Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
"Yong, bisa temani Rose di lapangan nanti? Ada seorang dari sekolah sebelah yang ingin berbicara dengannya. Sepertinya dia menyukai Rose, tetapi kau tau sendiri aku harus melindungi gadis itu dari pria yang kurang benar. Kurasa pria itu tidak terlalu baik, tetapi sialnya dia temanku. Aku tidak enak jika bersifat terlalu protektif di depannya." Ucap Eunwoo tiba-tiba pada Taeyong saat mereka tidak sengaja bertemu di kamar mandi.
"Kenapa tidak Jaehyun?" Tanya Taeyong mengernyit.
Eunwoo berdecak, "Aku kan tidak merestui mereka."
"Kau kan terlihat dingin. Jadi, pasti anak itu akan segan untuk mendekati Rose." Imbuh Eunwoo memohon.
"Aku bukan-"
"Iya kau bukan siapa-siapanya Rose, anggap saja kau sedang menolongnya nanti." Potong Eunwoo cepat.
"Jam berapa?" Tanya Taeyong akhirnya.
"Sepulang sekolah. Biar aku yang mengantar Jisoo." Ucap Eunwoo yang membuat Taeyong mengernyit.
"Kau sedang mencari alasan untuk mendekatinya?"
"Tidak! Tidak! Bukan begitu! Aku hanya menawarkan. Kali saja kalian lama, kasihan Jisoo menunggu. Jika Jisoo ikut, nanti bisa-bisa temannya yang lain malah menargetkan Jisoo." Sanggah Eunwoo cepat yang seketika meruntuhkan pemikiran Taeyong yang akan mengajak Jisoo saja.
"Baiklah." Jawab Taeyong sekenanya.
"Yang mana? Yang kau membantuku? Atau aku mengantar Jisoo? Atau dua-duanya?"
"Membantumu. Temani Jisoo sebentar di sini, aku akan tetap pulang bersamanya." Jawab Taeyong tegas yang diangguki setuju oleh Eunwoo.
"Terima kasih!" Seru Eunwoo dengan senyum mengembang pada Taeyong yang sudah lebih dulu berjalan ke kelasnya.
---
"Huh? Taeyong? Ada apa?" Tanya Rose yang bingung saat pria itu tiba-tiba sudah berada di depan kelasnya pada jam pulang sekolah.
"Eunwoo mengatakan ada yang ingin bertemu denganmu." Jelas Taeyong sekenanya yang membuat Rose mengerjab.
"Ah benar. Dia mengatakannya tadi." Gumam gadis itu sembari berjalan mengikuti Taeyong yang sudah dulu melangkah.
"Ngomong-ngomong kenapa kau yang menemaniku?"
"Eunwoo yang memintanya." Jawab Taeyong sekenanya sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru lapangan outdoor.
"Itu mereka?"
"Huh? Sepertinya iya." Jawab Rose tergagap.
"Aku akan menunggumu di sini. Berbicaralah." Perintah Taeyong yang berdiri kira-kira empat meter dari gerombolan anak sekolah sebelah.
Setelahnya terlihat salah satu pria yang berbicara dengan Rose. Sejauh yang Taeyong lihat, pria itu tidak terlihat buruk. Bahkan, beberapa kali malah tertawa bersama Rose. Mungkin hanya teman-temannya yang lain yang sedikit membuat Rose risih.
Pandangannya kini mengedar sekilas ke area lain lapangan. Saat Taeyong kembali melihat Rose, terlihat pria tadi akan memojokkan Rose ke dinding kawat yang mengelilingi lapangan outdoor tersebut. Teringat ucapan Eunwoo agar menjaga Rose, langkah tegap Taeyong mulai mendekati mereka.
Sudah terlihat Rose yang mulai mendorong pria yang langsung mencengkeram kedua tangan Rose yang memberontak. Bukankah seharusnya Rose melawan? Setahu Taeyong, gadis itu cukup waspada terhadap pria. Pada Jaehyun saja iya, yang notabennya ketua OSIS. Well, sebenarnya Rose terlihat sudah melawan sekarang. Akan tetapi, terlihat sia-sia karena tangannya yang terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear ::✓::
Fanfiction‼️ BELUM DIEDIT ‼️ "Ayolah, bantu aku. Kau yang paling mengenalku." Rengek Jisoo masih setia membujuk Taeyong meskipun nanti pria itu juga ujung-ujungnya akan membantunya. Cup Jisoo kembali mencium pipi Taeyong agar pria itu mau menjawabnya. Tentu s...