miris memang, karena secara tidak langsung papa Taeyong malah ikut terkena imbasnya.

"Kanada... Kanada..." Gumam Jisoo dengan senyum sumringah.

"Aku tidak sabar untuk sampai di sana."

"Kira-kira apa yang akan kita lakukan di sana?"

"Bagaimana cuaca di sana ya?"

Pertanyaan terus saja keluar dari Jisoo tanpa adanya respon yang berarti dari Taeyong.

Cup

"Kenapa?" Tanya Taeyong akhirnya sembari menatap Jisoo yang menyipit kesal padanya.

"Kenapa kau mengabaikanku?" Tanya balik Jisoo dengan wajah cemberut.

"Kenapa?" Ulang Taeyong dengan nada sabar.

"Jawab pertanyaanku tadi."

"Jawaban pertama, aku tidak tau. Jawaban kedua, musim gugur." Jawab Taeyong sekenanya sembari menyamankan posisinya yang bersender di kursi di dalam pesawat. Sebelum setelahnya pria itu memilih memejamkan matanya.

"Tidur, Dear." Geram Taeyong yang tiba-tiba membuka kembali matanya dan menangkap basah Jisoo yang akan mengerjainya.

"Ck. Aku tidak mengantuk." Gumam Jisoo kesal karena aksinya terpergok oleh Taeyong.

"Dengarkan musik saja." Timpal Taeyong sembari memasang earphone di telinga Jisoo yang seketika membuat gadis itu tersenyum senang.

Ya memang untuk mengalihkan perhatian Jisoo cukup melakukan hal sepele yang kira-kira disukai oleh gadis itu. Padahal niat Taeyong jelas terbaca, karena Jisoo terlalu banyak bicara padanya. Jadi, untuk membungkam gadis itu, ya dengan cara yang dilakukan Taeyong tadi.

---

"Kanada!" Seru Jisoo dengan senyum merekah.

"Hotel." Interupsi Taeyong yang membuat Jisoo cemberut. Iya Jisoo tau jika dihadapan mereka saat ini adalah hotel. Dia kan hanya ingin mengatakan hal tadi saja.

"Ayo kita mulai makan malam kita." Ucap Mama Taeyong melerai keduanya.

Di sinilah mereka semua berakhir. Di sebuah restoran hotel yang disewa khusus untuk ulang tahun Taeyong malam ini. Tidak berlebihan sebenarnya, mengingat mereka lebih suka privat untuk acara keluarga seperti sekarang.

"Ck, kau seperti perempuan." Ledek Jisoo pada Taeyong yang sedang menatap pemandangan Kanada di malam hari dari jendela restoran yang mereka sewa. Bahkan, pria itu langsung mengernyit tidak terima pada perkataan Jisoo barusan.

Dear  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang