Dear: 4

6.4K 793 41
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Benar saja yang dikatakan papa Taeyong tadi. Sebuah mobil hitam sudah mengikuti di belakang mobilnya. Bukankah papanya sangat bergerak cepat?

"Sudah sampai?" Tanya Taeyong pada Ten, teman yang dia mintai tolong tadi. Tentu saja lewat panggilan telepon.

"Ya, aku bahkan sudah mendaftar. Wow, gadismu benar-benar cantik." Ucap Ten antusias.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Taeyong berusaha menahan sedikit emosinya dan tetap berusaha tenang.

"Baik kurasa, dia masih utuh. Bahkan, masih mengenakan seragam lengkap. Kutebak dia diculik saat pulang sekolah?" Jawab Ten terdengar tenang.

"Hmm, jam berapa mulainya?" Tanya Taeyong sembari memarkirkan mobilnya.

"Sebentar lagi, ini saja aku sudah di dalam mobil. Sebagai informasi, gadismu benar-benar membuat banyak pria tertarik. Untung saja ini balapan tunggal." Jelas Ten santai.

Taeyong bertanya cepat, "Di mana kau?"

"Kau sudah sampai? Cepat sekali?" Timpal Ten sembari berdecak takjub.

"Aku sudah melihatmu, 72 derajat dari tempatmu berdiri." Imbuh Ten berubah serius seketika.

"Hey." Sapa Ten sembari melambaikan tangannya dan tersenyum lebar saat Taeyong sudah melihatnya.

"Gadismu ada di derajat 250." Jelas Ten yang langsung diikuti oleh Taeyong.

Ya satu yang Taeyong tidak sukai dari Ten, dia sangat suka menunjuk arah dengan derajat. Alhasil Taeyong harus berpikir terlebih dahulu untuk melihat tempat yang ditunjuk. Benar-benar memperlama waktu.

"Menangkan balapan ini." Perintah Taeyong dan langsung mematikan sambungannya karena balapan yang akan dimulai.

Ya ternyata Jisoo dijadikan taruhan malam ini. Apalagi jaminannya adalah keperawanan gadis itu. Bahkan, untuk menjadi peserta malam ini harus merogoh kocek cukup besar. Satu setengah juta dollar hanya untuk mendaftar. Ya cukup membuat papanya curiga Taeyong menarik uang sebesar itu. Belum ditambah hal lain yang jauh lebih besar. Pantas saja papanya itu ingin menggantikan tabungannya. Jelas tabungan Taeyong cukup terkeruk saat ini.

Ya Taeyong yang membayar pendaftaran itu. Sedangkan yang berlomba tentu Ten, dia jauh lebih ahli dalam hal ini. Karena tentunya Taeyong tidak sembarangan memilih orang.

Kini pandangannya terpaku pada Jisoo yang berdiri cemas saat perlombaan sedang berlangsung. Ya pastinya gadis itu sudah tau jika dia dijadikan sebagai taruhan. Pastinya juga dia tau nasib apa yang menantinya nanti. Bahkan, mungkin otaknya itu sedang mencari kemungkinan agar dirinya bisa kabur di saat pengawasan yang ketat. Satu hal yang kini Taeyong kagumi, gadis itu tidak menangis saat ini. Ya meskipun kemungkinan dia sudah menangis tadi.

Setelah menunggu beberapa puluh menit, akhirnya perlombaan selesai dan dimenangkan oleh Ten. Tentunya dia langsung bersorak gembira saat keluar dari mobil. Bukan karena mendapat Jisoo, melainkan mobil yang dia pakai saat ini. Ya itu imbalan yang Ten minta. Mobil terbaru dengan desain terbaik dan harga selangit. Lengkap sudah tabungan Taeyong terkuras. Sepertinya papanya itu akan memberikan setengah harga untuk dikembalikan ke tabungannya agar mamanya tidak curiga nanti. Ya syukurnya jika memiliki papa yang teliti dan inisiatif.

"Ayo ikut denganku cantik." Ucap Ten dengan senyum lebar dan menarik pelan tangan Jisoo untuk mendekat ke arahnya.

"Jangan membantingku. Aku hanya diperintah untuk menolongmu." Bisik Ten cepat ditelinga kiri Jisoo.

Dear  ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang